Kesal Pilihannya Kalah Jadi Alasan Tersangka Terlibat Penyerangan di Luwu Utara
Polres Luwu Utara menetapkan tiga tersangka pelaku penyerangan rumah pendukung petahana di Luwu Utara, Sulsel. Satu tersangka mengaku kesal karena calon yang didukungnya kalah dalam Pilkada 2020 ini.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Polisi telah menangkap dan menetapkan tiga orang sebagai tersangka pelaku penyerangan rumah sukarelawan pasangan calon kepala daerah Luwu Utara, Indah-Suaib, di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Salah satu pelaku mengaku kesal dengan kekalahan pasangan yang didukungnya dalam pilkada sehingga terlibat dalam penyerangan tersebut. Meski demikian, aparat masih memburu aktor utama penyerangan ini untuk memastikan motif pelaku.
Kepala Kepolisian Resor Luwu Utara Ajun Komisaris Besar Irwan Sunuddin, Senin (14/12/2020), menyampaikan, pihaknya telah menetapkan tiga tersangka dari penyerangan yang menyebabkan dua kendaraan hangus terbakar ini. Satu tersangka, yaitu AR, telah ditangkap sejak dua hari lalu, sementara dua orang lainnya ditangkap pada Minggu (13/12/2020) malam di dua tempat berbeda.
”Satu orang, yaitu MT, ditangkap di wilayah Kecamatan Bone-bone, sementara AB ditangkap di sebuah kos di Makassar setelah melarikan diri dari Luwu Utara. Pelaku yang di Makassar ini sedang dalam perjalanan ke Luwu Utara,” kata Irwan, saat dihubungi dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Penangkapan dua orang ini, terang Irwan, berdasarkan keterangan dari pelaku yang ditangkap sebelumnya. Tersangka MT merupakan pelaku yang menyediakan empat jeriken dan selang untuk menampung bensin yang akan dipakai untuk membakar. Sementara AB turut serta dalam menyiapkan peralatan pembakaran.
Berdasarkan keterangan awal dari tersangka AR, Irwan melanjutkan, pelaku melakukan aksi karena kesal dengan kekalahan calon yang diusungnya. AR diketahui merupakan pendukung pasangan nomor urut 1, yaitu Muhammad Thahar Rum yang berpasangan Rahmat Laguni. Thahar adalah Wakil Bupati Luwu Utara 2016-2021, sementara Rahmat adalah anggota DPRD Luwu Utara.
”Memang ini masih ada kaitannya dengan pilkada. Dia tidak terima dengan kekalahan ini dan bersepakat melakukan pembakaran. Kebetulan dia adalah simpatisan pasangan nomor urut 1. Tapi, tentu ini masih keterangan sepihak. Kami masih memburu aktor utama dari penyerangan ini untuk mengetahui betul motif dari pelaku,” ujar Irwan.
Selain itu, Irwan melanjutkan, pihaknya masih mengejar dua orang yang menjadi aktor utama dari kejadian ini. Satu orang, yaitu AL, diduga menjadi dalang, sementara RO adalah eksekutor yang melakukan pembakaran. Pengejaran dan penyelidikan terus dilakukan untuk menangkap dua aktor utama ini.
Para pelaku terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Tiga pelaku yang telah ditangkap ditetapkan tersangka dengan Pasal 187 KUHP dan Pasal 55 KUHP yang berisi percobaan pembakaran dan turut terlibat dalam tindak pidana. Para pelaku terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Sebelumnya, penyerangan rumah dan pembakaran kendaraan terjadi pada Jumat (11/12/2020) sekitar pukul 02.00 Wita atau dua hari setelah pemilihan berlangsung. Dua lokasi penyerangan terletak di Desa Sidomukti, Kecamatan Bone-bone, sementara satu titik di Desa Patoloan, di kecamatan yang sama.
Akibat kejadian ini, dua kendaraan hangus terbakar pada dua lokasi berbeda. Sementara di satu lokasi penyerangan lainnya, api sempat membakar kanopi rumah, tetapi cepat dipadamkan. Tiga rumah tersebut adalah milik sukarelawan pasangan Indah Putri Indriani-Suaib Mansur, yang saat ini unggul dalam penghitungan suara Pilkada Luwu Utara. Indah merupakan bupati petahana Luwu Utara.
Berdasarkan rekapitulasi di laman KPU yang telah mencapai 48 persen pada Senin siang, pasangan Indah-Suaib meraih 45 persen, Thahar-Rahmat 28,3 persen, dan Arsyad Kasmar-Andi Sukma di angka 26,7 persen. Pada penghitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei pada hari pemilihan lalu, angka ini tidak jauh berbeda.
Lutfi A Mufti, ketua tim pemenangan pasangan nomor urut 1 Thahar-Rahmat, menyampaikan, pihaknya sangat menyesalkan adanya kejadian penyerangan yang membahayakan nyawa orang lain. Hal ini sangat tidak dibenarkan dalam kontestasi demokrasi, terlebih daerah Luwu Utara tidak pernah ada kejadian dalam beberapa pilkada sebelumnya.
”Kami tidak pernah membenarkan adanya tindakan kekerasan dalam proses politik, terlebih hingga membahayakan nyawa orang lain. Kalau yang ditangkap itu mengaku simpatisan, itu di luar kuasa kami dan kami sangat menyesalkan hal tersebut,” ucapnya.
Melihat kontestasi yang berujung tindakan kriminal ini, Lutfi berharap agar kepolisian betul-betul mengungkap siapa dalang dan aktor utama dari kejadian ini. Sebab, ia menduga ada pihak-pihak yang ikut campur dan memprovokasi masyarakat sehingga terjadi aksi penyerangan.
”Polisi harus mengusut sejelas-jelasnya, siapa aktor utamanya. Ada serupa aksi yang memprovokasi agar terjadi konflik horizontal di masyarakat dan ini sangat tidak dibenarkan,” kata Lutfi.
Sebelumnya, Indah Putri Indriani menyampaikan, kejadian ini menunjukkan adanya intimidasi nyata yang terjadi kepada tim pendukungnya di lapangan. Beberapa kali sebelum aksi penyerangan dan pembakaran ini, sejumlah anggota timnya juga mendapatkan ancaman dan teror oleh sekelompok orang.
Meski demikian, Indah mengarahkan para pendukung untuk tidak terpancing dan tetap menjaga suasana aman di seluruh wilayah. Ia juga menyerahkan pengusutan kejadian ini ke pihak kepolisian.
”Kami juga bersyukur aparat bertindak cepat untuk mengamankan wilayah dan segera melakukan penyelidikan. Kami berharap pelaku segera ditangkap dan suasana di wilayah Luwu Utara yang kami cintai ini aman dan terus kondusif,” ucapnya.