Presiden Jokowi: Pendidikan Tinggi Jangan Terjebak Rutinitas dan Berhenti pada Pencarian Paten
Presiden Joko Widodo berharap kampus menumbuhkan kreasi dan inovasi bagi dosen dan mahasiswanya. Pendidikan tinggi tidak boleh lagi hanya terjebak rutinitas dan berhenti pada pencarian hak paten.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pesiden Joko Widodo berharap kampus menumbuhkan kreasi dan inovasi bagi dosen dan mahasiswanya. Pendidikan tinggi tidak boleh lagi hanya terjebak rutinitas dan berhenti pada pencarian hak paten.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo pada sambutan Rapat Terbuka Dies Natalis Universitas Brawijaya (UB) Ke-58, Selasa (5/1/2021), yang digelar secara daring. Selain mengucapkan selamat atas Dies Natalis UB ke-58, Presiden juga berpesan agar kampus menjadi pencetak talenta unggul Indonesia yang berkarakter kebangsaan kuat, inovatif, dan kompetitif.
”Tahun 2020 yang penuh kesulitan dan tantangan telah kita lalui. Tahun 2020 memberikan kita banyak pelajaran dan menginspirasi kita membuat terobosan dan inovasi. Memaksa kita bekerja melampaui batasan dan membuktikan kita mampu dan kita bisa. Tahun 2021 adalah tahun penuh harapan,” kata Jokowi.
Menurut Presiden, saat ini semua pihak berupaya keras agar masalah kesehatan bisa tertangani dengan cepat dan vaksinasi segera dilakukan. Akan tetapi, semua harus tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.
Kehidupan perekonomian, menurut Presiden, mulai bangkit dan akan terus bangkit lebih baik. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya investasi di awal 2021 yang akan meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, serta membawa kemajuan perekonomian Indonesia di tengah persaingan global yang sangat ketat.
Namun, semua peluang itu, menurut Presiden, butuh kesiapan bangsa Indonesia di berbagai bidang, terutama dalam pengembangan talenta unggul Indonesia yang berkarakter kebangsaan kuat, inovatif, dan kompetitif. ”Indonesia menunggu iptek unggul produk UB untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat,” katanya.
Presiden mengatakan, ia memperoleh laporan bahwa, selama pandemi, total paten yang diajukan oleh inventor UB sebanyak 132. ”Tertinggi di Indonesia dalam kategori universitas. Namun, saya berharap kita tidak berhenti pada jumlah paten. Harus dilanjutkan dengan jalinan kerja sama untuk memperkuat hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi itu melalui kolaborasi antaruniversitas dengan industri guna kemajuan bangsa,” tutur Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengatakan, ia meyakini bahwa perguruan tinggi adalah organisasi paling sempurna sebagai rujukan reformasi. ”Inovasi adalah kata kunci. Jangan lagi terjebak rutinitas. Cara-cara baru harus kita kembangkan. Keinginan dosen dan mahasiswa untuk berinovasi harus ditumbuhkan. Kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan,” katanya.
Inovasi adalah kata kunci. Jangan lagi terjebak rutinitas.
Oleh karena itu, menurut Presiden, pendidikan harus dilakukan dengan cara-cara baru. ”Mahasiswa harus difasilitasi bisa belajar kepada siapa saja. Kepada pelaku industri, wirausahawan, praktisi pemerintahan, dan pelaku lapangan lain,” ujarnya.
Pernyataan presiden itu didukung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim. Menurut dia, Indonesia butuh sumber daya manusia unggul dan kompeten. Mereka di antaranya adalah lulusan kampus yang bukan hanya siap bekerja, melainkan juga bisa menciptakan lapangan kerja.
”UB menjadi rumah bagi 68.000-an mahasiswa dan ratusan ribu lulusan sudah dicetak. Indonesia butuh sumber daya manusia unggul dan kompeten. Caranya, berikan kesempatan nyata kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman bermakna di dunia kerja saat masih menjadi mahasiswa. Kita ingin mahasiswa yang bisa memecahkan kebutuhan industri dan seterusnya. Dosen juga diberi pengalaman di luar kampus dan membawa ilmu itu kembali ke kampus,” paparnya.
Nadiem berharap kampus lebih banyak mengajak praktisi untuk mengajar di kampus. Hal itu untuk menjembatani kebutuhan tenaga kerja di lapangan dengan di dalam kampus. ”Kampus harus terus bertransformasi dan berorientasi ke masa depan,” katanya.
Adapun Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani mengatakan bahwa UB akan terus berinovasi dan menciptakan prestasi terbaik guna kemajuan bangsa. Mulai dari mengasah bidang akademik dengan mengundang dosen-dosen tamu dalam dan luar negeri mengajar di kampus hingga mendorong mahasiswanya bisa berwirausaha.