Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Jawa Timur, memodifikasi operasi ”swab hunter” atau tim buru tes usap di perbatasan dengan Sidoarjo dan Gresik untuk menekan persebaran virus korona jenis baru.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Jawa Timur, memodifikasi operasi swab hunter atau tim buru tes usap di perbatasan dengan Sidoarjo dan Gresik. Pemeriksaan masih ditempuh untuk menekan persebaran wabah Covid-19 yang terindikasi mereda jangan sampai meledak.
Swab hunter merupakan tim terpadu dari unsur masyarakat, aparatur pemerintah, TNI, dan Polri yang rutin berpatroli untuk memastikan penerapan protokol kesehatan secara disiplin. Operasi swab hunter dimulai Rabu (4/11/2020) di sembilan kecamatan yang berbatasan dengan Sidoarjo dan Gresik.
Operasi sampai dengan hari ini, sasarannya adalah kalangan masyarakat dengan pergerakan antarwilayah yang terlihat melanggar protokol kesehatan terutama tidak memakai alat pelindung diri (masker).
Namun, baru dua hari operasi, strategi diubah karena mungkin tidak mendapat respons positif dari kalangan masyarakat. Di sejumlah pasar di perbatasan, tim buru tes usap sulit mendapatkan pelanggar protokol kesehatan bukan karena ketiadaan pencerobohan melainkan situasi amat sepi.
Kami ubah dengan operasi yang fokus kepada warga Surabaya di perbatasan. (Irvan Widyanto)
Kalangan pedagang enggan ada pemeriksaan. Di perbatasan, obyek yang diperiksa ialah warga Surabaya atau luar yang dihentikan dan harus tes dengan sangkaan melanggar protokol kesehatan.
”Kami ubah dengan operasi yang fokus kepada warga Surabaya di perbatasan,” kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto, Kamis (5/11). Tes usap secara massal mulai Jumat ini akan ditempuh di kantor-kantor kelurahan di perbatasan secara terjadwal. Tes harus diikuti oleh kalangan warga yang telah mendapat pemberitahuan dari pengurus rukun tetangga (RT).
Bagaimana jika ada yang mangkir datang? ”Kami akan mencarinya untuk tes. Dengan demikian, dapat diketahui situasi wabah di masyarakat seperti apa,” kata Irvan yang menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Surabaya.
Operasi swab hunter kembali diadakan untuk menekan penyebaran wabah setelah cuti bersama 28 Oktober-1 November 2020. Kurun waktu itu, kalangan warga Surabaya diyakini ada yang bepergian ke luar kota dan berpotensi menulari atau tertular. Ketika kembali, potensi penularan akan tinggi jika tidak dicegah, antara lain, dengan tes usap. Masalahnya, penyebaran virus korona bisa masif dari kelompok terjangkit, tetapi tidak memperlihatkan keluhan atau gejala kesehatan.
Menurut Irvan, dalam sehari operasi swab hunter pada Rabu, telah menjalankan tes usap kepada 396 orang warga pelanggar protokol kesehatan. Meski situasi pagebluk di Surabaya relatif melandai, pemeriksaan harus tetap dilaksanakan. Gugus tugas mencegah potensi ledakan kembali kasus yang akan menyulitkan penanganan.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, saat ini sudah terdapat 100 kelurahan dari 154 wilayah tersebut yang tidak ada tambahan kasus baru. Selain itu, tersisa 75 pasien yang masih harus dirawat. Meluasnya wilayah nol kasus, pasien dirawat terus berkurang, tetapi tes usap secara massal tetap digencarkan mengindikasikan wabah mereda.
Berdasarkan data laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/ yang dikelola oleh Pemprov Jatim, wabah Covid-19 secara akumulatif di Surabaya telah menjangkiti 16.148 warga. Jumlah ini setara 30 persen dari akumulasi kasus se-Jatim yang 53.791 warga terjangkit.
Pagebluk mengakibatkan kematian 1.177 jiwa atau 30,5 persen dari kematian provinsi yang 3.853 jiwa. Sebanyak 14.896 warga Surabaya atau 92,2 persen dari yang terjangkit berhasil sembuh. Namun, persentase kematian atau fatalitas juga tinggi di angka 7,2 persen
Data lebih detail memperlihatkan, dari 16.148 warga terjangkit terdiri dari 8.098 jiwa bergejala dan 8.050 jiwa tidak bergejala. Dari sini terlihat bahwa warga yang terjangkit dan menunjukkan gejala atau tidak ternyata seimbang. Adapun gugus tugas telah melaksanakan tes usap terhadap 215.869 spesimen di mana satu spesimen diambil dari satu individu atau orang. Untuk rapid test atau tes cepat serologi telah didapat dari 179.409 spesimen.
”Kami masih terus mendorong 3T dan 3M dapat diterapkan untuk menekan wabah,” kata Febria. Langkah 3T ialah tes, telusur, dan tangani atau testing, tracing, treatment secara cepat terhadap individu agar jika terkonfirmasi terjangkit tidak menulari lebih banyak orang. Program 3M ialah memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak sebagai bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat dalam konteks protokol kesehatan.
Adapun Polda Jatim mengumumkan data pelaksanaan operasi yustisi penegakan protokol kesehatan kurun 14 September-2 November 2020 yang 301.017 kegiatan pemeriksaan di 38 kabupaten/kota di Jatim. Sejauh ini, Polda Jatim mendata terjadi 3.757.455 pelanggaran. Sebanyak 3.139.850 pelanggar protokol kesehatan mendapat teguran lisan atau tertulis.
Sebanyak 68.736 orang terkena sanksi denda dengan akumulasi hampir Rp 2,93 miliar. Juga ada 465.635 orang yang terkena sanksi kerja di fasilitas umum dan 83.158 orang harus menerima penyitaan kartu tanda penduduk. Pelanggar yang terpaksa memilih pidana kurungan penjara ada 4 orang.