Kapasitas Pemeriksaan Sampel Usap di Kalimantan Barat Ditingkatkan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya meningkatkan kapasitas pemeriksaan sampel usap. Upaya itu dilakukan dengan menambah 4 unit alat pemeriksaan tes usap yang dalam waktu dekat segera beroperasi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya meningkatkan kapasitas pemeriksaan sampel usap. Upaya itu dilakukan dengan menambah 4 unit alat pemeriksaan tes usap yang dalam waktu dekat segera beroperasi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Selasa (6/10/2020), menuturkan, kemampuan laboratorium Universitas Tanjungpura Pontianak dalam memeriksa sampel usap (swab) selama ini berkisar 500-700 sampel per hari. Jadi, selama 6 hari kerja kapasitas 2 unit alat pemeriksaan tes usap bisa 3.000-4.000 sampel.
Artinya ada 2.600 sampel per minggu dari kabupaten/kota. Sisa kuotanya untuk pemeriksaan pasien-pasien di rumah sakit atau kelompok masyarakat tertentu yang memerlukan tes usap. (Harisson)
Dalam Peraturan Gubernur Nomor 110 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan, 13 kabupaten/kota yang belum memiliki laboratorium pemeriksaan sampel usap wajib mengirim 200 sampel per minggu. Sampel dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar.
”Artinya ada 2.600 sampel per minggu dari kabupaten/kota. Sisa kuotanya untuk pemeriksaan pasien-pasien di rumah sakit atau kelompok masyarakat tertentu yang memerlukan tes usap,” kata Harisson.
Dalam pelaksanaannya ada kabupaten yang sangat semangat dalam tes dan pelacakan. Ada kabupaten yang mengirim sampel dengan jumlah jauh lebih tinggi dari kuotanya. ”Ini sangat kami pahami dan hargai,” ujarnya.
Namun, semua yang dikirim tidak harus selesai tepat waktu mengingat kapasitas laboratorium dan jumlah sampel usap yang dikirim ada yang melebihi kuota. Sebab, tidak mungkin menyelesaikan satu kabupaten saja.
Mengaktifkan labkesda
Dinas Kesehatan Provinsi mulai mengaktifkan laboratorium kesehatan daerah provinsi dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Pontianak mengaktifkan laboratorium kesehatan daerah Kota Pontianak. Hal itu untuk dapat melaksanakan pemeriksaan tes usap.
”Kami juga sudah memesan 4 unit alat untuk tes usap (RT-PCR). Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera bisa beroperasi,” ujarnya.
Kabupaten yang sangat serius dan semangat mengirim sampel juga hendaknya mengimbangi dengan menyediakan alat untuk tes usap sendiri. Dengan demikian, diharapkan tidak terlalu bergantung pada pemerintah provinsi.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, 4 unit alat untuk tes usap itu jika sudah beroperasi bisa memeriksa 800 sampel per hari. Alat tes usap baru itu kemungkinan pada akhir Oktober sudah tiba.
”Mudah-mudahan pertengahan November sudah bisa digunakan agar tes usap di Kalbar nantinya bisa 7.000-8.000 per minggu,” kata Sutarmidji.
Warga Pontianak, Kalimantan Barat (jaket hitam) menjalani sanksi kerja sosial selama 30 menit berupa membersihkan jalan, Jumat (10/9/2020). Mereka melanggar protokol kesehatan.Penambahan alat tes usap dan menyiapkan laboratorium tersebut untuk menambah kecepatan pemeriksaan. Jika ada pemerintah kabupaten/kota yang ingin menyediakan alat tes usap, Pemerintah Provinsi Kalbar siap membantu sebagian dana yang mereka butuhkan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar secara kumulatif hingga Selasa (6/10) total kasus konfirmasi di Kalbar 1.044 orang. Sebanyak 866 orang di antaranya sembuh dan 9 orang meninggal.