Kejadian Ikutan Pascaimunisasi Nihil, Vaksinasi Tenaga Kesehatan Sidoarjo Siap Dilakukan
Sidoarjo siap memulai vaksinasi terhadap tenaga kesehatan pada minggu ketiga Januari. Vaksinasi pertama dengan sasaran pejabat publik dan tokoh masyarakat, Jumat (15/1/2021), berlangsung lancar tanpa disertai implikasi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyatakan siap memulai vaksinasi terhadap tenaga kesehatan pada pekan depan atau minggu ketiga Januari. Vaksinasi pertama dengan sasaran pejabat publik dan tokoh masyarakat, Jumat (15/1/2021), berlangsung lancar tanpa keluhan kejadian ikutan pascaimunisasi.
Vaksinasi Covid-19 Sinovac pertama berlangsung di RSUD Sidoarjo melibatkan 17 penerima vaksin. Mereka, antara lain, adalah Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono, Kepala Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Sumardji, Komandan Kodim 0816 Sidoarjo Irwan Nusi, dan Sekretaris Daerah Sidoarjo Achmad Zaini. Selain itu, Ketua DPRD Sidoarjo Usman serta perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia Sidoarjo dan Forum Komunikasi Umat Beragama Sidoarjo.
Hudiyono mengatakan sempat khawatir saat hendak disuntik vaksin. Namun, menurut dia, hal itu wajar. Beberapa penerima vaksin juga sempat mengalami peningkatan tekanan darah sebagai implikasi rasa khawatir. Setelah dilakukan relaksasi dengan menarik napas panjang, kondisi kesehatan pun kembali normal.
”Kepada seluruh tenaga kesehatan yang akan menerima vaksin, serta masyarakat Sidoarjo pada umumnya, jangan ragu mengikuti vaksinasi. Sebaliknya, mari sukseskan vaksinasi Covid-19 ini agar tujuan membangun kekebalan komunitas terhadap serangan virus SARS-CoV-2 bisa tercapai,” tutur Hudiyono seusai menerima vaksin.
Dia mengatakan, tidak ada alasan untuk mengkhawatirkan upaya pemerintah memerangi Covid-19 dengan cara vaksinasi massal. Vaksin Covid-19 Sinovac yang digunakan telah dijamin keamanan dan kehalalannya. Prosedur pemberian vaksinnya pun demikian ketat, didahului dengan proses pendataan penerima, verifikasi oleh Kementerian Kesehatan, hingga pemantauan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Tak hanya itu, tenaga penyuntik vaksin atau vaksinatornya pun terlatih, bahkan tersertifikasi. Vaksinator ini pun beragam, ada dokter, perawat, dan bidan. Hudiyono tak merasa kesakitan saat menerima suntikan vaksin di lengan. Menurut dia, hal itu terjadi karena vaksinatornya terlatih dengan baik.
Dia juga tidak merasakan implikasi vaksin seperti yang ditakutkan banyak orang. Bahkan, dari 17 penerima vaksin pertama di Sidoarjo, tidak ada yang mengalami respons tubuh pascaimunisasi, seperti gatal-gatal atau bengkak. Meski demikian, pihak RSUD Sidoarjo tetap menyiapkan penanganan untuk kondisi darurat.
Berkaca dari pengalaman vaksinasi pertama itulah, pihaknya optimistis Sidoarjo siap melakukan vaksinasi massal terhadap tenaga kesehatan di wilayahnya. Tenaga kesehatan ini mendapat prioritas utama vaksinasi karena mereka menjadi garda depan penanganan pandemi Covid-19 yang telah mendera hampir setahun belakangan.
Pengalaman menerima vaksin Covid-19 Sinovac juga disampaikan Sumardji. Dia mengatakan, tidak ada implikasi apa pun seusai disuntik vaksin. Tidak ada rasa sakit saat penyuntikan ataupun setelahnya. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tidak mudah percaya kabar bohong yang meresahkan dan meminta agar mencari informasi dari sumber tepercaya.
Ketua DPRD Sidoarjo Usman mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi pertama yang berlangsung tanpa kendala signifikan. Dia berharap vaksinasi yang dilakukan terhadap pejabat publik dan sejumlah tokoh itu menjadi contoh baik bagi masyarakat. Saat tiba giliran vaksinasi untuk masyarakat umum nanti, tidak ada penolakan agar upaya memerangi Covid-19 berhasil.
”Harapannya seluruh penduduk di Sidoarjo sebanyak 2,3 juta jiwa bisa menerima vaksin Covid-19 secara gratis dari pemerintah agar tercipta kekebalan komunitas,” kata Usman.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, sesuai rencana, vaksinasi tenaga kesehatan di wilayahnya dimulai pada Selasa pekan depan. Meski persiapan sudah matang, pihaknya ingin memastikan lagi data penerima vaksin yang siap divaksin.
”Setiap penerima vaksin harus mengonfirmasi kapan mereka siap divaksin dan di mana lokasi vaksinasi yang akan dipilih. Setelah terkonfirmasi, vaksinator akan menyiapkan vaksinnya sesuai jadwal untuk menjaga kualitasnya,” ucap Syaf Satriawarman.
Harapannya seluruh penduduk di Sidoarjo sebanyak 2,3 juta jiwa bisa menerima vaksin Covid-19 secara gratis dari pemerintah agar tercipta kekebalan komunitas.
Syaf menambahkan, saat ini pihaknya telah menerima 4.000 dosis vaksin dari Dinkes Jatim. Jumlah vaksin yang diterima itu baru sekitar 50 persen dari alokasi 8.720 dosis vaksin. Sesuai ketentuan perundangan, vaksin diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dengan jumlah total 11.200 orang. Dari jumlah tersebut, hanya 8.720 tenaga kesehatan memenuhi kriteria penerima vaksin.
”Adapun kriterianya antara lain berusia minimal 18 tahun dan maksimal 59 tahun. Dalam kondisi sehat dan bukan penyintas Covid-19, tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid, serta tidak sedang hamil ataupun menyusui,” kata Syaf Satriawarman.
Dinkes Sidoarjo telah menentukan 52 titik sebaran vaksin yang bisa dipilih oleh penerima vaksin. Titik sebaran itu antara lain di RSUD Sidoarjo, 26 puskesmas, serta sejumlah rumah sakit swasta dan klinik swasta. Setiap tenaga kesehatan akan menerima vaksin sebanyak dua kali dengan jeda waktu antara penyuntikan pertama dan penyuntikan berikutnya selama 14 hari.