Jumlah pemudik yang masuk ke Sumatera Utara melalui Pelabuhan Belawan mulai meningkat pesat pada Natal dan Tahun Baru. Pengendalian Covid-19 selama libur akhir tahun pun diperketat dengan wajib tes cepat antigen.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Semua pelawat ke Sumatera Utara wajib melakukan tes antigen. Ketentuan itu berlaku sampai 4 Januari 2021.
”Jangan sampai ada kluster baru penularan Covid-19 selama libur Natal dan Tahun Baru ini. Harus ada peningkatan kewaspadaan,” kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Medan, Senin (21/12/2020).
Tes cepat antigen atau PCR Covid-19 berlaku untuk pelaku perjalanan dalam negeri yang memasuki wilayah Sumut. Kewajiban itu berlaku mulai 21 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021.
Pantauan Kompas, wajib tes cepat antigen belum sepenuhnya bisa diterapkan. Sebanyak 1.370 penumpang KM Kelud yang tiba di Pelabuhan Belawan, Senin (21/12), hanya mempunyai hasil tes cepat Covid-19. Mereka belum melakukan tes cepat antigen karena berangkat dari Jakarta pada Jumat dan dari Batam dan Tanjung Balai Karimun pada Minggu.
Penumpang meningkat
Jumlah penumpang KM Kelud pun mulai meningkat dua kali lipat dari biasanya yang hanya mengangkut sekitar 700 penumpang. Antrean panjang penumpang pun terjadi saat pemeriksaan kartu kewaspadaan kesehatan di Terminal Penumpang Bandar Deli.
Penumpang pun tampak berdesakan untuk memeriksa kartu kewaspadaan kesehatan. ”Hampir satu jam saya menunggu untuk turun dari kapal, pemeriksaan surat di terminal, hingga keluar dari terminal penumpang,” kata Dewisari Lubis (50), penumpang dari Batam.
Dewisari mengatakan, mereka belum tahu tentang kewajiban tes cepat antigen. Dia juga tidak tahu kalau tes cepat antibodi berbeda dengan tes cepat antigen. ”Kami sudah rapid test di Batam. Itu beda lagi, ya, dengan rapid test antigen?” kata Dewisari kepada Kompas.
Menurut Dewisari, biaya tes cepat yang ia bayar Rp 150.000 sudah cukup memberatkannya karena ia berangkat bersama tiga anaknya. Karena itu, mereka pun memilih menggunakan kapal laut agar bisa menghemat. ”Ongkos KM Kelud hanya Rp 250.000. Kalau naik pesawat sudah di atas Rp 1 juta per orang,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Cabang PT Pelayaran Nasional Indonesia Harbin Simamora mengatakan, mereka akan menerapkan semua persyaratan perjalanan yang ditetapkan pemerintah. ”Kami pun membatasi jumlah penumpang maksimal 50 persen atau hanya sekitar 1.300 dari dari total kapasitas 2.607 penumpang,” kata Harbin.
Harbin pun memperkirakan, jumlah penumpang akan berkurang setelah ada kewajiban tes cepat antigen. ”Penumpang tujuan Jakarta sudah berkurang lebih dulu setelah ada wajib tes cepat antigen,” kata Harbin.
Tahun lalu, jumlah penumpang KM Kelud pada puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru mencapai 3.800 penumpang.
Sementara itu, Yuliana Balqis dari Humas Bandara Kualanamu mengatakan, pada Minggu (20/12), jumlah penumpang di Bandara Kualanamu mencapai 12.930 orang. Belum ada peningkatan signifikan dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. ”Dibanding hari yang sama tahun lalu, jumlah penumpang tersebut menurun 54 persen dari 28.052 orang,” katanya.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, Mayor (Kes) Whiko Irwan, mengatakan, pengendalian pelaku perjalanan yang masuk ke Sumut sangat penting pada libur akhir tahun ini. Pengawasan pun akan dilakukan di semua pintu masuk, yakni di pelabuhan, bandara, dan jalur darat. ”Kami berharap agar masyarakat berperan serta untuk mengendalikan kasus Covid-19 selama Natal dan Tahun Baru ini,” katanya.
Whiko mengatakan, kasus positif Covid-19 di Sumut sudah mencapai 17.353 kasus. Dalam sepekan terakhir terdapat 581 kasus positif baru, 554 kasus sembuh, dan 13 pasien Covid-19 yang meninggal.