Kasus Covid-19 di Jateng Melonjak, Skenario Penanganan Disiapkan
Menurut data Satgas Covid-19 Pusat, Jateng pada Jumat (13/11/2020) menjadi provinsi dengan penambahan kasus terbanyak, yakni 1.362 kasus. Belakangan, Jateng juga konsisten di urutan kedua terbanyak setelah DKI Jakarta.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir, dipicu banyaknya kluster rumah tangga. Pemerintah Provinsi Jateng menyiapkan sejumlah skenario, seperti penambahan kapasitas rumah sakit dan tes bagi sejumlah daerah prioritas.
Berdasarkan laporan harian Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Jumat (13/11/2020), Jateng menjadi provinsi dengan penambahan kasus terbanyak, yakni 1.362 kasus, dari total penambahan 5.444 kasus pada hari itu. Belakangan, penambahan kasus di Jateng juga konsisten di urutan kedua terbanyak setelah DKI Jakarta.
Sementara menurut data Pemerintah Provinsi Jateng, terdapat penambahan 2.319 kasus positif Covid-19 pada pekan ke-44 masa penanganan Covid-19, yang kemudian meningkat menjadi 3.903 kasus pada pekan ke-45. Pada pekan ke-46, penambahan turun menjadi 3.646 kasus.
Berdasarkan data pada laman informasi Covid-19 Pemprov Jateng yang dimutakhirkan Selasa (17/11/2020) pukul 12.00, terdapat 44.009 kasus positif kumulatif, dengan rincian 5.493 dirawat, 35.433 sembuh, dan 3.083 meninggal. Tercatat penambahan 1.065 kasus positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa, mengatakan, tingginya kasus di Jateng disebabkan beberapa faktor. Faktor itu antara lain data yang tertunda di pusat, adanya peningkatan jumlah tes reaksi berantai polimerase (PCR) per hari, dan banyaknya kluster rumah tangga.
Kluster tertinggi ini rumah tangga. Maka, kami dorong agar isolasi (bagi pasien dengan kondisi relatif baik) terkonsentrasi di tempat khusus seperti rumah dinas Wali Kota Semarang. (Ganjar Pranowo)
”Kluster tertinggi ini rumah tangga. Maka, kami dorong agar isolasi (bagi pasien dengan kondisi relatif baik) terkonsentrasi di tempat khusus seperti rumah dinas Wali Kota Semarang. Kalau isolasi mandiri di rumah, ada kemungkinan tak pakai masker dan tak berjarak,” kata Ganjar.
Ia menambahkan, pengujian spesimen di laboratorium juga terus meningkat, yakni 8.000-9.000 tes per hari. Namun, pada akhir pekan, jumlah pengujian cenderung menurun.
Menurut Ganjar, sejumlah skenario disiapkan guna menangani peningkatan kasus Covid-19 di Jateng. Rencana penanganan itu antara lain penambahan kapasitas rumah sakit, baik tempat tidur ruang isolasi maupun tempat tidur ruang perawatan intensif (ICU).
Menurut rencana, akan ada penambahan masing-masing 10 tempat tidur di 52 rumah sakit milik pemerintah di Jateng. ”Dengan demikian, akan ada 520 tambahan tempat tidur. Sementara untuk ICU, akan ada penambahan masing-masing dua sehingga ada tambahan 104,” katanya.
Prioritas
Sejumlah kabupaten/kota juga akan menjadi prioritas penanganan Covid-19, antara lain Kabupaten Banjarnegara, Batang, Jepara, Wonogiri, Pemalang, Purbalingga, Rembang, dan Kota Pekalongan. Di daerah-daerah itu dinilai terdapat korelasi antara tingginya kematian dan kesiapan rumah sakit yang rendah.
Adapun daerah dengan tingkat pengujian PCR rendah antara lain Kabupaten Semarang, Klaten, Temanggung, Pati, Kudus, Kendal, Karanganyar, Batang, Pekalongan, Brebes, dan Banjarnegara.
”Selain itu, ada keterkaitan antara peningkatan kasus dan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) yang rendah. Yang jadi prioritas ialah Kabupaten Wonosobo, Tegal, Jepara, Sragen, Kebumen, Purbalingga, Temanggung, Pati, Kudus, Kendal, Batang, Brebes, Blora, Pekalongan, Rembang, dan Banjarnegara,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, tingkat keterisian rumah sakit di Jateng fluktuatif. Namun, antisipasi tetap perlu dilakukan dengan penambahan tempat tidur, baik di tempat isolasi maupun ruang ICU.
”Saya sudah bertemu dengan perwakilan dari rumah sakit-rumah sakit di daerah. Disepakati minggu-minggu ini akan ditambahi tempat tidur, masing-masing 10 unit. Perlangkapan lain seperti ventilator dan lainnya juga kami siapkan. Ada yang memang kami beli dan ada juga dari bantuan,” kata Yulianto.
Pemprov Jateng juga mengantisipasi kerumunan pada acara-acara tertentu menjelang akhir tahun karena dikhawatirkan bisa menjadi titik penularan Covid-19, misalnya pada perayaan Natal, Tahun Baru 2021, dan acara-acara lain.
Ganjar mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Jateng terkait perizinan yang dikeluarkan. Menurut dia, polda bakal memastikan suatu acara tidak diizinkan jika tidak ada pembatasan orang. ”Kalau dari kepolisian, kalau tidak dibatasi, tidak akan diizinkan,” ujarnya.