Sejumlah Pasien Covid-19 di Kota Magelang Enggan Mencoblos
Partisipasi pemilih di Kota Magelang, Jawa Tengah, minim. Sebagian warga, termasuk para pasien Covid-19, bahkan menyatakan menolak memilih.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang, Jawa Tengah, berupaya memfasilitasi setiap warga untuk memilih. Kendati demikian, sejumlah warga, termasuk pasien Covid-19, enggan menggunakan hak suaranya.
Ketua KPU Kota Magelang Basmar Perianto Amron mengatakan, mereka yang tidak mau memilih ini di antaranya sejumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan ataupun isolasi di dalam dan di luar rumah sakit.
”Sekalipun petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) sudah berupaya mendatangi pasien, sebagian di antara mereka dengan tegas menyatakan menolak memilih,” ujar Basmar, Rabu (9/12/2020).
Padahal, seperti diberitakan sebelumnya, KPU Kota Magelang menyatakan bahwa pasien Covid-19 akan tetap difasilitasi memilih dengan menggunakan jasa pendamping. Adapun pendamping yang dimaksudkan bisa berasal dari tenaga medis, keluarga, teman, atau anggota KPPS.
Warga lain yang tidak menggunakan hak pilih adalah mereka yang sedang bepergian atau bekerja di luar kota. Dalam pengamatan di lapangan, rendahnya minat memilih juga terpantau di sejumlah TPS. TPS 19 di Kelurahan Rejowinangun Utara, misalnya, persentase warga yang memilih hingga pukul 12.00 hanya terdata sekitar 60 persen dari total pemilih 326 orang.
Dengan kondisi tersebut, Basmar mengatakan, rata-rata TPS di Kota Magelang, angka partisipasinya tidak sampai 100 persen. Kendati demikian, data akurat tentang partisipasi pemilih nantinya baru bisa diketahui pada rekapitulasi hasil penghitungan suara, 15 Desember.
Sebagai sebuah ajang kontestasi, dia pun menyadari nantinya akan terbuka peluang ada paslon yang tidak puas dan mengklaim menang dengan mengacu hasil penghitungan sendiri dan menolak hasil penghitungan KPU. Jika hal itu terjadi, Basmar mempersilakan pihak yang memprotes untuk mengajukan gugatan sesuai dengan aturan.
Warga lain yang tidak menggunakan hak pilih adalah mereka yang sedang bepergian atau bekerja di luar kota.
Menang
Sementara itu, hingga Rabu pukul 17.00, paslon nomor urut 1 dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Magelang, dr Nur Aziz-KH M Mansyur, mengklaim menang dengan meraih sekitar 59 persen suara.
Klaim kemenangan ini langsung diumumkan oleh calon wali kota Magelang, dr H Nur Aziz, di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Magelang, Rabu sore.
Dalam kesempatan itu, Aziz menyatakan sangat bersyukur atas kemenangan tersebut. Perolehan suara yang diterimanya, menurut dia, menunjukkan bahwa masyarakat Kota Magelang benar-benar menginginkan adanya perubahan dalam pembangunan di Kota Magelang.
”Setelah terpilih, kami akan berusaha merealisasikan semua janji saat kampanye dan mengajak seluruh warga untuk benar-benar mewujudkan adanya perubahan di Magelang,” ujarnya.
Kendati demikian, dia pun meminta semua massa pendukung untuk menahan diri, tidak terbawa dalam euforia yang berlebihan, dan tetap bersikap tenang sembari menunggu rekapitulasi perolehan suara dari KPU.
Perubahan yang dimaksudkan adalah warga benar-benar menginginkan figur pemimpin baru yang sama sekali tidak terkait dengan figur pemimpin sebelumnya. Seperti sempat diberitakan, calon wali kota dari paslon nomor urut 1, Aji Setyawan, adalah putra dari Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dan calon wakil wali kota Magelang, Windarti Agustina, adalah wakil wali kota petahana.
Dara (45), salah seorang warga Kecamatan Magelang Tengah, mengatakan, siapa pun yang terpilih, diharapkan dapat benar-benar mewujudkan kinerja pembangunan yang lebih baik dari sebelumnya. Dia menilai kinerja pemerintahan sebelumnya terbilang buruk dan perlu diperbaiki.