Meski Pandemi Belum Terkendali, Pemkab Tegal Kembali Wacanakan Belajar Tatap Muka
Di tengah belum terkendalinya kasus Covid-19, Pemkab Tegal berencana menyelenggarakan kembali pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka akan dilakukan terbatas dan dengan protokol kesehatan ketat.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Di tengah belum terkendalinya wabah Covid-19, Pemerintah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, berencana kembali menggelar pembelajaran tatap muka pada pertengahan Januari ini. Pembelajaran tatap muka akan digelar terbatas dan mengacu standar protokol kesehatan.
Sedianya, Pemkab Tegal menggelar kembali pembelajaran tatap muka untuk tingkat sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, sekolah menengah pertama, dan madrasah tsanawiyah pada Senin (4/1/2021). Namun, rencana itu ditunda lantaran mereka mendapat instruksi dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menunda penyelenggaraan belajar tatap muka.
Dalam surat edaran yang dikirim ke kepala daerah se-Jateng itu, Ganjar menyebutkan, masih tingginya kasus Covid-19 di Jateng menjadi pertimbangan penundaan tersebut.
”Setelah menerima surat edaran tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal sepakat untuk menunda pembelajaran tatap muka. Kami pun berencana memulai pembelajaran tatap muka pada Senin, 18 Januari,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Ahmad Wasari, Rabu (6/1/2021).
Wasari menyebut, penyelenggaraan pembelajaran tatap muka yang digelar dua pekan mendatang itu akan dilakukan terbatas serta mengacu pada penerapan protokol kesehatan ketat. Sama seperti sistem belajar tatap muka yang telah dilaksanakan pada Juni-Desember 2020, siswa yang masuk untuk setiap sesi pembelajaran dibatasi separuh dari jumlah total siswa.
”Selama di lingkungan sekolah, siswa dan guru diwajibkan memakai masker. Sebelum masuk ke kelas, siswa diminta mencuci tangan dan dicek suhu tubuhnya,” ucapnya.
Menurut Wasari, petunjuk penyelenggaraan belajar tatap muka di masa pandemi sudah dituangkan dalam prosedur standar operasi. Seluruh sekolah pun diklaim sudah siap dan memenuhi standar penyelenggaraan belajar tatap muka.
”Keputusan menyelenggarakan tatap muka ini diambil setelah kami mendapat masukan dari sejumlah wali murid. Namun, kalau ada siswa yang sakit atau orangtuanya khawatir, anak boleh tetap belajar secara daring di rumah,” tambah Wasari.
Hingga Rabu malam, jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal sebanyak 3.591 orang. Dari jumlah tersebut, kasus aktif sebanyak 309 orang dan kasus meninggal sebanyak 110 orang.
Daring
Sementara itu, Pemerintah Kota Pekalongan tetap akan melaksanakan pembelajaran daring hingga kasus Covid-19 di daerah itu terkendali. Para tenaga pendidik diminta kreatif dalam menyiapkan materi pembelajaran yang menarik bagi siswa.
”Pembelajaran jarak jauh pada semester ini harus berorientasi kepada aktivitas anak. Bahan ajar dan tugas-tugas yang diberikan tidak hanya menekankan teori, tetapi yang bersifat merangsang kreativitas anak,” kata Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Unang Suharyogi.
Menurut Suharyogi, pihaknya banyak mendapat keluhan dari orangtua siswa selama penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh. Salah satu keluhan yang banyak disampaikan adalah siswa mulai jenuh belajar daring. Sejumlah orangtua bahkan mengusulkan agar anak-anak mereka bisa belajar tatap muka di sekolah.
”Pertimbangan kami untuk tidak buru-buru memberlakukan pembelajaran tatap muka adalah kesehatan dan keselamatan seluruh warga sekolah, baik guru, kepala sekolah, anak didik, orangtua, maupun orang-orang yang berada di lingkungan sekolah,” ujarnya.
Inovasi
Di Kota Tegal, inovasi untuk membuat pembelajaran jarak jauh lebih mudah dan murah terus dilakukan. Salah satunya dilakukan Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ar Rahman Sumurpanggang, Abdullah Farid. Farid membuat Speaker Robot Guru (SRG), sebuah pelantang suara berisi rekaman materi pembelajaran selama satu semester.
”Ide awal pembuatan SRG ini karena saya melihat kendala pembelajaran tatap muka, seperti tidak adanya gawai, jaringan internet, dan kuota internet. Alat ini memungkinkan anak menyimak materi pembelajaran tanpa harus memiliki gawai, kuota internet, maupun jaringan internet,” kata Farid.
Menurut Farid, SRG bisa diisi dengan tema-tema pembelajaran lengkap dan sesuai kurikulum yang berlaku. Sementara ini, SRG yang diproduksinya sebagai uji coba berisi materi pembelajaran lengkap selama satu semester untuk kelas IV, V, dan VI tingkat SD dan MI.