Keerom Kembangkan Kampung Sentra Jagung di Tengah Pandemi
Pemerintah Kabupaten Keerom sedang mengembangkan program kampung sentra jagung di tengah pandemi Covid-19 selama empat bulan terakhir. Hasilnya 60 ton jagung siap panen yang akan dijual ke Jawa Timur.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
KEEROM, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Keerom mengembangkan program kampung sentra jagung dengan luas lahan 1.000 hektar. Hasil panen akan dikirim ke Blitar, Jawa Timur, sebagai bahan pakan ternak ayam petelur.
Pejabat Sementara Bupati Keerom Ridwan Rumasukun secara simbolis meresmikan panen perdana jagung di Kampung Arsopura, Distrik Skanto, di lahan seluas 12 hektar, Minggu (1/11/2020). Total hasil panen perdana sebanyak 60 ton.
Arsopura termasuk salah satu dari 38 kampung di Keerom yang melaksanakan program sentra jagung dengan total luas lahan 1.000 hektar. Ridwan mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan kampung sentra jagung karena program ini menggerakkan para petani untuk tetap produktif di tengah kondisi perekonomian yang terdampak Covid-19.
Pada program ini, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Keerom menyiapkan mesin tanam, benih, pupuk, mesin untuk panen jagung, dan alat untuk mengurangi kadar air dalam jagung dari hasil realokasi anggaran untuk dampak Covid-19.
”Kegiatan ini menggunakan alat yang modern. Misalnya, mesin untuk menanam dan mesin panen jagung. Dampaknya, petani lebih menghemat biaya untuk menyewa tenaga yang mencapai Rp 200.000 per orang setiap hari,” kata Ridwan.
Ridwan berharap, kegiatan di kampung sentra jagung di Keerom dapat diikuti seluruh masyarakat setempat dan berjalan dengan konsisten. Petani diharapkan bisa memproduksi jagung secara kontinu. ”Menurut rencana, hasil panen jagung dari Keerom akan dijual kepada konsumen di daerah Blitar, Jawa Timur,” tutur Ridwan.
Selama ini, peternak ayam petelur di Blitar membutuhkan pasokan jagung untuk ternak mereka. Jagung bahkan pernah sulit didapatkan pada tahun 2018. Harga jagung di tingkat petani hingga kini bertahan tinggi, yakni Rp 4.300-Rp 4.500 per kg.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Keerom Sunar mengatakan, 64 kelompok tani melaksanakan kegiatan kampung sentra jagung dengan menggunakan dana dari hasil realokasi anggaran Covid-19. Total 1.128 petani terlibat dalam kegiatan ini. Ia memaparkan, para petani menggunakan benih jagung unggulan dalam kegiatan penanaman, yakni Nakula Sadewa. Hasil produksinya sekitar 5 ton per hektar.
”Kami memilih jagung karena masa tanam hanya 100 hari dan tidak mudah busuk. Kami telah berkoordinasi dengan salah satu koperasi petani di Blitar. Menurut rencana, kami akan memasok jagung ke sana dengan kualitas kadar air 14 persen,” papar Sunar.
Sugeng Wardiwiyoto, salah seorang petani mengatakan, pihaknya sangat terbantu dengan pelaksanaan kegiatan kampung sentra jagung di tengah pandemi Covid-19. Sebab, petani tidak mengeluarkan banyak biaya dan tenaga untuk penanaman hingga panen.
”Kami optimistis mendapatkan keuntungan yang maksimal dari kegiatan ini. Hasil panen jagung dapat dipasarkan di Papua dengan harga standar Rp 5.000 per kilogram dan di Pulau Jawa Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per kilogram,” kata Sugeng.