Kluster Penularan di Kepri Bertambah, 10 Santriwati Terjangkit Covid-19 di Bintan
Kluster penularan Covid-19 terus bertambah di Kepulauan Riau. Yang terbaru, sebanyak 10 santriwati terjangkit Covid-19 di Pondok Pesantren Darussilmi, Bintan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Kluster penularan Covid-19 terus bertambah di Kepulauan Riau. Terbaru, 10 santriwati terjangkit Covid-19 di Pondok Pesantren Darussilmi, Bintan. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah karena saat ini proses pelacakan kontak dan pengambilan sampel usap masih berlangsung.
Kepala Dinas Kesehatan Bintan Gama Isnaeni, Selasa (15/9/2020), mengatakan, pelacakan kontak masih dilakukan. Sampai saat ini, 50 santriwati telah menjalani tes usap. Hari ini, kemungkinan akan ada tambahan 50 sampel baru lagi yang akan dikirim ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam.
"Awalnya, seminggu yang lalu, ada anak mengeluh (indra) pengecap dan penciumannya berkurang. Anak itu kemudian dites usap di Batam, ternyata ia dan orangtuanya positif Covid-19," kata Gama, saat dihubungi melalui telepon dari Batam.
Setelah itu, Dinkes Bintan menelusuri kontak pasien tersebut dan membawa sejumlah santriwati yang mengalami gejala sama ke Puskesmas Toapaya. Pada Jumat (11/9/2020), Dinkes Bintan mengumumkan 10 santriwati positif Covid-19 di Ponpes Darussilmi. Belakangan diketahui juga, ada beberapa santri putra yang mengalami gangguan indra pengecap dan penciuman.
"Para santriwati yang positif saat ini sudah dikarantina di RSUD Raja Ahmad Tabib, Tanjung Pinang. Adapun santri yang lain masih tinggal di pondok, menunggu tes usap selesai dan keluar hasilnya," ujar Gama.
Kepala Ponpes Darussilmi Imran Abdul Rasyid mengatakan, di sana terdapat 200 santriwati dan 230 santri putra. Mobilitas orang di pondok itu sekarang diawasi ketat oleh Dinkes Bintan dan Satpol PP Bintan. Guru dari luar pondok maupun keluarga belum boleh memasuki area tersebut hingga pelacakan kontak dan tes usap selesai dilakukan.
"Pelajaran untuk yang santriwati dikurangi. Saat ini, hanya ada pelajaran mengaji dan olahraga saja. Sedangkan aktivitas santri putra masih normal karena pondokannya terpisah," kata Imran.
Ia menambahkan, sampai saat ini, belum dapat diketahui pasti dari mana para santriwati di Ponpes Darussilmi tersebut terpapar Covid-19. Namun, ia menduga, para santri tersebut tertular Covid-19 dari para pengunjung pondok yang datang dari luar Bintan.
Ruang rawat penuh
Data Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri menunjukkan, hingga 15 September, terdapat 1.497 pasien positif. Bintan dengan 94 pasien positif merupakan kabupaten/kota ketiga di Kepri dengan jumlah kasus terbanyak setelah Tanjung Pinang (273) dan Batam (991). Total jumlah pasien meninggal mencapai 49 orang.
Terus bertambahnya jumlah pasien positif Covid-19 di Kepri tersebut membuat sejumlah rumah sakit rujukan kewalahan melayani pasien. Di Tanjung Pinang, Gugus Tugas Kepri telah menambah ruang isolasi di RSUD Raja Ahmad Tabib dari 15 ruang kini menjadi 30 ruang. Selain itu, sebanyak 15 ruang isolasi tambahan juga disiapkan di RSUD Kota Tanjung Pinang dan RS Angkatan Laut Dr Midiyato Suratani.
Kepala Dinkes Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, kapasitas ruang isolasi seluruh rumah sakit di kota itu hanya 60 pasien. Penambahan ruang harus dilakukan, karena ada 126 pasien positif Covid-19 yang membutuhkan perawatan. "Sekarang ruang biasa juga terpaksa dipakai untuk isolasi," ucapnya.
Sementara itu, Kepala RS Khusus Infeksi Covid-19 Pulau Galang Kolonel Ckm Khairul Ihsan Nasution mengatakan, saat ini, mereka merawat 266 orang. Sebanyak 149 pasien di antaranya sudah dinyatakan positif Covid-19 dan sisanya masih menunggu hasil pemeriksaan PCR. Fasilitas kesehatan itu awalnya dibangun untuk menampung 1.000 pasien, tetapi saat ini baru mampu menampung maksimal 360 pasien.