Sultra Masih Tunggu Petunjuk Teknis Distribusi Vaksin dari Pusat
Distribusi vaksin Covid-19 tahap pertama akan tiba di Sulawesi Tenggara pada Selasa (5/1/2021) pukul 07.00 Wita. Namun, pemerintah setempat masih menunggu petunjuk teknis distribusi ke kabupaten ataupun kota.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sebanyak 20.400 dosis vaksin Covid-19 dipastikan akan tiba di Sulawesi Tenggara pada Selasa (5/1/2021) pagi. Vaksin tersebut nantinya akan disebarkan ke 17 kabupaten dan kota di wilayah ini. Meski begitu, waktu dan jumlah distribusi vaksin ke daerah masih menunggu petunjuk teknis pemerintah pusat.
”Besok (Selasa) pagi pukul 07.00 Wita, vaksin untuk Sulawesi Tenggara akan tiba melalui penerbangan udara memakai pesawat Batik Air. Jumlah vaksin yang akan kami terima di pengiriman ini sebanyak 20.400 dosis,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sultra Usnia di Kendari, Senin (4/1/2020).
Menurut Usnia, jumlah vaksin tersebut adalah alokasi dari pemerintah pusat yang ditujukan untuk 17 kabupaten dan kota di Sultra. Jumlah ini nantinya akan disebarkan ke daerah untuk proses vaksinasi serentak.
Setelah tiba di Bandar Udara Haluoleo, kata Usnia, vaksin tersebut akan disimpan dahulu di ruangan khusus di kompleks dinas kesehatan setempat. Penyimpanan dilakukan di ruangan berpendingin khusus untuk menjaga kondisi dan kualitas vaksin.
Meski demikian, terkait distribusi vaksin, Pemprov Sultra masih menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat. Petunjuk tersebut terkait waktu dan pola distribusi. Petunjuk teknis dibutuhkan agar semua pihak mendapatkan pemahaman yang sama terkait alur distribusi vaksin.
”Kapan waktu distribusinya, jumlah yang dibagikan ke setiap daerah, atau siapa yang mendistribusikan, kami masih belum tahu. Apakah kami yang mengirim atau daerah yang datang mengambil ke Kendari. Karena itu, petunjuk teknis itu penting untuk teknis dan proses distribusi. Kami mengikuti arahan pemerintah pusat saja,” kata Usnia.
Sebelum vaksin datang, Pemprov Sultra mengklaim telah melakukan persiapan vaksinasi jauh hari sebelumnya. Pelatihan tenaga medis dilaksanakan secara virtual. Sebanyak 150 petugas dari semua rumah sakit dan layanan kesehatan telah mengikuti pelatihan virtual tersebut.
Pemerintah Sultra juga menganggarkan Rp 500 juta untuk sosialisasi ke masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga menganggarkan Rp 500 juta untuk sosialisasi mengenai vaksinasi ke masyarakat. Kegiatan sosialisasi akan dilakukan secara serentak di semua kabupaten dan kota di wilayah ”Bumi Anoa” ini.
Vaksinasi akan diprioritaskan terlebih dahulu bagi garda terdepan pelayanan kesehatan, seperti dokter, perawat, dan petugas di rumah sakit. Selain itu, juga akan dilakukan ke petugas pelayanan publik, masyarakat usia 18-59 tahun, hingga kontak erat Covid-19.
Pemerintah pusat telah mengalokasikan vaksin ke sejumlah provinsi yang ada. Di Palembang, Sumsel. sebanyak 30.000 dosis vaksin telah tiba pada Senin pagi. Di Jawa Tengah, vaksin juga telah tiba dan segera disimpan di tempat penyimpanan khusus.
Pemerintah menjadwalkan proses vaksinasi massal berlangsung mulai Kamis (14/1/2021). Vaksin Sinovac dikirim dari Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, menuju semua wilayah di Indonesia.
Asrun Salam, akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Haluoleo, menyampaikan, para petugas mesti mengetahui betul teknik penyimpanan vaksin dengan baik. Pemindahan dan pembukaan tempat penyimpanan vaksin diharapkan tidak mengubah suhu, yang bisa berakibat rusaknya vaksin.
”Vaksin ini punya suhu yang harus dijaga. Jangan sampai berubah ketika dipindahkan dari tempat awal. Tidak hanya itu, siapa yang divaksin nanti itu harus melalui screening yang ketat. Jangan sampai yang divaksin juga tidak sehat atau memiliki komorbid,” ujarnya.
Epidemiolog dari Universitas Haluoleo, Ramadhan Tosepu, menjabarkan, tahapan vaksinasi harus dimatangkan sejak awal. Selain kesiapan petugas, mesti betul-betul dicek kapasitas dan fasilitas teknis di lapangan.
Pasalnya, vaksi yang dibawa dari Jakarta, misalnya, memiliki waktu yang cukup panjang hingga disuntikkan ke masyarakat. Setelah tiba di Kendari, vaksin akan disortir, lalu dibawa ke kabupaten dan kota, kecamatan, hingga daerah-daerah kepulauan di Sultra.
”Ada namanya fase dingin dalam pengiriman vaksin. Itu harus memakai boks pendingin, temperatur yang terjaga, hingga sebelum penyuntikan tiba. Ini yang harus dimatangkan, bukan cuma sekadar sosialisasi,” katanya.
Oleh sebab itu, menurut Ramadhan, pemerintah harus mulai mengecek jumlah alat pendingin yang tersedia, waktu pengiriman, dan jumlah kemampuan distribusi vaksin ke daerah. Dengan begitu, saat vaksin tiba, hal teknis seperti ini sudah terselesaikan.
Tidak hanya itu, proses vaksinasi juga tetap sesuai protokol kesehatan. Petugas dipastikan memahami proses penyuntikan berdasar situasi pandemi saat ini.
Adapun kasus positif Covid-19 di Sultra terus bertambah. Hingga Minggu (3/1/2021) sore, jumlah kasus mencapai 8.033 orang dengan 153 orang meninggal dunia. Sebanyak 832 orang masih dalam perawatan dan 7.048 orang telah dinyatakan sembuh.
Pekan lalu, berdasarkan skor zonasi 17 kabupaten dan kota di Sultra, semuanya masih dalam kategori oranye atau zona risiko sedang. Skor zona daerah ini di atas 2,06 dan paling tinggi di angka 2,46. Batas skor zona oranye yakni 1,9 hingga 2,49.