Pertumbuhan Kasus di Sulut Melambat, Gugus Tugas Tetap Waspada
Jumlah kasus baru Covid-19 yang teridentifikasi di Sulawesi Utara jatuh hingga 62 persen dalam rentang lima pekan. Meski demikian, gugus tugas tetap mewaspadai lonjakan kasus dalam pekan-pekan mendatang.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Jumlah kasus baru Covid-19 yang teridentifikasi di Sulawesi Utara turun hingga 62 persen dalam rentang lima pekan. Selama itu, lebih dari 2.000 sampel usap diuji di dua laboratorium di Sulut. Meski demikian, gugus tugas tetap mewaspadai lonjakan kasus dalam pekan-pekan mendatang.
Hingga Selasa (15/9/2020) sore, Sulut telah mengakumulasi 4.165 kasus Covid-19 menyusul pengumuman 16 kasus baru pada malam sebelumnya. Angka kesembuhan telah mencapai 77,64 persen atau 3.234 kasus setelah 30 orang dinyatakan sembuh pada hari yang sama.
Kendati kasus terus bertambah, Gugus Tugas Covid-19 Sulut menyimpulkan adanya penurunan identifikasi kasus baru dalam lima pekan terakhir. Selama pekan kedua September terdeteksi 147 kasus baru Covid-19. Jumlah itu menurun dari total kasus baru yang teridentifikasi selama pekan kedua Agustus, yaitu 379 kasus.
”Terdapat tren menurun selama enam minggu terakhir (sejak pekan pertama Agustus). Dari puncak terakhir pertambahan kasus baru pada minggu kedua Agustus, sudah terjadi penurunan sebesar 62 persen pada minggu kedua September,” kata dr Steaven Dandel, juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulut.
Jumlah kasus sempat melonjak dari 235 kasus pada pekan pertama Agustus menjadi 379 kasus pada pekan kedua Agustus. Sejak itu, kasus baru dalam sepekan terus menurun. Tren ini disebut sesuai dengan keadaan epidemiologis di lapangan. Sebab, jumlah sampel usap yang diuji cenderung meningkat.
Pada pekan kedua Agustus, ada 2.025 sampel yang tuntas diperiksa. Adapun pada pekan kedua September, dua laboratorium reaksi rantai polimerase (PCR) Sulut memeriksa 2.257 sampel. Jumlah sampel yang diperiksa bahkan sempat melonjak menjadi 2.803 sampel pada pekan keempat Agustus.
”Kegiatan tracing dan tracking (pelacakan) serta pengambilan sampel swab juga terus berjalan. Jumlah sampel yang diambil pun konstan di atas 2.000 sampel setiap minggu,” kata Steaven.
Adapun kasus yang masih aktif saat ini 18,46 persen dari seluruh kasus, yaitu 769 kasus. Steaven mengatakan, hanya sekitar 40 pasien yang membutuhkan perawatan di ruang isolasi selama pekan kedua September. Jumlah itu mencakup pasien terkonfirmasi positif, suspek, dan probable. Jumlah itu pun menurun dari kisaran 80 pasien pada pekan keempat Agustus.
Kendati begitu, Steaven menegaskan, pihaknya tidak akan terlena dengan keadaan yang membaik, tetapi meningkatkan kewaspadaan. Keputusan DKI Jakarta untuk memberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) harus menjadi tanda awas bahwa pandemi belum berakhir.
”Bisa saja kemudian terjadi eskalasi jumlah pasien terkonfirmasi. Pelaksanaan protokol kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19 harus tetap dilaksanakan sedisiplin mungkin,” ujar Steaven.
Roda ekonomi hanya bisa berputar jika kesehatan masyarakat terjaga.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey juga menegaskan pentingnya kepatuhan pada protokol kesehatan. Sebab, roda ekonomi hanya bisa berputar jika kesehatan masyarakat terjaga.
Di saat yang sama, kegiatan surveilans penyebaran Covid-19 juga perlu diperkuat. Pemprov Sulut pun membuka laboratorium biomolekuler di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) dengan kapasitas 1.000 sampel per hari, melengkapi tiga laboratorium yang kapasitasnya berkisar 600-750 sampel per hari.
Terdapat lima mesin reverse transcription PCR di laboratorium itu. Menurut Olly, jika semua mesin bekerja bersamaan, pengujian sampel pun dapat dipercepat. ”Berdirinya lab di Unsrat ini akan membantu kita mendeteksi penyebaran pandemi lebih awal,” katanya.
Pendirian laboratorium senilai Rp 12 miliar dari APBD Sulut ini digawangi oleh tenaga laboratorium yang telah memiliki sertifikat internasional dengan pengakuan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ia pun mengapresiasi Unsrat yang telah mencetak sumber daya manusia berkualitas tinggi.
Rektor Unsrat Ellen Joan Kumaat mengatakan, pendirian laboratorium ini bentuk kepedulian dan sinergi Unsrat dengan Pemprov Sulut terhadap keadaan sosial dan ekonomi Sulut yang didera pandemi. Bahkan, laboratorium ini dipercaya dapat membantu meningkatkan kapasitas tes di wilayah timur Indonesia.
Jika pandemi Covid-19 sudah berakhir, kata Ellen, laboratorium ini masih akan tetap menjalankan fungsinya. ”Laboratorium ini nantinya bisa digunakan untuk pemeriksaan tumor, kanker, dan penyakit lainnya,” katanya.