Terapi Plasma untuk Pasien Covid-19 di Cirebon Mulai Berdampak
Terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mulai membuahkan hasil. Kondisi pasien penerima darah yang mengandung antibodi dari penyintas Covid-19 itu dinilai membaik.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mulai membuahkan hasil. Kondisi pasien penerima darah yang mengandung antibodi dari penyintas Covid-19 itu dinilai membaik.
Terapi plasma konvalesen merupakan upaya memberikan donor bagian darah yang mengandung antibodi dari penyintas kepada pasien Covid-19 dengan kondisi berat dan kritis. Di Cirebon, Palang Merah Indonesia (PMI) setempat melakukannya sejak Oktober lalu.
”Kami sudah kasih plasma ke sejumlah pasien Covid-19 di RSUD Waled. Pasien yang kondisi berat sekarang menjadi baik,” kata Ketua PMI Kabupaten Cirebon Sri Heviyana, Jumat (6/11/2020). Pemberian plasma berdasarkan koordinasi dengan tim dokter rumah sakit.
Hingga kini, 11 penyintas telah mendonorkan plasmanya. ”Ada lebih dari 20 orang yang mendaftar untuk donor, tetapi kami harus seleksi dulu apakah memenuhi syarat atau tidak,” ujarnya.
Sejumlah ketentuan bagi penyintas yang ingin berkontribusi dalam terapi plasma, di antaranya negatif Covid-19, antibodi tinggi, bebas HIV/AIDS, dan bebas sifilis. PMI Cirebon bakal memeriksa kesehatan calon penyintas sebelum donor.
Pihaknya tidak menargetkan jumlah pendonor. Namun, ia mendorong para penyintas agar ikut mendonorkan plasmanya untuk pasien Covid-19. Setiap penyintas bisa mendonorkan 400-600 cc plasma darahnya. Adapun kebutuhan setiap pasien sekitar 200 cc plasma.
Sri mengklaim, PMI Cirebon telah memenuhi syarat cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan. ”Di Jabar, hanya ada tiga PMI yang sudah CPOB. Salah satunya Cirebon,” ujarnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Cirebon Fariz Malvi Zamzam mendorong agar terapi plasma terus dilakukan. Menurut dia, sumber daya manusia PMI setempat sudah mumpuni untuk memproduksi terapi plasma. Apalagi, terapi tersebut sudah membuahkan hasil.
Fariz menyebutkan, dua pasien Covid-19 yang tadinya bergejala berat setelah diberikan terapi plasma kondisinya membaik kurang dari tujuh hari dan sembuh. Padahal, kesembuhan pasien biasanya membutuhkan waktu dua pekan.
Semua pasien Covid-19 yang kondisinya berat perlu terapi ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni mengatakan, kebutuhan plasma dari penyintas masih cukup banyak. ”Semua pasien Covid-19 yang kondisinya berat perlu terapi ini. Makanya, anak saya ikut mendonorkan plasmanya,” katanya.
Hingga Jumat siang saja, 119 pasien Covid-19 dirawat di sejumlah rumah sakit di Cirebon. Sebanyak 1.291 warga Cirebon terpapar Covid-19. Sebanyak 78 orang di antaranya meninggal dan 308 orang masih menjalani isolasi mandiri atau perawatan. Sebanyak 905 orang lainnya dinyatakan sembuh.