Banjir Masih Mengancam Cirebon, Tempat Pengungsian Disiapkan
Banjir merendam 2.659 rumah di Cirebon bagian timur pada Sabtu dan Minggu (26-27/12/2020). Banjir masih mengancam seiring hujan deras yang diprediksi berlangsung hingga empat hari ke depan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Banjir merendam 2.659 rumah di Cirebon bagian timur pada Sabtu dan Minggu (26-27/12/2020). Meskipun telah surut, banjir masih mengancam seiring hujan deras yang diprediksi hingga empat hari ke depan. Tempat pengungsian pun disiapkan bagi warga terdampak.
Berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, banjir melanda sembilan desa di lima kecamatan. Daerah itu adalah Desa Gunungsari dan Desa Mekarsari (Kecamatan Waled), Desa Tuk Karangsuwung dan Desa Lemahabang (Lemahabang), Desa Mertapada dan Desa Japura Bakti (Astanajapura), Desa Pengarengan dan Desa Astanamukti (Pangenan), serta Desa Gebang Udik (Gebang).
Banjir akibat luapan Sungai Ciberes dan Sungai Singaraja itu mulai memasuki permukiman warga pada Sabtu sore dan perlahan surut pada Minggu dini hari. Ketinggian air setelah hujan deras sekitar tiga jam di daerah itu berkisar 30-130 cm.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, sebanyak 2.659 rumah dan lebih dari 10.000 warga terdampak. Sebanyak 10 sekolah dan 8 tempat ibadah ikut terendam. Bahkan, 30 warga, termasuk dua anak balita, di Gunungsari terpaksa mengungsi ke balai desa karena air setinggi 125 cm.
Meskipun banjir telah surut, BPBD Kabupaten Cirebon tetap bersiaga jika terjadi banjir susulan. Selain memantau daerah berpotensi banjir, petugas juga menyiapkan tempat pengungsian di daerah banjir tersebut.
”Kami sudah komunikasi dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk menyiapkan tempat pengungsian di setiap balai desa. Balai desa juga sudah ditinggikan,” kata Kepala BPBD Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan. Warga akan diminta mengungsi seiring meningkatnya ketinggian banjir.
Hujan deras di Cirebon dan sekitarnya diperkirakan terjadi hingga 31 Desember. (Ahmad Faa Izyin)
Pihaknya juga menyiapkan matras, selimut, pakaian, dan makanan siap saji bagi pengungsi. ”Namun, jujur, kemampuan kami terbatas untuk logistik. Kami sedang berkoordinasi dengan BPBD Jabar untuk penambahan logistik,” ungkapnya.
Lokasi pengungsian, lanjutnya, harus disiapkan karena banjir masih berpotensi terjadi. ”Apalagi, banyak sedimentasi di Sungai Ciberes dan Sungai Singaraja sehingga terjadi pendangkalan. Akibatnya, sungai meluap karena tidak mampu menampung volume air,” ungkapnya.
Banjir di timur Cirebon berlangsung hampir setiap tahun ketika musim hujan. Pekan lalu, sebanyak 1.745 rumah di daerah itu terendam banjir. Wilayah timur Cirebon merupakan daerah industri dan dilengkapi Jalan Tol Kanci-Pejagan. Selain sejumlah pembangkit listrik tenaga uap, pabrik makanan ringan hingga pakan ternak berdiri di sana.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyin, meminta warga di daerah rawan banjir meningkatkan kewaspadaannya. ”Hujan deras di Cirebon dan sekitarnya diperkirakan hingga 31 Desember. Hujan disertai angin kencang dan petir, terutama sore sampai malam hari,” katanya.