Tak Jalankan 3T, Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Balikpapan Penuh
Selain penerapan protokol kesehatan yang belum optimal, proses 3T, seperti pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment), turut memperparah keadaan dalam penanganan Covid-19 di Balikpapan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 di Balikpapan, Kalimantan Timur, membuat rumah sakit rujukan penuh dan ruang isolasi mandiri hanya tersisa 7 persen. Selain penerapan protokol kesehatan yang belum optimal, proses 3T, seperti pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment), turut memperparah keadaan.
Satuan Tugas Covid-19 Kota Balikpapan mencatat, hingga pukul 14.00 Wita, Jumat (8/1/2021), tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 Balikpapan terisi penuh. Sebanyak 308 pasien mengalami gejala berat dan menjalani perawatan di rumah sakit. Adapun ruang isolasi mandiri untuk pasien tanpa gejala serta gejala ringan sudah terisi 97 persen.
”Ada empat kluster yang menjadi penyumbang terbanyak pasien Covid-19 di Kota Balikpapan. Pertama, kluster keluarga sebanyak 444 klaster, selanjutnya klaster perusahaan dan kantor sebanyak 167 kluster, di mana tingkat interaksi dengan publik secara acak sangat intens. Selebihnya, fasilitas layanan kesehatan dan perumahan,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi di Balikpapan.
Ketersediaan fasilitas kesehatan untuk merawat pasien adalah salah satu bekal utama untuk menghadapi Covid-19.
Peningkatan kasus terjadi dalam dua minggu terakhir. Penambahan kasus harian tertinggi pada awal 2021 ini terjadi pada Kamis (7/1). Terdapat penambahan 121 kasus positif Covid-19 baru. Delapan rumah sakit tak lagi mampu menampung pasien dengan gejala berat.
Hal itu terjadi lantaran manajemen penyediaan tempat tidur di rumah sakit tidak dijalankan. Penambahan ruangan tidak disiapkan ketika kasus sudah menunjukkan peningkatan sejak awal. Mengacu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat keterpakaian tempat tidur di rumah sakit adalah 60 persen. Jika sudah berada di angka itu, kapasitas tempat tidur untuk perawatan pasien perlu disiapkan guna mengantisipasi lonjakan kasus.
Sebelumnya, pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Ike Anggraeni, mengatakan, ketersediaan fasilitas kesehatan untuk merawat pasien adalah salah satu bekal utama untuk menghadapi Covid-19. Hal itu perlu dipastikan sebelum kasus baru bermunculan dan terjadi lonjakan kasus.
Ike menilai, jika ruang perawatan sudah memadai, perawatan pasien dengan gejala sedang hingga berat bisa maksimal. Hal itu juga bisa menekan angka kematian yang dipicu Covid-19. Sebab, jika ruangan tersedia, pasien dapat segera dirawat dengan baik. Ini adalah poin penting dalam perawatan pasien.
”Selain itu, pelacakan kontak erat juga sangat perlu ditingkatkan untuk memutus rantai penyebaran. Kontak erat adalah mereka yang berinteraksi tatap muka setidaknya 15 menit atau yang pernah bersentuhan fisik dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19,” ujar Ike.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, Satgas Covid-19 sudah berkoordinasi dengan pengelola rumah sakit rujukan di Balikpapan. Delapan rumah sakit rujukan utama butuh waktu untuk menyiapkan ruangan dan tempat tidur khusus pasien Covid-19. Sebab, beberapa rumah sakit sudah mengembalikan sejumlah ruangan untuk melayani pasien umum.
”Kami merujuk arahan dari Kementrian Kesehatan. Setiap rumah sakit harus menaikkan kapasitas ruangan dan tempat tidur bagi pasien Covid-19 sebanyak 30 persen,” ucap Andy.