Banjir Bandang Melanda Tiga Kecamatan di Garut Selatan
Banjir akibat luapan sungai Sungai Cipalebuh, Cikasi, dan Cibera ini terjadi Senin (12/10/2020) dini hari. Bencana hidrometeorologi juga terjadi di Kabupaten Tasikmalaya dan memutus beberapa ruas jalan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Banjir bandang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Garut bagian selatan, Jawa Barat, Senin (12/10/2020), akibat luapan Sungai Cipalebuh, Cikasi, dan Cibera. Selain memutus akses jalan dan jembatan, banjir juga menyebabkan 298 gardu listrik di daerah terdampak belum bisa dioperasikan. Jumlah pengungsi masih didata.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat, banjir bandang yang terjadi sekitar pukul 04.00 itu terjadi di Kecamatan Pameungpeuk, Cibalong, dan Cikelet. Banjir di tiga kecamatan itu terjadi akibat meluapnya Sungai Cipalebuh, Cikasi, dan Cibera setelah hujan deras melanda kawasan Garut sejak Senin (12/10) dini hari.
Di Kecamatan Cibalong, setidaknya 110 rumah terdampak dan satu jembatan rusak dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter (cm). Sementara itu, ketinggian banjir yang melanda Kecamatan Pameungpeuk mencapai 1,5 meter. Adapun di Kecamatan Cikelet, sejumlah akses jalan tergenang.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar Budi Budiman di Bandung, Senin (12/10/2020), menyatakan, dampak banjir masih didata sehingga belum dipastikan jumlah rumah dan warga yang terdampak hingga pukul 10.30.
”Kami masih melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Garut. Mereka masih melaksanakan asesmen di lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan aparat setempat,” ujarnya.
Budi menjelaskan, belum ada korban jiwa yang terdampak banjir bandang ini. Titik pengungsian warga untuk sementara masih dipusatkan di kantor-kantor pemerintahan setiap wilayah seperti kantor kecamatan, koramil, dan polsek.
Selain berdampak pada akses jalan dan permukiman, banjir ini juga menyebabkan aliran listrik di bagian selatan Kabupaten Garut terputus. General Manager PLN Unit Jawa Barat Agung Nugraha memaparkan, sebanyak 298 Gardu Distribusi di Kecamatan Pameungpeuk, Garut belum bisa dioperasikan karena masih terendam banjir.
298 Gardu Distribusi di Kecamatan Pameungpeuk, Garut, belum bisa dioperasikan karena masih terendam banjir. (Agung Nugraha)
”Sementara ini, aliran listrik kami amankan sampai benar-benar siap untuk dinyalakan agar masyarakat terhindar dari sengatan listrik. Hal ini terpaksa kami lakukan demi keselamatan warga yang terdampak banjir,” ujarnya.
Selain itu, Agung menyatakan, pihaknya akan melakukan pemantauan terhadap lokasi terdampak banjir. Beberapa titik yang terdampak ini, antara lain, Desa Neglasari dan Kampung Cisompet di Kecamatan Cisompet, Pameungpeuk, Kecamatan Cikelet, serta sebagian wilayah Kecamatan Bungbulang.
Untuk menghindari korban akibat sengatan listrik, Agung mengimbau warga untuk waspada jika lingkungannya terdampak banjir. Salah satu imbauannya, yakni meminta warga mencabut seluruh peralatan listrik hingga memindahkan alat-alat elektronik ke tempat yang aman.
”Kepada warga, pastikan semua alat elektronik dan jaringan listrik dalam keadaan kering. PLN juga memastikan semua jaringan distribusi dalam keadaan kering sebelum menyalurkan energi listrik,” ucapnya.
Longsor tasikmalaya
Selain Garut, bencana hidrometeorologi juga melanda Kabupaten Tasikmalaya di waktu bersamaan. Berdasarkan laporan yang diterima dari BPBD Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 16 bencana terjadi akibat hujan deras yang melanda daerah tersebut sejak Minggu.
Dari jumlah tersebut, 11 di antaranya merupakan tanah longsor. Bencana ini menutup akses jalur provinsi yang menghubungkan Tasikmalaya-Karangnunggal, beserta sejumlah jalur kabupaten maupun desa. BPBD Tasikmalaya masih mendata untuk memastikan jumlah korban terdampak.