Presiden Jokowi Perintahkan Perbaikan Infrastruktur
Banjir di sejumlah kabupaten/kota di Kalimantan Selatan selain merendam rumah warga, merusak berbagai sarana infrastruktur. Presiden Joko Widodo perintahkan perbaikan infrastruktur agar distribusi barang tak terganggu.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga merusak berbagai sarana infrastruktur. Karena itulah, Presiden Joko Widodo memerintahkan perbaikan infrastruktur yang rusak agar distribusi barang tak sampai terganggu.
Perintah itu disampaikan Presiden saat meninjau Jembatan Matraman di Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Senin (18/1/2021).
”Saya sudah minta ke Menteri PU agar dalam 3-4 hari ini bisa diselesaikan sehingga mobilitas distribusi barang tidak terganggu,” kata Presiden yang saat itu didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan untuk meninjau lokasi serta warga terdampak banjir. Selain posko pengungsian, Presiden meninjau berbagai sarana dan prasarana yang rusak akibat banjir. Salah satunya Jembatan Matraman yang merupakan sarana penghubung jalan nasional di Kalimantan Selatan. Kerusakan jembatan itu mengakibatkan akses jalan nasional yang merupakan jalur utama distribusi barang terputus.
Peninjauan langsung ke lokasi terdampak banjir dilakukan karena Presiden ingin memastikan kerusakan infrastruktur sekaligus merumuskan jalan keluar yang harus diambil. ”Saya ingin memastikan ke lapangan, yang pertama mengenai kerusakan infrastruktur yang memang terjadi. Ada beberapa jembatan yang runtuh, seperti kita lihat di belakang ini (Jembatan Matraman),” ujar Presiden.
Kunjungan kali ini juga dilakukan untuk memastikan evakuasi warga terdampak banjir berjalan dengan baik. Karena itu, Presiden menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan logistik dan lainnya di pengungsian.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun menginstruksikan agar seluruh jajaran pemerintah, dari kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat, bersama-sama memenuhi kebutuhan pengungsi. Sebab, berdasarkan laporan yang diterima, saat ini hampir 20.000 warga terdampak banjir berada di pengungsian.
”Ini yang penting karena hampir 20.000 masyarakat berada di dalam pengungsian. Kekurangan-kekurangan yang ada nanti bisa dibantu dari pemerintah pusat selain dari logistik yang ada di pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota,” tuturnya.
Banjir di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan diduga disebabkan tingginya curah hujan beberapa waktu belakangan. Curah hujan tinggi yang berlangsung selama sepuluh hari berturut-turut mengakibatkan Sungai Barito meluap.
Presiden juga datang untuk menyampaikan dukacita bagi para korban banjir di Kalimantan Selatan. ”Saya ingin menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban yang meninggal di musibah banjir di Kalimantan Selatan ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran dan keikhlasan,” ujarnya.
Kunjungan kerja kali ini dilakukan dengan protokol kesehatan ketat dan rombongan terbatas. Saat keberangkatan dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma menuju Banjarbaru, tak ada satu pun menteri yang turut dalam rombongan.
Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Herizal sebelumnya mengatakan, sebagian besar wilayah di Tanah Air, terutama Lampung, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, sebagian Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Merauke-Papua, saat ini telah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021.
”Untuk itu, BMKG terus meminta masyarakat dan semua pihak tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat,” ujar Herizal.
Wilayah berisiko dilanda bencana akibat cuaca ekstrem di antaranya sebagian besar Aceh, Sumatera Utara bagian timur laut, Kepulauan Riau, Solok Selatan-Sumatera Barat, Bungo-Jambi, Sumatera Barat, Bangka-Belitung, Lampung bagian timur dan selatan, Banten bagian utara dan tengah, Jawa Barat bagian barat, tengah, dan timur, Jawa Tengah bagian tengah dan barat timur serta wilayah pesisir utara, sebagian DIY, Jawa Timur bagian barat dan wilayah Tapal Kuda serta Madura.
Daerah lain di antaranya Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah, Sulawesi Barat bagian tengah, Sulawesi Selatan bagian utara dan selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Papua Barat wilayah sekitar Teluk Bintuni, serta Papua bagian barat dan tengah, terutama dapat terjadi di Kabupaten Dogiyai, Nabire, dan Kabupaten Paniai.