Borobudur Marathon 2020 Bakal Jadi Warna Istimewa bagi Kisah Maraton Dunia
Borobudur Marathon 2020 menjadi ajang maraton besar ketiga yang digelar semasa pandemi. Pelaksanaan protokol kesehatan ketat dalam kesempatan kali ini bakal menjadi bagian spesial dari kisah maraton internasional.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Borobudur Marathon 2020 menjadi ajang maraton besar ketiga yang digelar semasa pandemi. Pelaksanaan protokol kesehatan ketat dalam kesempatan kali ini bakal menjadi bagian spesial dari kisah maraton dunia.
Demikian dikatakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ditemui dalam acara peluncuran rute ”Elite Race Borobudur Marathon 2020” di Manohara Resto, Sabtu (31/10/2020). Sebelumnya, ajang maraton besar pertama saat pandemi adalah Tokyo Marathon pada Februari 2020. Selanjutnya, adalah London Marathon pada awal Oktober 2020.
Salah satu keistimewaan Borobudur Marathon 2020, kata Ganjar, adalah kategori full marathon dalam kompleks candi atau ”Elite Race Borobudur Marathon”. Pesertanya atlet dan pelari elite. Namun, bakal digelar juga lari virtual yang diikuti 9.090 pelari di tempatnya masing-masing. Keduanya digelar Minggu, 15 November 2020.
Ganjar mengatakan, penyelenggaraan tahun ini bukan ajang unjuk eksistensi atau mengumbar sikap sok berani di tengah pandemi. Sejak awal, acara ini disiapkan dengan perencanaan matang dan protokol kesehatan sangat ketat.
Untuk memenuhi kategori full marathon sejauh 42,195 kilometer ini, pelari akan berlari looping (perulangan), mengitari area Taman Lumbini sebanyak 12 kali. Tidak menawarkan banyak tanjakan, Ganjar memastikan rute ini tetap menyenangkan dan bakal memberikan kesan tersendiri.
”Kita tunggu, apa kejutan dan pengalaman para pelarinya nanti,” ujarnya.
Direktur Bisnis Harian Kompas Lukminto Wibowo mengatakan, peserta ”Elite Race Borobudur Marathon” adalah atlet pilihan Pengurus Besar Persatuan Atletik Indonesia. Mereka adalah atlet-atlet juara dan atau telah lulus seleksi PON. ”Ajang ini bisa dibilang PON kecil bagi mereka,” katanya.
Digelar selama pandemi, Lukminto menjamin protokol kesehatan dilakukan ketat. Jumlah orang yang hadir di lokasi perlombaan dibatasi tidak lebih dari 100 orang. Semua yang bakal terlibat, pelari hingga panitia, juga harus menjalani tes usap sebelum dan setelah acara. Kontak antarpeserta dan panitia juga dibatasi. Panitia akan memantau pelaksanaan maraton melalui aplikasi khusus.
Demi memenuhi antuasiasme dan keinginan berlari dari masyarakat, Lukminto mengatakan, tahun ini ada kelonggaran bagi para peserta full marathon dan half marathon. Jarak tempuh dari dua kategori itu bisa tidak dituntaskan dalam sehari.
Jarak tempuh itu bisa dicicil para pelari. Mereka menempuh sebagian pada 15 November dan menyelesaikan sisanya di minggu-minggu berikutnya. Kesempatan menyelesaikan jarak tempuh ini bisa dilakukan pelari dalam 2-3 kali lari.