Puluhan Orang Hadiri Pemakaman Putra Wali Kota Jambi yang Positif Covid-19
Perlakuan istimewa jenazah putra bungsu Wali Kota Jambi yang positif Covid-19 berpotensi menimbulkan kluster baru. Hal itu juga bisa memicu warga merampas jenazah anggota keluarga yang meninggal karena Covid-19.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Puluhan pejabat, petugas, dan keluarga mengikuti secara langsung pemakaman AMF, putra Wali Kota Jambi Syarif Fasha, yang diketahui terkonfirmasi positif Covid-19 di Pemakaman Khusus Pusara Agung, Jambi, Selasa (22/9/2020). Pemakaman itu dikritisi warga karena berpotensi menimbulkan klaster baru Covid-19. Pemakaman diikuti banyak orang secara langsung di lokasi.
AMF, yang meninggal pada Senin (21/9) di Jakarta, jenazahnya dibawa melalui jalur darat menuju Jambi. Pemakamannya berlangsung pada Selasa mulai pukul 11.30 WIB dan disiarkan melalui kanal Youtube.
Dalam tayangan yang berlangsung selama lebih dari 2 jam itu tampak puluhan orang turut menyaksikan pemakaman AMF secara langsung di dalam kompleks makam tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD). APD hanya dikenakan oleh imam dan sejumlah kerabat terdekat yang mengubur jenazah. Beberapa kali tampak warga dan petugas yang tidak mengenakan APD mendekat persis ke makam.
”Perlakuan istimewa bagi anak pejabat dengan cara seperti ini malah bisa membuat masalah baru. Menciptakan kluster baru Covid-19 di Jambi,” kata Elvidayanty, warga Simpang Mayang, Jambi.
Ia pun mengkritik perlakuan istimewa pemerintah daerah terhadap jenazah pasien Covid-19. ”Itu tidak sesuai dengan prinsip keadilan,” tambahnya.
Itu tidak sesuai dengan prinsip keadilan. (Elvidayanty)
Hal itu bahkan dikhawatirkan dapat memicu masyarakat untuk mengadakan perlakuan serupa bagi pasien Covid-19 di kemudian hari. ”Ke depan, ini bisa jadi alasan keluarga untuk merampas jenazah anggota keluarga yang meninggal karena Covid-19,” lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, sebulan terakhir, AMF dirawat intensif di salah satu rumah sakit di Jakarta karena mengalami sakit gagal ginjal. Sejak 19 September lalu, ia juga terkonfirmasi positif Covid-19. Konfirmasi positif diperoleh dari hasil uji swab menyusul ayahnya yang lebih dahulu terkonfirmasi Covid-19. Selain AMF, istri dan anak kedua Fasha juga dirawat isolasi karena tertular Covid-19.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah mengatakan, tidak ada koordinasi sebelumnya dari gugus tugas di Kota Jambi perihal pemakaman AMF. Ia pun mengaku khawatir jika perlakuan istimewa tersebut bakal menciptakan kluster baru Covid-19 di Jambi.
Johansyah melanjutkan, penularan Covid-19 di Jambi semakin parah termasuk menyasar pegawai kantor pemprov dan juga kalangan jurnalis. Menyikapi kondisi itu, gugus tugas mengambil kebijakan untuk meliburkan sementara aktivitas pelayanan di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jambi. Libur berlangsung hingga tiga hari ke depan menyusul sejumlah pegawai setempat yang terkonformasi positif Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abu bakar menyebutkan, pemakaman itu sesuai dengan protokol kesehatan. Bahkan, media telah diarahkan untuk mengikutinya lewat Zoom dan Youtube. Para jurnalis diminta bergabung untuk menyaksikan proses pemakaman bersama-sama di kantor Pemadam Kebakaran Kota Jambi yang menjadi tempat sekretariat gugus tugas.
Laboratorium baru
Sementara itu, Gubernur Jambi Fachrori Umar meresmikan Laboratorium Biologi Molekuler dan Gedung Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) di RSUD Raden Mattaher, Selasa pagi. Dengan diresmikannya laboratorium tersebut, Pemerintah Provinsi Jambi resmi memiliki Laboratorium reaksi berantai polimerase (PCR) untuk uji usap Covid-19.
”Diharapkan laboratorium ini bisa mempercepat penelusuran penyebaran Covid-19, serta meningkatkan kinerja diagnosis penyakit khususnya Covid-19,” katanya.