Kasus Pertama Dokter di Banyuwangi Meninggal akibat Covid-19
Seorang dokter anggota Ikatan Dokter Indonesia Banyuwangi meninggal setelah tertular Covid-19. Kasus ini menambah panjang daftar dokter yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia yang jumlahnya kini mencapai 132 orang.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Seorang dokter anggota Ikatan Dokter Indonesia Banyuwangi meninggal setelah tertular Covid-19. Kasus pertama di Banyuwangi, Jawa Timur, ini menambah panjang daftar dokter yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia yang kini mencapai 132 orang.
Meski demikian, hingga kini belum diketahui sumber penularan kepada dokter tersebut. Kabar meninggalnya dokter akibat Covid-19 itu dibenarkan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia Banyuwangi dr Yos Hermawan di Banyuwangi, Selasa (13/10/2020).
”Benar, dokter tersebut meninggal karena Covid-19. Sudah ada beberapa dokter yang dilaporkan terinfeksi Covid-19. Namun, untuk kasus kematian, ini yang pertama,” tutur Yos singkat.
Yos mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mendapat informasi pasti dari mana dokter tersebut tertular Covid-19. Ia berharap, ini menjadi kasus pertama dan terakhir di Banyuwangi. Yos terus mengingatkan agar anggota IDI tetap berlindung pada prosedur standar operasi pelayanan dan alat pelindung diri ketika menangani pasien.
Dokter yang meninggal tersebut ialah dr Fendy Wahyu Widodo. Fendy merupakan dokter umum yang bertugas di salah satu klinik kesehatan di Kecamatan Muncar.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono juga menyampaikan kabar duka tersebut. Mewakili Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Widji mengucapkan dukacita yang mendalam dan berterima kasih atas dedikasi almarhum selama ini.
”Kami masih melakukan penyelidikan terkait kasus penularan yang menimpa salah satu dokter di Banyuwangi. Namun yang jelas, dokter tersebut juga memiliki komorbid berupa obesitas,” ujarnya.
Widji menambahkan, tingginya angka kematian di Banyuwangi saat ini tengah menjadi perhatian. Hingga 12 Oktober 2020, dari 1.503 kasus konfirmasi positif, 119 di antaranya meninggal. Adapun 1.186 di antaranya sembuh dan 198 masih menjalani perawatan.
Kasus positif di Banyuwangi didominasi usia produktif antara 20 tahun dan 50 tahun. Hal itu diduga terjadi karena masih banyak masyarakat di umur produktif tetap beraktivitas di luar rumah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi mencatat, kasus positif di Banyuwangi didominasi usia produktif antara 20 tahun dan 50 tahun. Hal itu diduga terjadi karena masih banyak masyarakat di umur produktif tetap beraktivitas di luar rumah. Mereka juga berinteraksi dengan banyak orang tanpa menerapkan protokol kesehatan.
”Hanya 11 persen kasus positif dari kelompok umur di atas 50 tahun. Namun, kelompok umur tersebut mendominasi kasus kematian akibat Covid-19. Kelompok umur tersebut menjadi semakin rentan karena tidak sedikit yang memiliki penyakit bawaan,” tutur Widji.
Di Banyuwangi, kasus kematian akibat Covid-19 yang disertai dengan komorbid didominasi penyakit hipertensi, diabetes, ginjal, dan jantung. Oleh karena itu, Widji berpesan agar masyarakat mewaspadai tren ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Harapannya, penularan kepada kelompok rentan dapat dicegah.
Widji berharap anggota keluarga juga saling menjaga. Terutama warga di kelompok umur produktif yang masih tinggal bersama dengan kelompok rentan. ”Jangan sampai lengah. Jangan sampai yang muda justru menulari yang renta sehingga risiko kematian semakin tinggi,” pesan Widji.