Surabaya Jemput Bola untuk Tes Usap Pasien Rawat Jalan
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menerapkan strategi jemput bola untuk pemeriksaan tes usap kepada 170 pasien rawat jalan yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyelesaikan pemeriksaan tes usap kepada 170 pasien rawat jalan yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Pemeriksaan dilakukan dengan strategi jemput bola karena ada sebagian pasien menolak melakukan tes usap ulang di puskesmas.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Sabtu (19/9/2020), mengatakan, ada pasien rawat jalan yang enggan melakukan tes usap di puskesmas yang sudah dijadwalkan. Padahal, pemeriksaan tes usap ulang itu diperlukan untuk mengetahui kondisi terbaru pasien. ”Jika saat tes usap ulang sudah negatif, maka dinyatakan sembuh,” ujarnya.
Selama ini, pasien rawat jalan dijadwalkan khusus untuk mengikuti tes usap di puskesmas. Pemeriksaan juga dilakukan kepada anggota keluarga yang tinggal serumah untuk mencegah penularan di kluster keluarga.
Jika saat tes usap ulang sudah negatif, maka dinyatakan sembuh.
Namun, dalam catatannya, ternyata ada sekitar 30 pasien rawat jalan yang tidak segera mengambil sampel tes usap ulang sehingga mereka belum bisa dinyatakan sembuh. Oleh sebab itu, sejak 18-19 September dilakukan jemput bola untuk mengambil sampel tes usap kepada semua pasien rawat jalan di Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menuturkan, pihaknya selalu mengingatkan dan membujuk pasien rawat jalan untuk mengikuti tes usap sesuai jadwal. Namun, dari 170 pasien rawat jalan yang tersisa, sebanyak 30 orang tidak kunjung mau mengikuti tes usap ulang.
”Mungkin ada yang tidak sempat atau belum siap, tetapi hari ini kami tuntaskan semua dengan datang langsung ke rumah-rumah,” ujarnya.
Pihaknya selalu menyarankan agar pasien tanpa gejala mau diisolasi di tempat isolasi yang telah disediakan, yakni Asrama Haji Surabaya. Isolasi yang terpisah dari keluarga bisa mengurangi risiko penularan para penghuni rumah.
Tes gratis
Febria menambahkan, saat ini warga bisa meminta tes usap secara gratis di puskesmas. Tes gratis terutama diberikan kepada pelaku perjalanan, tetapi warga di luar kategori pelaku perjalanan pun akan tetap dilayani.
Menurut dia, kluster pelaku perjalanan perlu diwaspadai karena banyak orang Surabaya yang bepergian ke luar kota dan bertemu dengan banyak orang. Ketika kembali ke rumahnya, mereka diminta untuk melakukan tes usap yang hasilnya bisa keluar dalam waktu sekitar 1,5 jam.
Risma mengatakan, hasil tes usap bisa keluar dalam waktu singkat karena mereka memiliki reagen khusus. Reagen ini merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan untuk Surabaya. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah yang buka selama 24 jam.
Tes gratis bagi warga Surabaya, lanjutnya, bisa terwujud berkat solidaritas dari sejumlah pihak. Pemkot Surabaya mendapatkan bantuan reagen, mesin PCR, serta alat pelindung diri dari kementerian, lembaga, BUMN, swasta, dan masyarakat umum. Bantuan itu langsung didistribusikan karena kebutuhan di lapangan sangat tinggi.
Seperti hari ini, kelompok yang menamakan diri Crazy Rich Surabaya memberikan bantuan alat pelindung diri (APD). Mereka datang ke Balai Kota Surabaya mengendarai mobil mewah. ”Kami, anak-anak muda, ingin berkontribusi untuk Surabaya,” kata salah satu penyumbang, Melvin Tenggara.