Isi Luang Masa Pandemi, Budidaya Ikan Cupang Omzet Belasan Juta Rupiah
Dia punya koleksi 5.000 ekor cupang dengan berbagai jenis, seperti plakat, giant, halfmoon, emas, dan afatar. Jika satu ekor dihargai paling murah Rp 100.000, potensi pendapatan Rp 500 juta.
Oleh
ZULAKRNAINI
·3 menit baca
Awalnya hanya untuk mengisi waktu luang di masa pandemi Covid-19, tetapi ternyata budidaya ikan cupang menawarkan keuntungan besar. Edwar (40), warga Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, semakin serius mengelolanya.
”Sehari laku 5-10 ekor dengan harga Rp 100.000 sampai Rp 150.000,” kata Edwar, Sabtu (31/10/2020).
Usaha budidaya ikan cupang dilakukan di rumahnya. Awalnya, ia memelihara cupang hanya untuk mengisi waktu luang karena imbauan di rumah saja selama pandemi Covid-19.
Modal awal Cuma Rp 1,5 juta, total pendapatan dari sini sudah belasan juta rupiah. (Edwar)
Pada April 2020, Edwar membeli sepasang ikan cupang dengan harga Rp 1,5 juta. Sebulan kemudian, sepasang cupang itu menetaskan ribuan anakan. Karena ikannya semakin banyak, dia jual melalui media sosial. Kadang dia melelang ikan-ikan kualitas super melalui akun media sosialnya.
Sejak Juli hingga Oktober lalu, dia sudah menjual lebih dari 100 ekor. Harga paling tinggi yang pernah dijual Rp 700.000 per ekor. ”Modal awal Cuma Rp 1,5 juta, total pendapatan dari sini sudah belasan jutalah,” ujar Edwar.
Edwar memiliki pekerjaan utama, yakni pegawai negeri sipil dan fotografer. Namun, selama pandemi Covid-19, usaha fotografi sepi dan pembatasan jam kerja di kantor. ”Awalnya iseng-iseng, biar tidak suntuk di rumah, ternyata untuk bisnis menjanjikan juga,” kata Edwar.
Edwar belajar cara merawat cupang dari internet. Menurut Edwar, perawatan cupang sangat mudah. Selain menjaga debit air di wadah, pakan juga diberikan secara rutin. Pakan berupa jentik, ulat sutera, dan pelet. Biasanya usia tiga bulan sejak menetas, ikan-ikan itu sudah bisa dijual.
Kini dia punya koleksi 5.000 ekor cupang dengan berbagai jenis, seperti plakat, giant, halfmoon, emas, dan afatar. Jika satu ekor dihargai paling murah Rp 100.000, potensi pendapatan Rp 500 juta. Malah ada beberapa ekor yang sudah ditawar di atas Rp 1 juta per ekor.
Tujuh bulan melakukan budidaya ikan cupang, Edwar semakin jatuh cinta. Bukan hanya karena ikan cupang memiliki penampilan sisip yang cantik, melainkan juga karena potensi bisnis yang menjanjikan.
”Saya sedang jajaki pasar luar Aceh karena sudah ada calon pembeli dari luar,” ujar Edwar.
Peluang bisnis
Dosen Ilmu Kewirausahaan Universitas Almuslim, Bireuen, Munawar, mengatakan, masa pandemi Covid-19 memang banyak usaha mengalami kelesuan. Namun, selalu akan ada peluang untuk bisnis lainnya. Misalnya, usaha jasa fotografi sepi karena banyak orang menunda pesta pernikahan, justru terbuka peluang di usaha budidaya cupang atau kembang.
”Harus pandai baca peluang pasar. Dalam kondisi sulit pun masih ada peluang usaha,” kata Munawar.
Sementara itu, untuk mendorong pertumbuhan usaha anak muda Aceh di masa pandemi, Pemerintah Provinsi Aceh membantu modal usaha untuk 200 orang pengusaha muda dan kelas kecil menengah. Mereka diberikan modal usaha sebesar Rp 5 juta per orang.
Harus pandai baca peluang pasar. Dalam kondisi sulit pun masih ada peluang usaha. (Munawar)
Wakil Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh Dyah Erti Idawati mengatakan, pemuda pelaku usaha dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan kemajuan teknologi.
Dyah menuturkan, era 4.0 menuntut para pelaku usaha untuk mengikuti perkembangan zaman dan tidak gagap teknologi. ”Kita harus bisa keluar dari paham lama. Kini, penjualan online lebih maju. Usaha di jagat maya tanpa harus terbebani dengan biaya sewa tempat usaha,” kata Dyah.