Kasus Covid-19 Naik, Pemerintah Kota Jambi Berlakukan Kerja di Rumah
Seiring bertambahnya kasus Covid-19 di Jambi, kerja di rumah diterapkan bagi ASN. Sejumlah layanan publik yang berlangsung tatap muka dialihkan virtual.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Pemerintah Kota Jambi memberlakukan bekerja di rumah bagi pegawainya menyusul merebaknya kasus Covid-19 di lingkungan satuan kerja setempat. Sejumlah layanan publik yang semula dilakukan tatap muka dialihkan berbasis digital.
Ketetapan bekerja di rumah dituangkan dalam surat edaran Wali Kota Jambi yang ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Jambi Maulana. ”Aparatur sipil negara atau tenaga kerja kontrak yang berada pada lingkungan Pemerintah Kota Jambi dapat menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja di rumah,” demikian tertulis dalam surat edaran.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jambi, Abu Bakar, mengatakan, pelaksanaan kebijakan tersebut dimulai Kamis (24/9/2020). ”Tujuan penerapan kebijakan ini untuk menekan penyebaran Covid-19,” katanya.
Ditambahkan juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jambi, Johansyah, kantor Samsat Kota Jambi juga untuk sementara ditutup. Dengan demikian, pelayanan pengurusan surat-surat kendaraan tidak lewat tatap muka, tetapi melalui aplikasi.
Penutupan layanan itu menyusul terkonfirmasinya seorang pegawai Samsat setempat positif Covid-19. ”Untuk mengantisipasi, untuk sementara layanan tatap muka ditutup dan dialihkan lewat aplikasi. Selanjutnya, semua pegawai Samsat akan menjalani rapid test dan uji usap,” katanya.
Ketua Tim Pakar dan Analisis Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jambi Ummi Kalsum merekomendasikan pemerintah daerah di Jambi meningkatkan jangkauan uji usap Covid-19 di wilayah itu. Sebab, hingga saat ini, jangkauan uji usap masih terbilang rendah.
Hingga 20 September, Jambi baru mampu mengadakan 3.695 uji usap. Idealnya, Jambi harus meningkatkan kemampuan jangkau tes usap hingga empat kali lipat.
Rendahnya jangkauan uji usap, menurut Ummi, sangat terkait keterbatasan laboratorium dan alat. Sejauh ini, baru ada laboratorium yang memadai untuk uji RT PCR di Balai Pengawasan Obat dan Makanan Jambi. Namun, kinerja uji usapnya pun masih terbilang rendah.
Padahal, risiko Covid-19 di wilayah Jambi terus naik. Pada tiga kabupaten dan kota, yakni Kota Jambi, serta Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kerinci, semula berstatus risiko rendah kini naik menjadi sedang. Dari risiko tersebut, pihaknya belum merekomendasikan dibukanya kembali aktivitas pendidikan luring demi mengendalikan ancaman penyebaran virus.
Ia pun menyebutkan makin tingginya reproduksi efektif Covid-10 di Provinsi Jambi yang kini berada pada angka 2.06. ”Itu berarti satu orang yang positif Covid-19 di Jambi dapat menulari ke satu hingga tiga orang lainnya,” lanjutnya.