Harimau Putri Singgulung Kembali Masuk Perangkap di Solok
Harimau sumatera Putri Singgulung kembali masuk perangkap di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Harimau yang dilepasliarkan pekan lalu ini sejak empat hari lalu berkeliaran di jalan raya dan perladangan warga.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Harimau sumatera Putri Singgulung kembali masuk perangkap di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Harimau yang dilepasliarkan pekan kemarin ini sejak empat hari lalu berkeliaran di jalan raya dan ladang warga. BKSDA Sumatera Barat masih berupaya menangkap satu individu harimau lainnya yang berkeliaran di permukiman.
Panthera tigris sumatrae itu masuk perangkap di Jorong Rawang Gadang, Nagari Simpang Tanjuang Nan IV, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Minggu (6/12/2020) pagi. Kepala Resor Konservasi Wilayah Solok BKSDA Sumbar Afrilius, Minggu, membenarkan ada satu individu harimau yang masuk perangkap.
”Kami bersyukur bisa mengevakuasi satwa itu dalam keadaan selamat. Harimau masuk perangkap sekitar pukul 10.00,” kata Afrilius, ketika dihubungi dari Padang, Minggu siang. Afrilius enggan memberikan informasi lebih lanjut terkait harimau yang ditangkap itu.
Sebelumnya, sejak Rabu (2/12/2020) dini hari, setidaknya dua individu harimau sumatera berkeliaran di permukiman, perladangan, dan jalan raya. Satu individu berkeliaran di permukiman dan perladangan masyarakat di Jorong Lurah Ingu dan satu individu lagi, yang sekarang dievakuasi, berkeliaran di jalan raya dan perladangan masyarakat di Jorong Rawang Gadang.
Harimau-harimau tersebut telah memangsa anjing, ayam, dan itik peliharaan warga. Lokasi tempat harimau itu muncul, kata Afrilius, merupakan daerah penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Suaka Margasatwa (SM) Tarusan Arau Hilir. Menurut Afrilius, jarak lokasi tempat harimau berkeliaran itu berkisar 1-2 kilometer dari TNKS dan SM Tarusan Arau Hilir.
Sejak Jumat (4/12/2020), BKSDA Sumbarmemasang perangkap untuk menangkap harimau tersebut. Sebelumnya, petugas sudah berupaya mengusir harimau itu kembali ke hutan dengan membunyikan meriam karbit dan senjata api. Namun, harimau tidak merasa takut dan tidak merespons bebunyian itu.
Afrilius melanjutkan, terkait harimau di Jorong Lurah Ingu, masyarakat dan tim BKSDA Sumbar belum berjumpa lagi dengan harimau itu sejak terakhir terlihat pada Jumat (4/12/2020) malam. Jejaknya sulit diidentifikasi karena tanah kering akibat cuaca panas.
Menurut Afrilius, sampai saat ini empat perangkap masih dipasang, yaitu dua perangkap di Jorong Lurah Ingu dan dua perangkap di Jorong Rawang Gadang. Seusai satu harimau dievakuasi, petugas tetap menghimpun informasi dari masyarakat apakah masih ada harimau berkeliaran di Jorong Rawang Gadang.
Camat Danau Kembar Eka Putra mengatakan, harimau yang masuk perangkap di Jorong Rawang Gadang sudah dievakuasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) Arsari. ”Harimau dibawa ke tempat penangkaran (rehabilitasi) harimau di Dharmasraya (PRHSD),” kata Eka.
Eka melanjutkan, karena harimau di Rawang Gadang sudah dievakuasi, upaya penangkapan harimau dimaksimalkan di Jorong Lurah Ingu. Eka menambahkan, masyarakat Jorong Rawang Gadang sudah diberitahu informasi evakuasi harimau ini. Masyarakat di jorong ini dipersilakan ke ladang dengan tetap berhati-hati.
Sementara itu, kata Afrilius, sejak Sabtu (5/12/2020), petugas BKSDA Sumbar yang bertugas di Jorong Lurah Ingu membantu mengawal masyarakat ke ladang. Pantauan Kompas di Jorong Lurah Ingu pada Jumat (4/12/2020), sebagian besar masyarakat, terutama lokasi paling dekat dengan kemunculan harimau, tidak berani ke ladang sejak Rabu.
Manajer Operasional PRHSD Arsari Kartika Amarilis memastikan individu harimau yang sedang dievakuasi ke PRHSD adalah Putri Singgulung. ”Iya (Putri Singgulung). Tim BKSDA dan PRHSD sudah mencocokkan belang dari harimau yang masuk kandang perangkap dengan dokumen yang kami miliki,” kata Kartika, Minggu sore.
Tim BKSDA dan PRHSD sudah mencocokkan belang dari harimau yang masuk kandang perangkap dengan dokumen yang kami miliki. (Kartika Amarilis)
Menurut Kartika, kondisi Putri Singgulung secara umum baik, hanya ada luka kecil di beberapa bagian tubuh. ”Setelah tiba di PRHSD Arsari, sesuai dengan prosedur standar operasi kami, harimau Putri akan kami karantina kembali untuk observasi kesehatan dan perilaku sehingga nanti hasilnya dapat menjadi acuan untuk rencana selanjutnya,” ujar Kartika.
Pada Jumat (27/11/2020), BKSDA Sumbar melepasliarkan sepasang harimau sumatera bersaudara Putra-Putri Singgulung di salah satu suaka margasatwa di Kabupaten Solok. Kata Kepala BKSDA Sumbar Erly Sukrismanto (sekarang sudah pensiun), Sabtu (28/11/2020), lokasinya masih di bentangan TNKS.
”Keduanya dilepasliarkan di salah satu suaka margasatwa di Kabupaten Solok. Lokasinya masih di bentangan Taman Nasional Kerinci Seblat. Tempatnya relatif jauh dari tempat mereka ditangkap (di Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok),” kata Erly, Sabtu (28/11/2020) sore.
Putra-Putri Singgulung sebelumnya ditangkap karena berkonflik dengan manusia di Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Mereka kemudian ditangkap dan menjalani rehabilitasi di PRHSD Arsari, yang dikelola Yayasan Arsari Djojohadikusumo, sejak Juni 2020. Putri masuk terlebih dahulu pada 13 Juni 2020, kemudian disusul saudaranya Putra pada 29 Juni 2020.