Banjir di Kabupaten Seruyan Belum Surut, Puluhan Warga Mengungsi
Banjir kembali menerjang beberapa wilayah di Kalimantan Tengah, seperti Kabupaten Seruyan dan Barito Utara. Datangnya musim hujan diharapkan membuat warga di sepanjang bantaran kali lebih waspada.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Memasuki musim hujan, dua kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah sepekan terakhir direndam banjir akibat luapan air sungai di sekitar permukiman. Setidaknya 87 orang di Kabupaten Seruyan sudah mengungsi. Ketinggian air bervariasi hingga 1,5 meter.
Di Kabupaten Seruyan, banjir sudah melanda selama satu minggu terakhir. Dari 10 kecamatan di kabupaten tersebut, ada dua kecamatan yang terendam banjir, yakni Seruyan Hilir dan Danau Sembuluh.
Kepala Subbagian Penyesuaian Program dan Pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seruyan Budiono menjelaskan, banjir terjadi karena tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut sehingga menyebabkan air sungai di sekitar permukiman warga meluap. Ketinggian air beragam, mulai dari 40 sentimeter (cm) hingga 1,5 meter.
”Sudah seminggu ini banyak orang mulai mengungsi ke posko-posko yang kami siapkan. Bersama petugas gabungan, kami terus memantau kondisi air,” kata Budiono saat dihubungi dari Palangkaraya, Senin (26/10/2020).
Budiono menjelaskan, pihaknya menyiapkan tenaga kesehatan dan dapur umum bagi para pengungsi. Bantuan logistik juga sudah diberikan. ”Ini adalah banjir terparah dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Belum pernah sampai separah ini,” kata Budiono.
Dari catatan Kompas, banjir sudah tiga kali melanda wilayah Kabupaten Seruyan pada tahun 2020. Banjir pertama pada Juni hingga Juli. Banjir itu merendam setidaknya tiga kecamatan. Pada September, banjir kembali melanda dan merendam sembilan kecamatan dari total 10 kecamatan di kabupaten itu. Setidaknya 7.000 rumah yang dihuni belasan ribu jiwa ikut terdampak.
Kepala Pos Pusat Pengendalian Operasi dan Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Provinsi Kalteng Japalmen memaparkan, selain di Kabupaten Seruyan, pihaknya juga mendapatkan laporan banjir di Kabupaten Barito Utara yang jaraknya sekitar 317 kilometer dari Kota Palangkaraya, ibu kota Kalteng.
Di Barito Utara, banjir merendam dua kelurahan, yakni Kelurahan Melayu dan Lanjas di Kecamatan Teweh Tengah. Banjir merendam ratusan rumah dan berdampak pada 124 keluarga.
”Sebagian jalan untuk transportasi juga terdampak. Tetapi, belum ada yang sampai mengungsi karena air tidak terlalu tinggi,” ungkap Japalmen.
Japalmen menambahkan, upaya yang dilakukan pihaknya saat ini adalah terus memantau ketinggian muka air di sungai-sungai terdekat. Di Barito Utara, sungai Barito yang merupakan sungai terpanjang di Kalimantan Tengah menjadi salah satu pemicu banjir.
Sungai yang panjangnya mencapai 890 kilometer itu memisahkan dua provinsi, yakni Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Sungai itu melintas di ratusan desa dan kecamatan. Sebagian besar merupakan daerah langganan banjir saat musim hujan.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya Rahmat Alfandy memperkirakan, Kalteng kini sudah memasuki musim hujan. Saat ini, di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Katingan, Kotawaringin Barat, Seruyan, dan Kotawaringin Timur, dilanda hujan lebat disertai angin dan petir.
”Kami selalu memberikan peringatan dini karena koordinasinya jalan terus dengan pemerintah daerah setempat,” ungkap Rahmat.
Beberapa wilayah yang disebutkan Rahmat merupakan wilayah yang selama ini diterjang banjir tahunan ataupun yang baru pertama kali terjadi seperti di Lamandau dan Seruyan.
Banjir masih akan mengancam beberapa wilayah di Kalimantan Tengah. Sebelumnya, sekitar Agustus hingga September, banjir merendam tujuh kabupaten dari 14 kabupaten/kota di Kalteng. Lebih kurang 30 kecamatan terendam banjir dan 20.500 warga terdampak banjir.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Darliansjah mengungkapkan, banjir di musim hujan ini diharapkan tidak separah banjir beberapa waktu lalu yang merendam puluhan ribu rumah. Ia berupaya berharap masyarakat tetap waspada melalui sosialisasi dan peringatan dini yang diberikan.
”Kalau seperti kemarin lagi, kami akan siap karena posko dan peralatan masih ada di lokasi-lokasi. Nanti tinggal ditambah logistik, tetapi kami pantau terus dan jika kabupaten membutuhkan, kami di provinsi akan langsung mengirim bantuan tenaga maupun logistik,” kata Darliansjah.