Kubah Lava Baru Terbentuk di Sisi Barat Daya Merapi
Kubah lava mulai muncul di sisi barat dara puncak Merapi. Kubah masih dalam pemantauan dan volume material belum terukur
Oleh
HARIS FIRDAUS/REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Setelah beberapa hari erupsi, Gunung Merapi mulai mengalami pembentukan kubah lava baru. Posisi kubah lava baru itu berada di sisi barat daya puncak Merapi, tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997. Namun, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG belum bisa memastikan volume kubah lava baru itu.
”Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 7 Januari 2021 terhadap tanggal 24 Desember 2020 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan adanya kubah lava baru,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam laporan mingguan aktivitas Gunung Merapi, Jumat (8/1/2021).
Meski telah memastikan adanya kubah lava baru, BPPTKG belum bisa memastikan berapa volume kubah lava baru tersebut. Hal ini karena untuk menghitung volume kubah lava baru itu dibutuhkan pengamatan dari berbagai sisi. Ke depan, BPPTKG terus memantau kondisi dan perkembangan kubah lava baru tersebut.
Selain adanya kubah lava baru, Hanik menyatakan, di tengah kawah puncak Gunung Merapi juga terdapat gundukan yang diduga merupakan material magma baru. Namun, BPPTKG belum bisa memastikan apakah gundukan material tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi kubah lava atau tidak.
Dua gundukan ini tidak mengindikasikan bahwa kita harus membuat dua rencana mitigasi yang berbeda. (Hanik Humaida)
Hanik juga mengatakan, kendati gundukan material itu berada di lokasi berbeda dengan kubah lava baru di sisi barat daya, kedua gundukan material tersebut bisa dianggap berasal dari satu jalur rekahan yang sama sehingga tidak berpotensi memunculkan dua potensi bencana yang berbeda.
”Dua gundukan ini tidak mengindikasikan bahwa kita harus membuat dua rencana mitigasi yang berbeda,” ujar Hanik saat ditemui di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/1/2021).
Hingga saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tetap tinggi. Pada Kamis (7/1/2021), misalnya, terjadi empat kali awan panas guguran di Merapi yang mengarah ke hulu Kali Krasak di perbatasan Magelang dan Kabupaten Sleman, DIY. Selain itu, Gunung Merapi juga mengalami berkali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah hulu Kali Krasak.
Meski begitu, hingga sekarang, status Merapi masih Siaga (Level III). Hanik mengatakan, peningkatan status ke Awas (Level IV) harus melihat perkembangan aktivitas vulkanik dan perkiraan dampaknya bagi masyarakat di sekitar Merapi. Pada kondisi saat ini, dampak erupsi hanya berada dalam radius 5 kilometer (km) dari puncak sehingga belum perlu ada kenaikan status.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Hanik mengatakan, hingga saat ini, jumlah daerah yang direkomendasikan untuk mengungsi pun belum bertambah. Wilayah satu kecamatan di Kabupaten Magelang yang berdekatan dengan Kali Krasak, yaitu Kecamatan Srumbung, juga terbilang masih aman karena jarak desa terakhir dengan Gunung Merapi berkisar 6-7 kilometer.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan, sekalipun saat ini pemetaan dampak bencana erupsi belum berubah, pihaknya saat ini sudah berupaya memikirkan rencana penampungan pengungsi pada kondisi terburuk saat status Gunung Merapi berubah Awas.
”Kami sudah mulai membuat rencana, memetakan lokasi pengungsian saat seluruh dusun di empat desa di Kabupaten Magelang mendesak harus mengungsi,” ujarnya.
Empat desa yang dimaksud adalah Desa Krinjing, Paten, Ngargomulyo, dan Keningar, yang semuanya berada di Kecamatan Dukun. Desa Krinjing, Paten, dan Ngargomulyo memang merupakan desa yang direkomendasikan mengungsi karena berada dalam radius 5 kilometer dari Gunung Merapi. Adapun Desa Keningar adalah desa yang saat ini mengungsi karena khawatir akan dampak bahaya erupsi. Total jumlah dusun dari empat desa ini mencapai 30 dusun.
Saat ini, Edy mengatakan, pihaknya sudah memetakan tempat-tempat yang akan menjadi lokasi pengungsian bagi warga dari 30 dusun tersebut. Ribuan papan juga telah disiapkan dan sewaktu-waktu bisa langsung dipasang di lokasi pengungsian baru.