Penanganan Covid-19 di Papua Mengendur Selama Normal Baru
Intensitas kegiatan penanganan Covid-19 menurun sejak pemberlakuan adaptasi normal baru pada Agustus lalu. Kondisi ini menyebabkan kasus positif dan kasus kematian meningkat drastis.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Upaya penanganan Covid-19 di Provinsi Papua mengendur selama pelaksanaan adaptasi normal baru sejak 1 Agustus lalu. Kondisi ini menyebabkan melonjaknya kasus positif dan kasus kematian. Pemerintah daerah perlu menggencarkan kembali langkah-langkah penanganan dan pencegahan pandemi.
Hal itu disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Papua Donald Aronggear di Jayapura, Senin (5/10/2020). Donald mengatakan, penanganan yang menurun setelah penerapan adaptasi normal baru di Papua pada 1 Agustus lalu meliputi penelusuran (tracing), pemeriksaan (test), dan pengobatan (treatment) secara lebih dini.
Diketahui hingga 31 Agustus 2020, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Papua mencapai 3.796 orang dengan 43 orang meninggal. Sementara hingga Minggu (4/10/2020), jumlah kumulatif kasus positif telah mencapai 6.800 orang dengan 107 orang meninggal. Dua dari 107 orang ini adalah tenaga kesehatan.
”Penyebab utama naiknya kasus positif Covid-19 dan kasus kematian adalah pelaksanaan kegiatan penelusuran, pemeriksaan, dan pengobatan yang tidak masif. Banyak warga yang memeriksakan diri ke rumah sakit dalam kondisi sakit berat,” paparnya.
Donald menambahkan, masyarakat Papua belum siap melaksanakan protokol kesehatan secara sadar dalam masa adaptasi normal baru. Salah satu contohnya, banyak warga yang tidak menggunakan masker saat menghabiskan akhir pekan di tempat wisata.
Ia berpendapat, saatnya diperlukan tindakan tegas dari pemerintah daerah untuk memberikan sanksi kepada warga yang melanggar protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah.
”Tanpa ada regulasi yang tegas dalam pelaksanaan protokol kesehatan, penyebaran Covid-19 di Papua semakin tidak terkendali dan angka kematian terus meningkat,” katanya.
Ketua Harian Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Welliam Manderi, saat dikonfirmasi, membenarkan terjadinya penurunan tiga kegiatan utama dalam penanganan Covid-19 selama sebulan terakhir, yakni penelusuran warga yang diduga terpapar, pemeriksaan, dan pengobatan.
Ia mengungkapkan, tambahan kasus harian warga yang positif Covid-19 lebih tinggi daripada warga yang sembuh selama sebulan terakhir. Angka reproduksi Covid-19 hingga 31 Agustus mencapai 1,5. Sementara angka reproduksi hingga Minggu ini meningkat menjadi 2,9.
Diketahui angka rasio positif Covid-19 di Papua mencapai 11,08 persen hingga Minggu ini. Angka tersebut belum mencapai standar ideal rasio yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.
Welliam pun menegaskan, Pemprov Papua akan mengeluarkan surat edaran kepada pemda di kabupaten dan kota yang masuk zona merah Covid-19. Surat edaran berisi instruksi untuk meningkatkan kembali kegiatan penelusuran, pemeriksaan, dan pengobatan.
”Terdapat sejumlah kendala dalam pelaksanaan tiga kegiatan ini, antara lain minimnya alat pemeriksaan sampel usap, rapid test, dan zat reagen. Kami sudah berulang kali meminta bantuan kepada pemerintah pusat, tetapi belum direspons hingga kini,” ungkap Welliam.