Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Positif Covid-19, Kunjungan Dinas Dihentikan
Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat, Fitria Pamungkaswati terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara itu, sebanyak 53 orang dinyatakan positif di Kabupaten Cirebon, termasuk pegawai negeri sipil Pemkab Cirebon.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat, Fitria Pamungkaswati terkonfirmasi positif Covid-19. Akibatnya, selain meniadakan kegiatan tatap muka anggota Dewan, kunjungan DPRD dari luar daerah juga dihentikan.
Fitria terdeteksi tertular virus korona jenis baru setelah menjalani tes usap tenggorokan pada Senin (7/9/2020). Sebanyak 47 anggota Dewan dan pegawai sekretariat DPRD juga mengikuti tes serupa. ”Namun, hanya Bu Fitria yang positif Covid-19. Selebihnya negatif,” ucap Sekretaris DPRD Kota Cirebon Agus Sukmanjaya.
Tes usap massal itu dilakukan setelah Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi terkonfirmasi positif Covid-19. Fitria dan sejumlah anggota Dewan lainnya sempat rapat bersama sekda pada Sabtu (29/8/2020) dan Kamis (3/9/2020).
Akan tetapi, Agus belum bisa memastikan apakah Fitria terpapar dari Sekda Kota Cirebon atau tidak. Sebagai pejabat publik, lanjutnya, mobilitas Fitria cukup tinggi. Akhir pekan lalu, misalnya, politisi PDI-P ini turut mengantar pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Indramayu untuk mendaftar di KPU setempat.
”Selama ini, DPRD sudah menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatannya,” lanjutnya. Setiap orang yang memasuki kantor DPRD Kota Cirebon, misalnya, diharuskan mencuci tangan dengan sabun dan menjalani pengukuran suhu tubuh. Satu dari dua akses masuk ke kantor juga ditutup. Penyemprotan disinfektan pun rutin dilakukan dua hari sekali di area DPRD.
Selain itu, kegiatan anggota Dewan, termasuk rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran–Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS), akan berlangsung tanpa tatap muka atau virtual. Rencana kunjungan DPRD dari daerah lain juga dihentikan sementara.
”Sebagian besar kunjungan dari DPRD di Jawa Tengah. Dalam seminggu bisa lima sampai enam DPRD dari luar daerah yang berkunjung ke sini,” ujar Agus. Pihaknya belum tahu kapan DPRD dari daerah lain bisa kembali berkunjung ke Cirebon.
Anggota DPRD Kota Cirebon dan pegawai sekretariat akan menjalani tes usap pada Selasa (15/9/2020) depan. Adapun Fitria menjalani isolasi mandiri di rumahnya karena tidak mengalami gejala klinis Covid-19.
Kluster perkantoran
Di Kabupaten Cirebon, kluster perkantoran di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon berpotensi muncul lagi. Setelah lima pegawai bagian hukum Sekretariat Daerah Cirebon, dua pegawai pemkab terdeteksi positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni enggan menyebutkan asal instansi kedua kasus positif baru tersebut. ”Sampai sekarang, sudah ada 12 pegawai negeri sipil Cirebon yang positif Covid-19, termasuk salah satu kepala dinas. Jumlahnya masih bisa bertambah karena hasil tes swab (usap) OPD (organisasi perangkat daerah) belum selesai,” ujarnya.
Pihaknya tengah melakukan tes usap massal terhadap 41 OPD di Cirebon sejak Senin hingga Rabu (7-23/9/2020). Dengan begitu, katanya, kluster perkantoran bisa muncul kembali. Selain memberlakukan kerja dari rumah (work from home) pada sejumlah instansi, pemkab juga memperketat penegakan protokol kesehatan di kantor.
Apalagi, pada Rabu (9/9/2020), Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon melaporkan secara tertulis 53 kasus positif baru di Cirebon. Ini merupakan rekor penambahan kasus harian tertinggi yang pernah dilaporkan.
Dari 133 tempat tidur di ruangan isolasi, terdapat 70 pasien. Di ICU, dari 13 tempat tidur, ada 6 pasien yang dirawat.
Dengan demikian, kasus positif Covid-19 Cirebon kini mencapai 418 orang. Sebanyak 19 orang di antaranya meninggal dan 130 orang lainnya dinyatakan sembuh. Cirebon menjadi daerah dengan kasus positif Covid-19 terbanyak di Jabar bagian timur.
Meskipun lonjakan kasus terus terjadi, Eni mengatakan, ruangan isolasi masih tersedia. ”Dari 133 tempat tidur di ruangan isolasi, terdapat 70 pasien. Di ICU, dari 13 tempat tidur, ada enam pasien yang dirawat. Semoga tidak ada penambahan pasien lagi. Masyarakat harus disiplin dengan protokol kesehatan,” katanya.