Membangun Desa Lewat Perencanaan Utuh dengan "Dusun Online"
Pembangunan potensi ruang mikro melalui “dusun online” merupakan kerjasama dusun, pemkab, dan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi. Data bisa diakses bebas tak hanya oleh desa tetapi juga publik.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
Membangun desa lewat perencanaan berbasis data kini bukan lagi mimpi. Desa-desa di penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat mewujudkannya. Lewat aplikasi “dusun online,” pembangunan pun jadi tepat sasaran.
Kepala Dusun Timbolasi, Rio Muzir, masih ingat sejumlah pembangunan di masa lalu kerap tidak tepat sasaran dan tak terukur hasilnya. Hal itu karena tak ada acuan yang akurat untuk melaksanakan pembangunan. Misalnya saja, saat usulan pembangunan jalan dibahas, muncul pertanyaan berapa panjang jalan yang akan dibangun. Jawabnya hanya serba kira-kira. Akibatnya, pembangunan menjadi tak tuntas.
Kini, setelah memiliki data ruang mikro sendiri, ia pun lega karena pembangunan bisa lebih terarah. Pembangunan jalan yang semula diusulkan 1 kilometer, setelah memanfaatkan data ruang mikro hasilnya berbeda. Petugas dapat langsung mengukur kebutuhan jalan yang akan dibangun. Akhirnya diketahui bersama bahwa kebutuhan jalan yang dibangun mencapai 1,5 kilometer.
“Ternyata sangat mudah mengetahui data kebutuhan jalan yang mau dibangun. Tinggal masuk ke lamannya langsung dapat diukur. Ketemulah angkanya,” kata Muzir, Rabu (21/10/2020).
Di tengah meluasnya pemanfaatan internet hingga pelosok daerah, data potensi ruang mikro menjadi akrab di masyarakat pedesaan. Aplikasi berbasis daring bukan lagi barang langka. Aplikasi inilah yang diluncurkan Senin (19/10/2020) lalu di Muara Bungo, Jambi, bersamaan dengan perayaan ulang tahun Kabupaten Bungo ke-55. Ada sembilan dusun (Di Bungo, desa disebut dengan nama dusun) yang resmi memanfaatkan aplikasi potensi ruang mikro “dusun online” yakni Timbolasi, Laman Panjang, Lubuk Beringin, Senamat Ulu, Sungai Telang, Aur Cino, Karak Apung, Muara Buat, dan Sungai Buat.
Desa menjadi mampu untuk menentukan prioritasnya. "Akhirnya kami dapat meninggalkan kebiasaan lama, membangun tidak lagi berdasarkan keinginan melainkan kebutuhan,” lanjutnya.
Ini merupakan langkah maju dalam mendorong perencanaan pembangunan yang memberikan kesejahteraan untuk masyarakat. (Ahmad Bestari)
Lewat aplikasi potensi ruang mikro, masyarakat dapat mengakses berbagai data. Mulai dari jumlah penduduk, kondisi ekonomi, potensi wilayah, hingga pemanfaatan lahan. Ada pula data per keluarga dilengkapi lokasi. Ada data peta jalan lengkap beserta kondisinya. Selain itu, ada data kondisi status kependudukan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat desa. Semuanya bisa diakses secara daring.
Pelaksana Tugas Bupati Bungo, Ahmad Bestari, mengatakan perencanaan yang tepat sasaran dan berasal dari kebutuhan masyarakat di tingkat tapak mutlak diperlukan untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam pembangunan. Aplikasi Potensi Ruang Mikro menjadi wadah dan sistem untuk menampilkan data.
“Ini merupakan langkah maju dalam mendorong perencanaan pembangunan yang memberikan kesejahteraan untuk masyarakat,” kata dia.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, indikator makro pembangunan yang mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan akumulasi dari pencapaian kinerja pembangunan di tiga bidang yakni bidang kesehatan, bidang pendidikan, dan bidang ekonomi. Adapun capaian IPM Kabupaten Bungo berada pada angka 69,86 atau berada pada urutan ke-4 kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.
Untuk mendukung pencapaian IPM yang lebih baik, lanjutnya, perlu komitmen terhadap program pemberdayaan masyarakat. Selain itu, pemkab juga menaruh perhatian terhadap upaya pelestarian lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal di tingkat dusun. “Upaya dan kerja keras tersebut mendapat perhatian dari dunia internasional sehingga ada lima dusun di Kecamatan Bathin III Ulu mendapat insentif sebesar Rp 1 miliar melalui skema community carbon," jelasnya.
Pembangunan potensi ruang mikro melalui “dusun online” merupakan kerjasama dusun, pemkab, dan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi. Asisten Komunikasi KKI Warsi Sukmareni menjelaskan seluruh data dihasilkan lewat kerja bareng. “Data keruangan dan data sosial dikerjakan bersama antara masyarakat desa dan relawan kami. Lalu, pemetaannya didukung oleh Bappeda Bungo,” ujarnya. Hasilnya, data bisa diakses bebas tak hanya oleh desa tetapi juga publik.
Koordinator Proyek KKI Warsi, Riche Rahma Dewita, menyebut peluncuran aplikasi itu sebagai langkah maju terkait membangun inisiatif PRM. Pembangunan serupa selayaknya direplikasi meluas di daerah itu.
Kepala Desa Laman Panjang, Jamris, menambahkan ke depan pemerintah dusun akan membuat peraturan dusun tentang potensi ruang mikro. Dana desa dapat pula dialokasikan untuk memperbaharui seluruh data potensi mikro dusun.