Kluster Ponpes Husnul Khotimah Meluas, Ribuan Orang Jalani Tes Usap
Kasus penularan Covid-19 di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terus meluas. Pemerintah daerah menghentikan kegiatan belajar-mengajar dan menggelar tes usap tenggorokan untuk 5.000 orang.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Kasus penularan Covid-19 di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terus meluas. Pemerintah daerah pun menghentikan kegiatan belajar-mengajar dan menggelar tes usap tenggorokan untuk 5.000 orang secara bertahap.
Pada Selasa (29/9/2020), kasus positif Covid-19 di Ponpes Husnul Khotimah bertambah 37 orang. Dengan begitu, total kasus positif di pesantren tersebut mencapai 93 orang. Hampir seluruhnya merupakan santri. Sebanyak 10 orang sudah dinyatakan sembuh.
Juru bicara Crisis Center Covid-19 Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, membenarkan penambahan kasus positif tersebut. Namun, ia tidak merinci berapa guru dan santri yang terpapar virus korona baru. ”Infonya campur (santri dan guru). Kami masih mendata,” ucapnya.
Temuan kasus positif Covid-19 di Ponpes Husnul Khotimah berawal saat gelombang kedatangan santri. Gelombang pertama pada awal Agustus, 702 santri menjalani tes uji cepat. Hasilnya, dua orang reaktif sehingga dipulangkan. Adapun 150 guru yang dites usap menunjukkan negatif Covid-19.
Untuk kedatangan 1.350 santri pada gelombang kedua, akhir Agustus lalu, ditemukan tujuh santri positif Covid-19 berdasarkan tes usap. Mereka menjalani karantina mandiri di pesantren dan dua pekan kemudian hasil tes usap menunjukkan negatif Covid-19.
Tes usap juga dilakukan terhadap 1.200 santri pada gelombang ketiga, pertengahan September lalu. Hasilnya, tiga santri positif dan harus menjalani isolasi mandiri. Setelah dua pekan, hasil tes usap ulang menunjukkan negatif Covid-19.
Sebagian santri lalu menunjukkan gejala batuk, demam, dan flu pada 12-24 September. Tes usap pun kembali dilakukan. Hasilnya, 46 santri positif Covid-19. Berdasarkan hasil pelacakan, kasus positif Covid-19 kini bertambah 37 orang.
Dengan begitu, 83 orang menjalani isolasi mandiri di sebuah gedung dalam lingkungan pesantren. ”(Isolasi di pesantren) tidak apa-apa. Ada tujuh dokter umum dan dua dokter spesialis anak yang mengawasi mereka,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Susi Lusiyanti.
Dalam kunjungannya ke Ponpes Husnul Khotimah, Selasa, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, kegiatan belajar-mengajar di pesantren dihentikan sementara. Selain mencegah kluster Covid-19 terus meluas di pesantren, langkah itu juga memudahkan pelacakan kasus.
Kalau ada gejala Covid-19, saya harap para kiai segera melapor ke gugus tugas setempat. Jangan malah ditutup-tutupi.
Pihaknya memberikan tes usap gratis terhadap 5.000 orang. Selain santri yang berjumlah sekitar 3.600 orang, tes juga menyasar sekitar 600 pengajar dan warga sekitar. Setelah tes usap secara bertahap, santri yang negatif Covid-19 akan dipulangkan.
Pihaknya mengimbau pengelola pondok pesantren di Jabar agar menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Apalagi, ada sekitar 500.000 santri yang tersebar hampir 10.000 pesantren di Jabar.
”Kalau ada gejala Covid-19, saya harap para kiai segera melapor ke gugus tugas setempat. Jangan malah ditutup-tutupi karena dikhawatirkan (virusnya) semakin menyebar,” ucapnya.
Juru bicara Tim Covid-19 Yayasan Husnul Khotimah, H Sanwani, mengatakan, pihaknya telah berupaya mengantisipasi penyebaran Covid-19. Selain menerapkan protokol kesehatan, pihaknya juga membagi kedatangan santri dalam tiga gelombang dan mewajibkan tes usap.
Akan tetapi, Ponpes Husnul Khotimah kini menjadi kluster penularan Covid-19. Kluster ini menyumbang lonjakan kasus positif di Kuningan yang kini mencapai 324 orang. Sebanyak 11 orang di antaranya meninggal dan 159 orang dinyatakan sembuh. Kuningan menjadi daerah dengan kasus positif tertinggi kedua di Jabar timur setelah Kabupaten Cirebon.