Separuh wilayah Jawa Timur dengan tingkat penularan rendah dan penurunan jumlah pasien dirawat mengindikasikan wabah Covid-19 akibat virus korona jenis baru mereda.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Separuh wilayah Jawa Timur dengan tingkat penularan rendah dan penurunan jumlah pasien dirawat mengindikasikan wabah Covid-19 akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) mereda.
Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menetapkan 19 kabupaten/kota dari 38 daerah tingkat dua tersebut di Jatim berstatus zona kuning atau risiko penularan rendah. Situasi pada Kamis (22/10/2020) ini sudah mendasarkan pada penghitungan epidemiologi, antara lain, kenaikan kasus harian, jumlah tes, tingkat kesembuhan, kematian, dan kapasitas layanan kesehatan.
”Dua minggu lalu, di Jatim tidak ada lagi kabupaten/kota yang zona merah atau risiko penularan tinggi. Semakin banyak yang zona kuning merupakan kegembiraan meski jangan lengah,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Zona kuning meliputi Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Situbondo, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan.
Di Surabaya, indikasi wabah mereda diperlihatkan dengan keberadaan 63 kelurahan yang nol kasus atau tidak ditemukan kasus baru. (Febria Rachmanita)
Zona jingga atau risiko penularan sedang masih bertahan di Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Jombang, Ngawi, Kota Kediri, Kabupaten Blitar, Kota Malang, Batu, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, dan Sumenep.
Menurut laman resmi infocovid19.jatimprov.go.id yang dikelola oleh Pemprov Jatim, Kamis ini, jumlah pasien dirawat se-Jatim tersisa 2.432 orang. Jumlah itu berkurang 92 orang dari sebelumnya.
Dari akumulasi 50.069 jiwa yang terjangkit Covid-19 sejak wabah menyerang pada pertengahan Maret lalu, yang berhasil sembuh sebanyak 44.018 orang sehingga tingkat kesembuhan di Jatim tinggi, yakni 87,9 persen.
Meski demikian, patut diperhatikan bahwa wabah telah mengakibatkan kematian 3.619 jiwa sehingga fatalitas 7,2 persen. Persentase tingkat kematian 7,2 persen memang menurun dibandingkan dengan situasi pada bulan-bulan sebelumnya yang sempat menembus 7,8 persen. Ini memperkuat indikator bahwa serangan wabah dari aspek fatalitas berangsur-angsur mereda.
Kasus kumulatif
Selain itu, positivity rate atau persentase kasus kumulatif dan tes terhadap calon pasien di Jatim saat ini sudah 7 persen dari sebelumnya pernah mendekati 10 persen. Angka 7 persen memang masih di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang 5 persen, tetapi penurunan dari hampir 10 persen merupakan situasi yang meningkatkan keyakinan bahwa pagebluk bisa segera diatasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, dua pekan lalu, pasien yang dirawat di jejaring rumah sakit masih di atas 200 orang. Kamis ini, pasien Covid-19 yang dirawat sudah separuhnya atau 105 orang.
”Di Surabaya, indikasi wabah mereda diperlihatkan dengan keberadaan 63 kelurahan yang nol kasus atau tidak ditemukan kasus baru,” kata Febria.
Nol kasus baru bisa ditempuh dengan penguatan sosialisasi protokol kesehatan, pola hidup bersih dan sehat mulai dari keluarga, serta terus mendorong masyarakat agar untuk sementara tidak terlibat dalam kerumunan dan pemakaian alat pelindung diri, terutama masker.
Keaktifan kampung tangguh dalam mengawasi warga terjangkit untuk isolasi atau karantina juga berperan dalam memutus mata rantai penularan. (Agus Harianto)
Pemerintah juga terus memperluas cakupan tes usap yang saat ini sudah melaksanakan pengambilan 198.000 sampel. Tes usap untuk mencari kasus-kasus yang tidak muncul atau tidak terdeteksi.
Secara simpatik
Tim Pendampingan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo Agus Harianto dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, menambahkan, sosialisasi dan penegakan hukum secara simpatik kepada masyarakat agar disiplin menjalankan protokol kesehatan berperan penting dalam meredakan wabah.
”Keaktifan kampung tangguh dalam mengawasi warga terjangkit untuk isolasi atau karantina juga berperan dalam memutus mata rantai penularan,” kata Agus.
Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Fadil Imran mengungkapkan, operasi yustisi penegakan disiplin protokol kesehatan sejak Senin (14/9/2020) telah menjaring lebih dari 2,04 juta pelanggaran.
Sampai dengan Kamis ini, pelanggaran tercatat 2.040742 kasus. Tim terpadu telah melayangkan teguran lisan untuk 1.613.218 pelanggar dan teguran tertulis kepada 427.461 pelanggar.
”Operasi yustisi bertujuan memastikan masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk menurunkan potensi penularan wabah,” kata Fadil.