Pencarian Korban Longsor Sumedang Diperpanjang, 13 Orang Masih Tertimbun
Pencarian korban tertimbun longsor di Sumedang dilakukan hingga Senin (13/1/2021). Masih ada 13 korban yang terus dicari petugas gabungan. Cuaca buruk masih menjadi kendala utamanya.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pencarian 13 korban tertimbun longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, diperpanjang hingga Senin (18/1/2021). Proses pencarian korban terkendala cuaca buruk dan potensi longsor susulan di sekitar tempat kejadian.
Data Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Bandung menyebutkan, hingga Sabtu (16/1/2021) pukul 18.00, jumlah korban yang sudah ditemukan 27 jiwa. Masih ada 13 korban yang diperkirakan masih tertimbun. Longsor di Cimanggung terjadi pada Sabtu (9/1/2021).
Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, dengan berbagai pertimbangan, pencarian korban diperpanjang hingga tiga hari ke depan. Ada empat sektor yang menjadi perhatian. Di sana bakal disediakan alat berat yang diperkuat petugas pencarian.
”Sesuai prosedur, batas pencarian dilakukan tujuh hari setelah kejadian. Kepala Basarnas memberikan tambahan tiga hari terhitung hari ini. Setelah itu, akan kami evaluasi lagi,” ujarnya.
Meski digunakan alat berat dan dikerahkan ratusan petugas, Deden menuturkan, pihaknya membutuhkan waktu karena pencarian bergantung pada cuaca. Pencarian terpaksa dihentikan jika terjadi hujan deras ataupun pergerakan tanah di lokasi kejadian.
”Kami juga perlu mementingkan keselamatan petugas. Apalagi, di sana tanahnya belum stabil dan sesekali ada pergerakan,” ujarnya.
Kepala Bidang Mitigasi Pergerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Agus Budianto menjelaskan, kondisi tanah yang belum stabil berpotensi menimbulkan longsor susulan. Apalagi, daerah longsor berbentuk seperti tapal kuda dengan kemiringan yang lebih ekstrem dari wilayah lainnya.
Selain itu, Agus mengingatkan, kondisi cuaca ekstrem juga masih melanda titik bencana. Kondisi hujan deras diperkirakan terus terjadi karena masih dipengaruhi musim hujan.
”Jika turun hujan, sebaiknya aktivitas di sekitar lokasi bencana dihentikan. Penduduk juga diminta untuk diungsikan sementara ke tempat yang aman. Apalagi, titik bencana telah menjadi wilayah alur air dengan tebing yang bersifat gembur dan jenuh air,” paparnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jabar (BPBD), selain korban jiwa, sebanyak 26 rumah rusak berat, 3 rusak sedang, dan 1 masjid rusak sedang. Bencana ini juga berdampak pada permukiman warga dengan hingga radius 30 meter dari mahkota longsor.
Akibatnya, 1.020 jiwa diungsikan di tiga titik, yaitu SD Ciparuag, Lapangan Manuk, dan SD Fatimah Az-Zahra. Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar Budi Budiman Wahyu menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkab Sumedang untuk melakukan kaji cepat dan evakuasi korban.
”Evakuasi dan pendataan korban terus dilakukan. Kami telah mengirimkan empat tenda pengungsian, mobil tangki hingga keperluan logistik untuk para pengungsi dan petugas,” ujarnya.