Pantauan ini dilakukan untuk memastikan distribusi rantai dingin vaksin Covid-19 berlangsung tanpa kendala karena gangguan yang ada mampu mengurangi kualitas vaksin.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Bahan baku vaksin dari perusahaan farmasi asal China, Sinovac, untuk memenuhi target 250 juta dosis untuk vaksinasi nasional akan tiba pada pertengahan Januari 2021. Lalu lintas distribusi vaksin itu akan dipantau langsung dari Bandung, Jawa Barat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dalam peninjauan PT Bio Farma di Bandung, Kamis (7/1/2021), menuturkan, perusahaan farmasi tersebut telah mendapatkan sertifikat untuk produksi 100 juta vaksin. Sementara itu, pihaknya juga tengah menanti izin sertifikat vaksin untuk 150 juta dosis berikutnya.
”Untuk (pengadaan) 250 juta dosis kami sudah siap, dan 100 juta di antaranya sudah diberi sertifikat. Nantinya produk ini yang akan disebar untuk program vaksinasi nasional,” tuturnya.
Erick menuturkan, setelah 3 juta vaksin siap pakai dikirim dari Sinovac, China, pengiriman selanjutnya berupa bahan baku vaksin pada pertengahan Januari 2021. Kedatangan bahan tersebut menandakan Indonesia mulai menggunakan vaksin yang dikemas Bio Farma.
Persebaran vaksin Covid-19 tahap awal ini, papar Erick, dibagi dalam tiga bagian, yakni 5,8 juta dosis pada Januari, 10,4 juta pada Februari, dan 13,3 juta pada Maret. Distribusi vaksin tersebut dipantau dari PT Bio Farma, Kota Bandung, secara langsung (real time).
Dalam kunjungannya, Erick memperhatikan lalu lintas sebagian truk distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui kode yang diberikan di setiap kendaraan, semuanya dipantau untuk memastikan distribusi vaksin berjalan dengan lancar dari layar yang ada di ruang pemantauan. Informasi yang dapat dilihat, antara lain, adalah nomor polisi, kecepatan kendaraan, hingga titik pemberhentian.
Salah seorang karyawan PT Bio Farma juga menunjukkan salah satu produk vaksin Covid-19. ”Setiap kotak pendingin ada barcode-nya, jadi distribusi vaksin di 34 provinsi dapat dimonitor. Ini membuktikan kami, BUMN, melalui Bio Farma serius menjalankan tugasnya dalam pengiriman vaksin,” ujarnya.
Erick berharap setiap pimpinan daerah memastikan vaksin yang diterima disimpan sesuai dengan spesifikasi rantai dingin 2-8 derajat celsius. Jika tidak memenuhi spesifikasi tersebut, kualitas vaksin akan diragukan. Selain itu, dia meminta masyarakat tidak ragu atas kualitas vaksin.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menambahkan, pihaknya siap mengirimkan hasil uji klinis tahap ke-3 di Bandung kepada BPOM. Setelah itu, Bio Farma siap untuk menjalankan produksi pada pertengahan Januari.
Bandung menjadi salah satu kota pelaksanaan uji klinis tahap ketiga vaksin Sinovac selain negara lain, seperti Brasil, Turki, dan Chile. ”Kami menargetkan rolling submission (pengajuan bergulir) dalam uji klinis di Bandung pada 8 Januari ini. Semua berdasarkan interim report (laporan berkala) tiga bulan. Kami juga menunggu datangnya bahan baku,” ujarnya.