Pejabat dan Pemuka Agama di Kendari dan Konawe Akan Awali Vaksinasi Serentak di Sultra
Dua daerah di Sulawesi Tenggara, yaitu Kendari dan Konawe, siap memulai vaksinasi serentak Kamis besok. Pejabat daerah dan pemuka agama akan menjadi orang pertama yang divaksinasi, sebelum tenaga kesehatan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Pelaksanaan vaksinasi serentak di Kendari dan Konawe, Sulawesi Tenggara, akan dimulai dengan unsur pimpinan daerah, pejabat, dan pemuka agama. Hal ini untuk menunjukkan ke tenaga kesehatan, juga masyarakat luas, bahwa vaksin tahap awal ini tidak berbahaya dan aman untuk digunakan. Rantai dingin vaksin harus dipastikan aman.
”Kamis besok, vaksinasi akan dimulai pada pukul 08.30 Wita di RSUD Kendari. Saya bersama sembilan orang lainnya dari unsur pimpinan daerah, perwakilan tenaga kesehatan, hingga tokoh agama akan menjadi orang pertama yang mendapat vaksinasi,” kata Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Sultra, Rabu (13/1/2021).
Menurut Sulkarnain, sebanyak 10 orang di luar tenaga kesehatan ini merupakan langkah pemerintah untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa vaksin Sinovac aman dan halal. Terlebih lagi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masing-masing telah mengeluarkan persetujuan halal dan lolos sertifikasi.
Dengan demikian, ia melanjutkan, tidak perlu lagi ada keraguan terkait vaksin Sinovac ini. Pemerintah Kota Kendari berkomitmen untuk menjadi pihak pertama yang divaksin, sekaligus memberikan contoh ke masyarakat.
”Memang tugas kami untuk menjelaskan ke masyarakat luas. Saya pribadi yakin, dan tidak ada keraguan terkait vaksin ini. Presiden RI Joko Widodo juga telah menjalani vaksinasi pagi tadi,” ucapnya.
Seturut dengan pemberikan vaksin kepada 10 pejabat daerah dan pemuka agama, Sulkarnain menyampaikan, proses vaksinasi dilanjutkan ke tenaga kesehatan di Kota Kendari. Para dokter dan perawat yang telah mendapatkan validasi akan divaksinasi di lokasi yang telah ditentukan.
Selain dilakukan di RSUD Kendari, vaksinasi juga akan dilakukan di 57 lokasi lainnya di Kota Kendari. Dalam beberapa hari, proses vaksinasi akan dilakukan ke semua tenaga kesehatan yang telah mendapatkan validasi di wilayah ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari dr Rahminingrum menyampaikan, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah tenaga kesehatan yang telah mendapat validasi. Sebab, validasi tersebut dilakukan Kemenkes melalui aplikasi.
Sebanyak 8.680 dosis vaksin telah diterima Pemkot Kendari pada Selasa (12/1/2021) dari Pemprov Sultra. Selain vaksin, pihaknya juga menerima 9.000 buah jarum suntik serta 400 set alat pelindung diri. Semua persiapan telah dilakukan, dilengkapi penjagaan ketat dari aparat kepolisian.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Konawe Ferdinan Sapaan mengatakan, sebanyak 10 orang dari unsur pejabat daerah, perwakilan lembaga kesehatan, hingga pemuka agama juga akan menjalani vaksinasi. Proses vaksinasi akan dilakukan di halaman Kantor Bupati Konawe.
”Besok itu ada dari unsur DPRD Konawe, kadis kesehatan, direktur RSUD, hingga pemuka agama. Kami berharap para tenaga kesehatan yang menjadi prioritas pemberian vaksin tidak ragu dan siap menjalani vaksinasi,” katanya.
Selama ini, menurut Ferdinan, masih ada ketakutan akan dampak vaksin Sinovac yang akan diberikan ke tenaga kesehatan. Namun, BPOM dan MUI telah memberikan persetujuan terhadap vaksin ini. Oleh karena itu, para nakes sudah tidak perlu ragu akan keamanan atau kehalalan vaksin ini.
Meski demikian, saat ditanya terkait pemberian vaksin ke pejabat utama daerah, Ferdinan belum bisa menjawab waktu pastinya. ”Nanti akan disesuaikan,” katanya.
Asrun Salam, pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo (UHO), menyebutkan, vaksinasi pejabat daerah dan pemuka agama di tahap awal menjadi contoh baik kepada masyarakat luas. Hal itu bisa menunjukkan kepada semua orang bahwa vaksin tersebut aman dan halal.
”Efikasi sebanyak 65 persen itu sudah cukup baik. Memang dengan angka segitu, dampaknya bisa berbeda-beda ke banyak orang. Yang jelas, kita tetap berusaha untuk terjaga dari virus,” katanya.
Satu yang perlu dipastikan, tambah Asrun, adalah terkait rantai dingin dari vaksin itu sendiri. Proses penyimpanan dan penggunaan harus dipastikan dalam kondisi terjaga, tidak terbuka, dan dalam suhu yang disyaratkan. Hal tersebut untuk menjamin agar vaksin yang disuntikkan masih dalam kondisi baik sehingga bisa memberikan kekebalan sesuai tujuan dari vaksinasi tersebut.
Efikasi sebanyak 65 persen itu sudah cukup baik. Memang dengan angka segitu, dampaknya bisa berbeda-beda ke banyak orang. Yang jelas, kita tetap berusaha untuk terjaga dari virus. (Asrun Salam)
Pemerintah daerah, juga vaksinator yang ditunjuk, harus betul-betul memperhatikan kondisi vaksin sebelum digunakan. ”Metode penyimpannya benar atau tidak, dan pada waktu disuntikkan ke tubuh itu benar-benar masih dalam kondisi baik. Itu semua harus diperhatikan detail,” ucap Asrun.