Suami Diduga Bunuh dan Kubur Istri di Lantai Rumahnya di Indramayu
M (60) diduga membunuh Junah (63), istrinya, karena cekcok soal uang. Terduga pelaku lalu mengubur korban dalam lantai rumahnya di Desa Bangodua, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — M (60), lansia warga Desa Bangodua, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, diduga membunuh istrinya, Junah (63), setelah cekcok soal uang. M lalu mengubur korban di kediaman mereka.
Aksi itu terungkap setelah warga membongkar lantai rumah korban yang beralaskan tanah, Sabtu (5/9/2020) pukul 18.30. Setelah menggali sekitar 60 sentimeter, warga menemukan jasad korban di samping ranjang.
”Ini berawal dari kecurigaan warga karena korban tidak terlihat selama 40 hari. Bau busuk juga tercium dari rumah. Selama ini, hanya mereka berdua yang tinggal di sana. Informasi warga, keduanya sering bertengkar,” kata Ketua RT 008 RW 004 Desa Bangodua Casnadi, Senin (7/9).
Hingga Senin siang, garis polisi masih mengelilingi rumah berukuran 4,5 meter x 4 meter itu. Bau busuk masih tercium, membuat warga yang melintas di sekitar rumah menutup hidungnya. Kasur, koper, dan sepeda tua teronggok di belakang rumah.
Menurut Casnadi, M selama ini bekerja serabutan, seperti buruh tani, sedangkan istrinya merupakan ibu rumah tangga. Mereka memiliki empat anak, tetapi kebanyakan bekerja di luar Indramayu.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Indramayu Ajun Komisaris Hamzah Badaru mengatakan, berdasarkan pemeriksaan sejumlah saksi dan terduga pelaku, pembunuhan itu dipicu masalah uang. Semua berawal ketika Junah meminta Rp 150.000 untuk kebutuhan harian kepada suaminya. Namun, M saat itu sedang tidak punya uang.
”Mereka lalu bertengkar. Ada kata-kata korban yang ingin mengusir suaminya. Suaminya jengkel dan sakit hati. Korban lalu dicekik hingga tidak bergerak. M lalu pergi selama tiga hari,” ujarnya. Saat kembali, M mengubur jasad korban.
”Untuk kondisi kejiwaan (terduga pelaku), kami belum melihat ada indikasi gangguan kejiwaan karena yang bersangkutan masih bisa berkomunikasi,” ujarnya. Meski demikian, pihaknya telah berkoordinasi dengan psikolog untuk memeriksa kondisi M.
Menurut Hamzah, pihaknya masih menunggu hasil otopsi jasad korban untuk mendalami kasus tersebut. Terduga pelaku kini masih dalam pemeriksaan petugas di Polres Indramayu.
Perempuan selalu menjadi korban. Pemerintah, warga, dan keluarga yang bersangkutan harus gotong royong untuk mengatasi ini.
Sebelumnya, kasus pembunuhan oleh suami terhadap istri pernah terjadi di Indramayu. Pertengahan 2019, misalnya, SP (15), warga Desa Dukuh Tengah, Karangampel, dibunuh oleh UN (19), suaminya sendiri yang juga tetangga desa. Kasus serupa juga terungkap di Lamarantarung, Kecamatan Cantigi, Oktober 2017.
Sekretaris Cabang Koalisi Perempuan Indonesia Indramayu Yuyun Khoerunnisa menilai kasus pembunuhan suami terhadap istri di Indramayu menunjukkan tingginya beban hidup, termasuk ekonomi. ”Perempuan selalu menjadi korban. Pemerintah, warga, dan keluarga yang bersangkutan harus gotong royong untuk mengatasi ini,” ucapnya.