Terdampak Peningkatan Status Merapi, Pelaku Wisata Berharap Stimulus Ekonomi
Menyusul adanya peningkatan status Gunung Merapi menjadi siaga, sebanyak 13 tempat wisata di kawasan rawan bencana Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ditutup. Pelaku wisata berharap bisa mendapat bantuan stimulus ekonomi.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Seiring peningkatan status Gunung Merapi, 13 tempat wisata di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ditutup hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Para pengelola tempat wisata berharap pemerintah memberikan stimulus ekonomi.
Sebanyak 13 tempat wisata yang berada di kawasan rawan bencana diimbau untuk berhenti beroperasi untuk sementara waktu akibat adanya kenaikan status Merapi dari Waspada menjadi Siaga. Menurut Bupati Magelang Zaenal Arifin, pihaknya telah mengirimkan surat imbuan kepada para pengelola tempat wisata, Sabtu (7/11/2020). Adapun kebijakan tersebut mulai diberlakukan pada hari yang sama.
”Sebanyak 13 tempat wisata yang berada dalam radius 0-10 kilometer dari puncak Merapi wajib ditutup. Penutupan ini sifatnya dinamis, jadi belum tahu sampai kapan. Yang jelas, begitu ada perubahan status (Gunung Merapi), akan kami sesuaikan,” kata Zaenal, Senin (9/11/2020).
Menurut Zaenal, penutupan tempat wisata mendesak dilakukan demi keselamatan bersama. Sebab, tidak semua wisatawan memahami tahapan-tahapan penyelamatan diri dari bencana gunung api.
Sebanyak 13 tempat wisata yang berada dalam radius 0-10 kilometer dari puncak Merapi wajib ditutup. Penutupan ini sifatnya dinamis, jadi belum tahu sampai kapan. Yang jelas, begitu ada perubahan status (Gunung Merapi), akan kita sesuaikan. (Zaenal Arifin)
Dihubungi, Selasa (10/11/2020), Ketua Forum Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang Edward Alfian mengatakan, penutupan sejumlah tempat wisata berdampak pada hilangnya pendapatan pelaku wisata. Adapun masyarakat yang menggantungkan hidup pada 13 tempat wisata itu mencapai ribuan orang.
Edward mencontohkan, di obyek wisata Ketep Pass, misalnya, potensi pendapatan yang hilang dalam sehari mencapai Rp 10 juta. Sementara itu, potensi pendapatan ratusan pedagang di Ketep Pass yang hilang sekitar Rp 200.000 per pedagang setiap hari.
”Para pelaku wisata dan pedagang di daerah wisata yang ditutup berharap bisa mendapatkan bantuan berupa stimulus ekonomi. Apalagi, kami langsung mendapat hantaman dua sekaligus, pandemi Covid-19 dan ancaman erupsi Merapi,” ujar Edward.
Menurut dia, sebelumnya, sejumlah tempat wisata di Kabupaten Magelang ditutup lebih kurang 4 bulan akibat pandemi Covid-19. Mereka baru mulai kembali beroperasi secara terbatas pada akhir Juni 2020.
”Selama beroperasi terbatas, kondisi sektor pariwisata membaik. Namun, belum sepenuhnya pulih,” ucapnya.
Perhatian
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso mengatakan, saat ini, pemerintah tengah fokus dalam upaya penyelamatan jiwa masyarakat. Hal itu dilakukan dengan cara mengevakuasi warga yang tinggal di kawasan rawan bahaya.
”Saat ini, kan, sedang tanggap darurat, prioritas pemerintah adalah pada menyelamatkan jiwa serta harta dan benda masyarakat. Pemulihan ekonomi tentu akan menjadi perhatian kami selanjutnya,” kata Iwan.
Iwan menuturkan, Pemerintah Kabupaten Magelang memiliki program stimulus ekonomi bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19. Stimulus ekonomi yang akan diberikan berupa bantuan modal dan pembelian produk.
Besaran bantuan modal untuk pelaku usaha perseorangan maksimal Rp 10 juta. Sementara untuk pelaku usaha kelompok atau badan usaha akan diberi bantuan modal sebesar Rp 25 juta. Adapun total anggaran yang dialokasikan untuk program tersebut sebesar Rp 30 miliar.