Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka di Kota Palu Bergantung Perkembangan Kasus
Pelaksanaan sekolah tatap muka di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang ditargetkan mulai Januari 2021, bergantung pada perkembangan kasus Covid-19.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Penyelanggaraan sekolah tatap muka di Kota Palu, Sulawesi Tengah, bergantung pada perkembangan kasus Covid-19. Sikap penuh kehati-hatian sangat diperlukan karena Covid-19 menular tidak mengenal usia.
Pemerintah pusat menargetkan sekolah tatap muka digelar pada Januari 2021. Proses belajar mengajar dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan ketat, seperti pengaturan jadwal masuk sekolah dan penyediaan tempat cuci tangan.
Rencana tatap muka pernah bergulir di Palu, akhir Agustus. Waktu itu sejumlah sekolah ditargetkan memulainya pada pertengahan September atau paling lambat awal Oktober 2020. Namun, rencana tersebut ditunda karena ada peningkatan penularan Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Ansyar Sutiadi menyatakan, sekolah-sekolah tetap disiapkan melaksanakan panduan belajar tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Namun, jika nanti penularan Covid-19 belum mereda, sekolah tatap muka bisa jadi tidak digelar. Siswa bakal kembali belajar dari rumah.
”Persetujuan orangtua juga menjadi poin penting. Kalau setuju, sekolah jalan dengan tentu penerapan protokol kesehatan ketat. Apabila tidak setuju, belajar kembali dari rumah,” kata Ansyar, di Palu, Sulteng, Senin (23/11/2020).
Sejauh ini, penularan Covid-19 di Palu masih belum terkendali. Kasus harian masih fluktuatif dengan cenderung tetap tinggi.
Pada Minggu (22/11/2020), misalnya, dilaporkan ada 21 kasus baru Covid-19. Padahal, Jumat (20/11/2020), hanya ada satu kasus. Namun, pada Kamis (19/11/2020), dilaporkan 21 kasus baru.
Tambahan kasus harian tersebut juga menambah jumlah pasien atau orang dirawat karena Covid-19 di Palu. Saat ini tercatat 152 orang dirawat di rumah sakit dan diisolasi secara mandiri di rumah masing-masing. Pada Kamis lalu jumlahnya 138 orang.
Di Sulteng, selain di Palu, penularan Covid-19 cukup tinggi juga terjadi di Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai. Ketiga daerah itu bergantian menyumbang kasus terbanyak dari daerah lain di Sulteng. Pada Minggu, misalnya, Morowali menyumbang 22 kasus baru. Sehari sebelumnya, di Banggai dilaporkan 20 kasus baru.
Total kasus Covid-19 di Sulteng saat ini 1.514 kasus. Dari jumlah itu, 955 orang (63 persen) dinyatakan sembuh dan 500 orang dirawat. Sebanyak 59 orang (3,8 persen) meninggal dunia.
Di Sulteng, selain di Palu, penularan Covid-19 cukup tinggi juga terjadi di Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai.
Kepala SDN Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Norma Ekawati menyatakan siap menjalankan sekolah tatap muka. Fasilitas pencegahan Covid-19, seperti tempat cuci tangan, sudah disediakan.
Kurnia Sari (41), warga Kota Palu, menyatakan, pemerintah harus hati-hati memutuskan pemberlakuan sekolah tatap muka. Anak-anak rentan dengan penularan Covid-19 ketika berkumpul bersama dengan sebayanya.
”Selagi kasus masih ada, pemerintah jangan ambil risiko. Selama ini, sekolah dari rumah berjalan cukup baik, terlepas berbagai kekurangannya, seperti jaringan internet,” ujar ibu tiga anak sekolah itu.
Ia menyatakan tak keberatan jika belajar dari rumah diteruskan. Selain karena pemerintah telah membantu paket internet untuk meringankan beban orangtua, hal itu juga bertujuan mencegah anak-anak terinfeksi Covid-19. Keselamatan anak, kata dia, nomor satu.