Wali Kota Ambon: Harus Berikan Contoh, Semua Tenaga Kesehatan Siap Divaksin
Pejabat publik dan tenaga kesehatan wajib menerima vaksin terlebih dahulu agar masyarakat percaya. Semua pihak diharapkan mendukung program vaksinasi dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan, semua tenaga kesehatan berserta pendukungnya yang bertugas di kota itu siap divaksin. Richard yang kini berusia 65 tahun itu juga akan ikut mendaftar sebagai penerima vaksin pada hari pertama vaksinasi Jumat (15/1/2021) lusa.
”Pejabat dan tenaga kesehatan harus menerima vaksin terlebih dahulu. Bagaimana masyarakat mau ikut kalau kita sebagai pejabat dan tenaga kesehatan tidak memberikan contoh. Intinya semua siap,” ujar Richard seusai menerima penyerahan vaksin dari Pemerintah Provinsi Maluku pada Rabu (13/1/2021) siang tadi.
Richard mengatakan, sebanyak 7.280 dosis vaksin buatan Sinovac diterima di Balai Penyimpanan Obat Kota Ambon. Vaksin dikawal Brimob bersenjata lengkap. Vaksin itu diperuntukan bagi 3.640 tenaga kesehatan dan pendukungnya yang menjadi prioritas pertama. Setiap mereka akan divaksin sebanyak dua kali dengan selang waktu 14 hari.
Bagaimana masyarakat mau ikut kalau kita sebagai pejabat dan tenaga kesehatan tidak memberikan contoh. (Richard Louhenapessy)
Berdasarkan data, jumlah tenaga kesehatan di Kota Ambon sebanyak 4.053 orang. Artinya, sebanyak 413 tenaga kesehatan masih harus mengantre. ”Nanti akan dilakukan skrining sebab mungkin banyak di antara nakes (tenaga kesehatan) tidak diperbolehkan menerima karena faktor usia, menderita penyakit tertentu, atau menjadi penyintas Covid-19,” ujarnya.
Menurut rencana, pada Kamis (14/1/2021) besok, vaksin akan didistribusikan ke 22 puskesmas, 6 rumah sakit, dan kantor kesehatan pelabuhan di Ambon. Secara serentak, proses vaksinasi di Maluku akan dilakukan pada Jumat nanti. Sebanyak 40 orang terutama para pejabat akan menerima vaksin di Rumah Sakit Umum Pusat J Leimena Ambon.
Selanjutnya, menurut Richard, setiap puskesmas dapat melakukan vaksinasi oleh lima vaksinator. Vaksin akan diberikan setiap hari dalam dua sesi, yakni pukul 10.00 sampai 11.00 kemudian pada pukul 13.00 sampai 14.00 waktu setempat. Setiap hari jumlah tenaga kesehatan yang menerima vaksin dibatasi 15-20 orang.
Richard juga mengklarifikasi informasi yang beredar bahwa banyak tenaga kesehatan enggan menerima vaksin. Informasi itu berkembangan di kalangan masyarakat. ”Informasi itu tidak benar. Semua tenaga kesehatan di Ambon sudah siap,” ucapnya.
Menurut penelusuran Kompas selama beberapa hari terakhir, informasi penolakan vaksin oleh petugas kesehatan itu dilakukan secara tertutup. Banyak tenaga kesehatan khawatir akan keselamatan mereka. Mereka tidak berani menolak secara terbuka lantaran khawatir dikenai sanksi oleh institusi tempat mereka bekerja.
”Hati kecil saya belum mau terima vaksin. Keluarga juga menolak. Bukan kami tidak percaya pada vaksin, tapi berita-berita yang kami dapatkan lebih banyak buruknya. Kami takut akan terjadi apa-apa nanti. Namun, terpaksa saya akan terima sambil berdoa tidak terjadi sesuatu,” kata seorang tenaga kesehatan yang meminta namanya tidak disebutkan (Kompas.id, 12/1/2021).
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Dony Rerung, di Ambon, mengatakan, proses pendistribusian vaksin sudah dimulai pada Rabu ini. Dari 11 kabupaten/kota, dua kabupaten yang pengirimannya baru dilakukan Kamis besok ialah Maluku Barat Daya dan Buru Selatan. Ini disesuaikan dengan jadwal penerbangan.
Menurut data satgas, sebanyak 14.845 tenaga kesehatan di seluruh Maluku yang terdaftar menerima vaksin Covid-19. Tenaga kesehatan terbanyak barada di Ambon, yakni 3.880 orang, disusul Maluku Tengah 2.098 orang, dan Seram Bagian Timur 1.326 orang. Tenaga kesehatan paling sedikit adalah Kota Tual sebanyak 521 orang, Buru Selatan 727 orang, dan Kepulauan Tanimbar 682 orang.
Total vaksin yang tersedia di Maluku sebanyak 15.120 dosis. Pemberian vaksin itu dilakukan di 230 faslitas kesehatan. Adapun petugas yang akan melakukan vaksinasi di seluruh Maluku sebanyak 1.300 orang.
Secara terpisah, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Provinsi Maluku Benediktus Sarkol mengatakan, pihaknya ikut memantau pemberian vaksin kepada tenaga kesehatan. ”Publik menunggu seperti dampak dari vaksin ini. Jangan sampai keselamatan manusia dikorban. Ini tidak boleh terjadi,” ujarnya.