Rencana pembelajaran tatap muka di Kota Jambi mulai 18 Januari mendatang ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Kegiatan pembelajaran akan terus menyesuaikan dengan kondisi Covid-19.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Wali Kota Jambi Syarif Fasha menunda rencana pembelajaran tatap muka 18 Januari mendatang. Penundaan hingga waktu yang belum dapat ditentukan itu demi melindungi siswa dari ancaman penyebaran Covid-19 yang lebih tinggi.
”Setelah melihat kondisi pandemi Covid-19 masih tinggi, rencana untuk memulai pembelajaran tatap muka kami tunda dulu,” ujar Fasha, Jumat (15/1/2021).
Pembelajaran daring telah berlangsung sejak Maret 2020 akibat virus korona baru turut menyebar luas di Jambi. Di awal tahun ajaran baru pada Juli lalu, sekolah sempat memberikan pembelajaran luring bagi sebagian siswanya. Namun, penerapan belajar kembali sepenuhnya dilaksanakan daring setelah kasus Covid-19 terus naik signifikan. Belakangan, muncul kembali rencana untuk memulai pembelajaran tatap muka, tetapi rencana ini akhirnya ditunda.
”Tanggal 18 Januari tidak jadi dilaksanakan sistem pembelajaran tatap muka. Sistem pembelajaran masih dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring),” ujarnya.
Fasha memahami adanya masukan dari orangtua murid tentang beratnya adaptasi pembelajaran luring. Di sisi lain, ada pula masukan mengenai ancaman penyebaran Covid-19 akan semakin tinggi jika pembelajaran tatap muka dibuka kembali. Ditambah lagi situasi pandemi global semakin mengkhawatirkan. Atas dasar itulah, penundaan belajar tatap muka ditunda. ”Hingga batas waktu yang belum ditentukan. Sifatnya situasional,” lanjutnya.
Pihaknya juga meminta seluruh pengelola satuan pendidikan terus bersiap dengan kelengkapan prasarana protokol kesehatan yang memadai di sekolah. Antara lain menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, pengaturan soal jaga jarak di sekolah, dan memasang papan pengumuman soal penggunaan masker. Hal itu untuk mengantisipasi bilamana pembelajaran luring dapat dilaksanakan.
Dekan FKIP Universitas Jambi Prof Asrial menyampaikan, tahun 2021 masih menjadi tahun yang penuh tantangan bagi dunia pendidikan, terutama berkaitan dengan merebaknya Covid-19. ”Pandemi ini mengubah sendi kehidupan kita, ekonomi, sosial, terutama dunia pendidikan. Dunia pendidikan dipaksa memaksimalkan pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi informasi,” ujarnya. Ia pun mengingatkan para pelaku di dunia pendidikan agar terus beradaptasi dengan situasi, salah satunya menghadapi proses pembelajaran dengan tatanan norma baru.
Senada dengan itu, Koordinator Tanoto Foundation Provinsi Jambi, Medi Yusva, menambahkan, penggunaan teknologi akan tetap besar di masa kini dan mendatang, terlepas dari apa pun sistem pembelajarannya. ”Guru harus lebih siap,” katanya.
Dunia pendidikan dipaksa memaksimalkan pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi informasi. (Asrial)
Untuk itu, guru didorong mendesain media pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan media daring. Selain itu, agar pembelajaran berjalan optimal, siswa memerlukan suasana belajar yang memadai. Orangtua perlu mendukungnya dengan menyediakan tempat yang aman dan nyaman bagi anaknya. ”Kenyamanan sangat penting selama siswa belajar dari rumah,” katanya.
Penambahan kasus Covid-19 kembali naik signifikasi pada Kamis (14/1/2021). Berdasarkan data Gugus Tugas Provinsi Jambi, ada penambahan 80 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah total terkonfirmasi positif, 64 orang di antaranya meninggal dan 2.826 orang sembuh.
Juru bicara penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, Johansyah, mengatakan telah dimulai vaksinasi tahap awal bagi 20.000 orang di Jambi. Vaksin Covid-19 Sinovac ini ditargetkan selesai diberikan kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya, petugas pelayanan publik, tokoh masyarakat, pejabat daerah, dan tokoh agama pada 16 Januari. Pada tahap awal, vaksinasi baru menjangkau wilayah Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi. Distribusi vaksin Covid-19 pada 8 kabupaten dan kota lainnya akan dilaksanakan pada tahapan berikutnya.