Tiga kabupaten/kota di pantura barat, Jawa Tengah, masuk zona merah. Di Cirebon, di pantai utara di Jawa Barat, pasien sembuh meningkat, tetapi tingkat kematian juga tinggi.
Oleh
Kristi Dwi Utami/Abdullah Fikri Ashri
·4 menit baca
KAJEN, KOMPAS — Berdasarkan Data Zonasi Risiko dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, pekan lalu, delapan kabupaten dan kota di Jateng dikategorikan sebagai zona merah. Dari jumlah tersebut, tiga daerah zona merah ada di pantai utara barat Jawa Tengah. Tiga daerah berisiko tinggi penularan Covid-19, yaitu Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.
Ketiga pemerintah daerah di zona merah itu pun meningkatkan kewaspadaan.
Hingga Sabtu (17/10/2020), ada 256 kasus positif di Kabupaten Pekalongan dengan jumlah kasus aktif 65 orang. Tingkat kesembuhan pasien 69 persen, lebih rendah dari rata-rata tingkat kesembuhan pasien di sejumlah daerah di pantura barat yang 70,8 persen.
”Untuk meningkatkan kesembuhan pasien, kami memaksimalkan perawatan, terutama pada pasien dengan gejala berat. Salah satunya, menambah ruang perawatan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Kraton dari 12 ruang menjadi 22 ruang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwi Antoro (Wawan), Sabtu petang.
Wawan mengatakan, selain pasien bergejala berat, pemerintah juga akan mengoptimalkan perawatan terhadap pasien tanpa gejala. Perawatan pasien positif tanpa gejala dipusatkan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Kecamatan Wiradesa. Rumah sakit tersebut memiliki 30 ruang perawatan, 12 dokter, dan 47 paramedis.
Menurut Wawan, pemusatan perawatan pasien tanpa gejala juga dimaksudkan untuk menekan risiko penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan keluarga. Hingga Sabtu malam, ada 11 kluster rumah tangga yang masih aktif di kabupaten itu.
Di Kota Tegal, kluster keluarga menyumbang kasus positif terbanyak dalam sebulan terakhir dengan jumlah 67 orang. ”Yang sedang kami pantau ada 18 kluster keluarga. Mereka isolasi mandiri semua,” kata Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi.
Menurut Jumadi, pihaknya menyediakan tempat isolasi bagi pasien tanpa gejala di Gedung Olahraga Tegal Selatan dan Rumah Susun Sewa Milik Pemerintah Kota Tegal. Kedua tempat berkapasitas hingga 100 orang. Kendati sudah dipersiapkan, belum ada satu pun pasien positif Covid-19 yang bersedia diisolasi mandiri di dua tempat tersebut. Pasien beralasan, mereka lebih nyaman menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Hingga Sabtu malam, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Tegal ada 401 orang dengan 72 orang merupakan kasus aktif. Sementara jumlah kematian pasien positif ada 44 orang atau 10,97 persen dari total kasus.
Persentase kematian pasien positif Covid-19 di Kota Tegal merupakan yang paling tinggi di pantura barat Jateng. Sementara rata-rata tingkat kematian pasien positif Covid-19 di pantura barat Jateng 7,8 persen.
Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal kembali mengumumkan 63 kasus baru di daerahnya. Kini, total ada 519 orang dengan kasus aktif 100 orang.
Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Joko Wantoro, mayoritas kasus baru tersebut berasal dari kluster keluarga. Selain itu, di hampir semua puskesmas di kabupaten itu ada tenaga medis yang terpapar Covid-19.
Diselidiki
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon, Sabtu (17/10/2020), jumlah kasus Covid-19 di daerah berpenduduk sekitar 2,2 juta jiwa itu mencapai 1.007 orang. Sementara pasien yang dilaporkan sembuh 735 orang.
Tingkat kesembuhan hingga 73 persen itu lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tingkat kesembuhan di Jawa Barat yang 66 persen. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon Nanan Abdul Manan mengatakan, hal itu disebabkan masifnya pelacakan kontak kasus.
Selain pelacakan kontak erat, pihaknya juga telah memenuhi rasio tes usap tenggorokan, yakni 1 persen dari jumlah penduduk. Hingga kini, 26.838 orang telah menjalani tes usap. Angka ini sekitar 1,2 persen dari total penduduk Cirebon.
Meski angka kesembuhan terus meningkat, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal juga bertambah. Hingga kini, tercatat 57 orang meninggal. Artinya, tingkat kematian pasien di Cirebon 5,7 persen. Angka ini jauh di atas tingkat kematian pasien di Jabar, yakni 1,9 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni mengatakan, hampir seluruh pasien Covid-19 yang meninggal memiliki penyakit penyerta. Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon Sartono menambahkan, pihaknya masih meneliti penyebab tingginya tingkat kematian pasien Covid-19. ”Apakah karena pasien terlambat dibawa ke rumah sakit atau seperti apa? Kami masih mengumpulkan data,” katanya.