Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menemui massa aksi di depan Gedung Sate dan berjanji menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat terkait Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja.
Oleh
machradin wahyudi ritonga
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menemui massa aksi di depan Gedung Sate dan berjanji menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat terkait Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja. Hingga Kamis (8/10/2020) sore, massa masih bertahan menyuarakan aspirasinya.
Setelah dua hari sebelumnya terjadi unjuk rasa yang diwarnai kericuhan di Bandung, Ridwan Kamil akhirnya menemui massa aksi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis siang. Di hadapan massa yang terdiri dari buruh, mahasiswa, dan masyarakat, dia berjanji menyampaikan aspirasi masyarakat terkait protes terhadap disetujuinya RUU Cipta Kerja yang terjadi Senin (5/10/2020).
”Tadi saya sudah mendengarkan aspirasi yang isinya menyampaikan poin-pin ketidakadilan di pasal-pasal omnibus law. Pengesahannya terlalu cepat untuk undang-undang yang begitu kompleks. Karena itu, kami akan memberikan surat kepada DPR dan Presiden yang berisi aspirasi tersebut,” ujarnya.
Dalam surat yang akan ditujukan kepada pemerintah pusat ini, selain aspirasi terkait penolakan terhadap omnibus law, dalam surat tersebut Kamil pun mencantumkan permintaan dari massa aksi agar Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk menggantikan RUU itu.
”Suratnya sudah saya tanda tangani dan besok pagi akan dikirimkan pemprov kepada DPR dan Presiden Jokowi. Saya titip, suarakan apa pun itu tetapi tetap jaga ketertiban, jangan rusak fasilitas umum. Perjuangan buruh itu sudah sangat jelas, berkomitmen menyampaikan aspirasi tanpa tindakan anarkistis,” katanya.
Perwakilan buruh massa aksi di Gedung Sate, Roy Jinto Ferianto, mengatakan, pihaknya memastikan massa buruh tidak akan melakukan kericuhan. Namun, pihaknya mengatakan tetap bertahan melakukan aksi sebagai sikap penolakan terhadap RUU Cipta Kerja.
”Tadi dari pemprov telah menerima audiensi dari kami dan sepakat menyampaikan aspirasi. Kami dari buruh tetap menolak RUU yang dinilai merugikan dan akan melakukan aksi hingga Presiden mengeluarkan perppu,” katanya.
Tetap ricuh
Meski Kamil telah menemui massa aksi, gelombang kerusuhan tetap terjadi di Kota Bandung, tepatnya di sepanjang Jalan Diponegoro yang melintasi Gedung DPRD Jabar dan Gedung Sate. Massa terpecah antara mahasiswa dan massa yang tidak diketahui asalnya. Mahasiswa terkonsentrasi di depan Gedung DPRD, sedangkan massa lainnya beraksi di depan Gedung Sate.
Aksi saling melempar batu pun terjadi sekitar pukul 16.45 dan berlangsung hingga pukul 17.15. Beberapa pembatas jalan dirusak. Petugas keamanan yang berjaga di Gedung Sate pun dikerahkan untuk memukul mundur massa ke arah timur.
Petugas keamanan di DPRD Jabar tetap bertahan mengawasi massa aksi dari mahasiswa yang tetap bertahan. Adapun mahasiswa membentuk barikade untuk menghindari penyusup yang dikhawatirkan menjadi provokator dan menimbulkan bentrok dengan petugas.