Cegah Covid-19 Jelang Natal, Pengunjung Mal di Sulut Wajib Tes Cepat
Pengunjung mal di Sulawesi Utara diwajibkan mengikuti tes cepat Covid-19 demi menciptakan rasa aman jelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Semua pengunjung mal dan pusat perbelanjaan modern lainnya di Sulawesi Utara diwajibkan mengikuti tes cepat Covid-19 demi menciptakan rasa aman jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Kepolisian juga secara berkala akan memberhentikan pengendara dan mengecek kesehatannya dalam rangka Operasi Lilin.
Hal ini terungkap dalam apel kesiapan jajaran pemerintah daerah Sulut dan Polda Sulut untuk mengamankan perayaan Natal dan pergantian tahun, Senin (21/12/2020). Selama 14 hari hingga Senin (4/1/2021), kepolisian akan melaksanakan Operasi Lilin dengan fokus mencegah kerumunan yang dapat memperluas penyebaran Covid-19, gangguan keamanan ibadah, dan hambatan lalu lintas.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan, masyarakat perlu menyadari Covid-19 belum dapat teratasi di Sulut. Warga harus tetap disiplin mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Namun, pemerintah juga tidak dapat menutup mal menjelang perayaan akhir tahun.
”Mulai besok (Selasa, 22/12), karena kita (mal) tidak bisa tutup, semua pengunjung mal akan kita wajibkan ikut rapid test sehingga semua warga yang datang ke mal merasa aman. Kita akan minta mereka jaga jarak, tetapi harus lebih dulu ikut rapid test massal,” kata Olly.
Pengunjung yang hasil tesnya reaktif akan langsung diminta mengikuti pengambilan sampel usap untuk uji reaksi rantai polimerase (PCR). ”Kita sudah punya mobil swab sehingga tes bisa langsung dilakukan. Kami juga ada rapid test antigen,” kata Olly.
Sementara Pemprov Bali mewajibkan pelaku perjalanan ke wilayahnya menunjukkan hasil tes PCR, Pemprov Sulut tidak berencana mengubah persyaratan bagi pengunjung masuk ke Sulut. Pelaku perjalanan lewat udara, laut, dan darat dapat menggunakan surat hasil tes cepat antibodi, antigen, ataupun uji PCR.
Olly mengkhawatirkan lonjakan kasus per hari yang telah mencapai angka ratusan. Pada 16 Desember, tercatat 173 kasus baru Covid-19, sedangkan 202 kasus sehari tercatat pada 18 Desember. Pada Minggu (20/12), tercatat 155 kasus baru. Karena itu, ia telah meminta masyarakat tidak mengadakan jamuan makan (open house)yang mengundang banyak orang, dimulai dari jajaran Pemprov Sulut.
Hingga kini, telah tercatat 8.935 kasus Covid-19 di Sulut. Angka kesembuhan mencapai 71 persen, sedangkan tingkat kematian 3,23 persen. Sebanyak 2.297 kasus masih berstatus aktif, 407 di antaranya dirawat di ruang isolasi rumah sakit.
Kepala Polda Sulut Inspektur Jenderal RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, sebanyak 1.700 polisi di seluruh Sulut disiagakan untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru dalam Operasi Lilin. Ia menyatakan tidak akan mengizinkan pesta kembang api, pawai, ataupun open house.
”Kami minta masyarakat tidak usah mengadakan pesta dan berkerumun di tempat umum. Pengamanan dan pencegahan penularan Covid-19 akan kami laksanakan bersama TNI, polisi pamong praja, dan instansi terkait lainnya,” kata Panca.
Pada saat yang sama, kata Panca, pos-pos pengamanan lalu lintas akan didirikan di puluhan hingga ratusan titik di seluruh Sulut. Selain mengatur lalu lintas, polisi juga akan secara acak menghentikan pengendara dan mengecek kesehatannya. Panca tidak menjelaskan metode yang diterapkan dalam pemeriksaan tersebut.
”Kami akan memastikan masyarakat yang lewat dalam kondisi sehat, tidak terpapar Covid-19. Kalau ada pemeriksaan di jalan, mohon maaf, kami minta masyarakat untuk kooperatif sehingga kita bisa mencegah penyebaran Covid-19 di daerah,” katanya.
Panca juga menjamin semua personel kepolisian sehat sejak selesai mengamankan tahapan Pilkada 2020 meski terdapat lonjakan kasus baru setiap hari. ”Semua dalam keadaan sehat dan kami siap menjalankan Operasi Lilin 2020,” ujar Panca.
Sementara itu, pengelola Bandara Sam Ratulangi, Manado, menyatakan ada penurunan penumpang sebanyak 59 persen sepanjang 2002 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. General Manager Bandara Sam Ratulangi Minggus Gandeguai mengatakan, selama Januari hingga November 2020, hanya ada 832.153 penumpang pesawat.
”Padahal, selama Januari-November 2019, kami melayani 2.022.842 penumpang yang datang dan meninggalkan Manado. Pada masa liburan akhir tahun lalu, ada sekitar 123.000 penumpang. Karena itu, kami prediksi selama masa Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 ada penurunan penumpang 60 persen,” ujar Minggus.