Radius 1 Kilometer dari Puncak Semeru Terlarang bagi Semua Aktivitas Manusia
Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi kembali. Saat ini, semua aktivitas manusia dilarang dilakukan dalam radius 1 kilometer dari puncak.
Oleh
CORNELIUS HELMY
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Radius 1 kilometer dari puncak Semeru dan 4 kilometer arah bukaan kawah di sekitar kawasan Besuk Krobokan terlarang bagi semua aktivitas manusia. Hal ini menyusul erupsi Semeru pada Sabtu (16/1/2021) yang diikuti awan panas guguran sejauh 4 kilometer.
Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyebutkan, erupsi Semeru terjadi pukul 17.24. Hingga Sabtu pukul 20.00, tinggi kolom abu belum teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 1 jam 11 menit 27 detik. Hingga saat ini, Semeru masih berstatus Waspada.
Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, semua aktivitas dalam radius 1 km dari puncak terlarang bagi manusia. Selain itu, jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara atau sekitar Besuk Kobokan juga berbahaya. Tidak hanya itu, semua pihak juga harus mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Semeru.
”Masyarakat harus menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas. Suhunya masih sangat tinggi. Radius dan jarak rekomendasi ini akan kami evaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” kata Kasbani.
Masyarakat harus menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas. Suhunya masih sangat tinggi.
Sebelum ini, erupsi Semeru terjadi pada Selasa (1/12/2020). Gunung ini memuntahkan awan panas sejauh 3 km pada pukul 01.23 yang disusul luncuran sejauh 11 km pukul 01.45. Saat itu, sebanyak 500 rumah tangga warga Dusun Kamar A Desa Oro-oro Ombo, Dusun Rowo Baung, dan Dusun Supit Urang di sekitar Besuk Kobokan diungsikan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Raditya Jati mengatakan, masyarakat yang bermukim di sekitar daerah aliran sungai Besuk Kobokan diminta waspada. Potensi bencana dapat muncul sewaktu-waktu. Intensitas curah hujan yang tinggi rawa memicu banjir lahar hujan.