Gereja Katolik di Maluku Siapkan Antisipasi Pencegahan Covid-19
Gereja Katolik di Ambon tak ingin perayaan Natal jadi kluster penyebaran Covid-19. Protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Gereja Katolik di Kota Ambon, Maluku, akan menggelar misa perayaan malam Natal dan Natal yang biasanya satu kali menjadi dua kali. Hal itu demi mempermudah penerapan protokol Covid-19. Pihak gereja tak ingin perayaan Natal menjadi kluster baru penyebaran Covid-19. Seluruh umat diimbau patuh pada anjuran tersebut.
Imbauan itu disampaikan dewan gereja Paroki Katedral Ambon dalam perayaan ekaristi di Ambon, Minggu (20/12/2020). Katedral merupakan pusat Keuskupan Amboina sehingga imbauan yang disampaikan pun berlaku untuk semua gereja Katolik di wilayah keuskupan tersebut. Keuskupan Amboina meliputi Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Dalam catatan Kompas, setiap tahun, perayaan malam Natal di katedral berlangsung satu kali dan dihadiri ribuan umat. Untuk tahun ini, perayaan malam Natal pada Kamis (24/12/2020) dilangsungkan dua kali, yakni pertama pada pukul 17.00 dan kedua dimulai pukul 19.00.
Sementara itu, perayaan Natal (25/12/2020) juga dilaksanakan dua kali, yakni pada pukul 08.00 dan berikutnya pukul 17.00. Dalam pengumuman yang dibacakan seorang petugas gereja, panitia Natal akan mendirikan tenda di luar gedung gereja demi menjaga terjadinya kerumunan di dalam gedung.
Menurut Pastor Paroki Katedral Ambon RD Patris Angwarmase, gereja Katedral memiliki kapasitas maksimal 1.200 orang. Dalam penerapan protokol Covid-19, kapasitas itu hanya diisi sekitar 30 persen dari kapasitas. ”Bangku yang biasanya diisi sampai 10 orang hanya diperbolehkan tiga orang saja,” ujarnya.
Begitu pula tempat duduk yang disediakan panitia di luar gedung gereja. Jaraknya diatur minimal 1,5 meter. ”Setiap umat yang datang wajib cuci tangan dan periksa suhu. Selama misa berlangsung, masker tetap menutupi mulut dan hidung. Nanti ada petugas yang akan mengontrol hal tersebut. Kita tidak ingin perayaan Natal jadi kluster baru,” katanya.
Menurut perkiraan Patris, jumlah umat yang datang tidak membeludak. Kapasitas di dalam gedung maupun luar gedung gereja cukup sebab tidak semua umat diperbolehkan datang ke gereja, termasuk anak-anak dan warga lanjut usia. Untuk anak-anak, akan digelar misa khusus pada Sabtu (26/12/2020).
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengimbau semua warga agar tidak menimbulkan kerumunan yang berpotensi menjadi media penularan Covid-19. Ia mengapresiasi sikap gereja yang menerapkan protokol kesehatan. Sejak pandemi merebak, gereja menutup pintu dan baru menggelar perayaan dua bulan belakangan sebagai bentuk adaptasi fase kehidupan baru.
Yang dikhawatirkan Richard adalah perayaan Natal di luar gereja yang biasa menimbulkan kerumunan. Menurut kebiasaan di Ambon, seusai perayaan Natal, warga duduk berkumpul untuk makan dan minum. Itu berlangsung mulai 24 Desember malam hingga 26 Desember dini hari. Richard berharap agar hal tersebut dihindari.
Tetap berpartisipasi
Zulkifli Lestaluhu, tokoh pemuda Muslim Maluku, mengatakan, ia dan beberapa anak muda Muslim akan kembali berpartisipasi dalam pengamanan malam Natal di gereja. Seperti biasa, mereka akan bertugas di Gereja Kristen Protestan Silo. Gereja tersebut berada di titik dengan kepadatan lalu lintas cukup tinggi.
Selama bertahun-tahun, Zulkifli memimpin belasan anak muda untuk berjaga sekaligus membantu menyeberangkan umat di tengah padatnya arus kendaraan. ”Meski pandemi, silaturahmi jangan sampai putus. Justru ini jadi momentum untuk meneguhkan semangat itu. Senang sama-sama, susah sama-sama. Ale rasa beta rasa,” ujarnya.
Menurut pantauan Kompas, pada perayaan Idul Fitri lalu, sejumlah pemuda Kristiani menjaga pelaksanaan shalat Id di beberapa masjid di Kota Ambon, yakni Masjid Raya Al Fatah dan Masjid An Nur Batumerah. Berpartisipasinya pemuda lintas agama itu sudah berlangsung sejak dulu dan semakin kuat pascakonflik sosial dua dekade lalu.