Pengungsi gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dihantui potensi penularan Covid-19. Mereka sulit menerapkan protokol kesehatan di pengungsian.
Oleh
videlis jemali
·2 menit baca
MAMUJU, KOMPAS — Pengungsi gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dihantui penularan Covid-19. Mereka sulit menerapkan protokol kesehatan di pengungsian. Fasilitas pendukung pencegahan penularan juga tidak terlihat. Penyaluran bantuan dengan antre tanpa jaga jarak pun bisa memunculkan potensi penularan.
Berdasarkan pantauan di pengungsian terbesar di kompleks Stadion Manakarra, Mamuju, Sulbar, banyak penyintas lalu lalang tanpa masker. Mereka juga berkumpul di sekitar tenda, baik dengan anggota keluarga setenda maupun penyintas dari tenda lain, tanpa bermasker. Di sekitar pengungsian juga tidak terlihat fasilitas pencegahan penularan Covid-19, seperti tempat cuci tangan.
”Khawatir pasti. Namun, mau bagaimana dengan situasi ini. Kalau memakai masker di dalam tenda jadi lebih sumpek,” kata Hasnar (36), penyintas di Stadion Manakarra yang ditemui pada Senin (18/1/2021).
Saat berbincang dengan Kompas, ia tak memakai masker. Padahal, ia duduk di kursi di pinggir jalan tempat orang lalu lalang yang sebagian besar juga tidak bermasker. Ia mengatakan memiliki masker kain, tetapi sering tak dipakai.
Hal sama dilakukan Usman Said (46). Saat ditemui, ia yang berada dalam stadion memantau penyediaan dapur umum juga tidak memakai masker. Ia mengaku, masker tidak sempat diambil saat mengungsi. Rumahnya retak-retak, sebagian lantai terbongkar, dan perabot-perabot rumah berhamburan.
”Saya tetap hari-hati berkumpul dengan orang yang belum saya kenal baik. Semoga kita semua tidak kena Covid-19 di tengah bencana gempa ini,” ujarnya.
Bukan hanya kondisi pengungsian, distribusi bantuan juga berpotensi ”memekarkan” penularan Covid-19. Dalam pembagian bantuan berupa bahan pokok di posko induk Rumah Jabatan Wakil Bupati Mamuju, penyintas berkerumun di gerbang tanpa jaga jarak.
Saya tetap hari-hati berkumpul dengan orang yang belum saya kenal baik. Semoga kita semua tidak kena Covid-19 di tengah bencana gempa ini.
Mereka berdiri berdesak-desakan untuk mendapatkan jatah bantuan atau menyetorkan nama-nama anggota posko kepada petugas. Sebagian besar memang menggunakan masker. Namun, ada pula yang memakainya tidak tepat, misalnya hanya di sekitar dagu.
Penyintas yang tak ingin mengambil risiko penularan memilih duduk di tempat yang jauh dari antrean tersebut. Andra (35), salah satunya. Menurut dia, pembagian bantuan harus tetap memperhatikan protokol kesehatan. Untuk itu, ia menganjurkan penyaluran bantuan diubah.
”Petugas atau sukarelawan bisa menyalurkan bantuan ke posko-posko yang telah terdaftar agar tak terjadi kerumunan. Langkah itu bisa mengurangi kemungkinan penularan karena kerumunan tak terjadi,” ucap penyintas dari Kecamatan Mamuju Tengah itu.