logo Kompas.id
NusantaraPalu Membalas Budi Sulbar
Iklan

Palu Membalas Budi Sulbar

Rasa kemanusiaan mencapai kulminasinya saat bencana. Semangat solidaritas sosial mampu menggerakkan nurani untuk menggalang donasi bagi penyintas gempa di Sulawesi Barat, tak terkecuali dari warga Sulawesi Tengah.

Oleh
Videlis Jemali/Reny Sri Ayu/Saiful Rijal Yunus/Ikhsan Mahar
· 4 menit baca

Rasa kemanusiaan mencapai kulminasinya saat bencana. Semangat solidaritas sosial mampu menggerakkan nurani untuk menggalang donasi bagi penyintas gempa di Sulawesi Barat, tak terkecuali dari warga Sulawesi Tengah.

https://cdn-assetd.kompas.id/wH4KNTmi9h6K08zMXGFEHr_JiAI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2Fa422fe76-c17d-4e07-b4cd-b9d1df04196c_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga korban gempa berkekuatan M 6,2 bertahan di tenda pengungsian di luar Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021) malam. Penyintas membutuhkan makanan atau bahan makanan karena persediaan mereka sudah menipis.

MAMUJU, KOMPAS — Meskipun belum sepenuhnya pulih dari bencana gempa 2018, masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya Palu, berempati dengan penyintas gempa di Sulawesi Barat. Mereka membalas budi dengan menggalang solidaritas kemanusiaan bagi Sulbar.

Hanya dalam hitungan dua hari, sukarelawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sulawesi Tengah (Sulteng) menerima 2 ton donasi kebutuhan pokok untuk penyintas gempa di Kabupaten Mamuju, Sulbar. Bantuan disalurkan kepada penyintas lewat posko MDMC Sulbar di kompleks Masjid Fastabiqulkhaerat Muhammadiyah, Mamuju, Senin (18/1/2021) siang.

”Respons masyarakat sangat cepat. Ini pengumpulan donasi tercepat dengan jumlah banyak yang pernah kami terima,” kata Ketua Bidang Organisasi MDMC Sulteng Fery El Shirinja.

Ruslan Sangaji (45), warga Palu, juga menggalang bantuan lewat jaringannya di Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Sulteng. Saat ini terkumpul 1,5 ton barang dan masih terus bertambah.

Baca juga: Rupa-rupa Solidaritas Penyintas Gempa Sulawesi Barat

Ruslan menggalang donasi sebagai bentuk solidaritas sesama penyintas bencana. Rumahnya roboh total saat gempa, tsunami, dan likuefaksi pada 28 September 2018. Merasakan uluran tangan dari banyak orang pada masa kelam itu, ia bangkit mengobarkan semangat yang sama.

”Spirit kemanusiaan jadi motivasi untuk bergerak bersama,” ucapnya.

https://cdn-assetd.kompas.id/m-535IDSlqt2iHo-dm0aAziJ_CA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F9da4de85-a891-48a4-a89d-56a301e9f85e_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Foto udara tenda pengungsian korban gempa berkekuatan M 6,2 di luar Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021) malam.

Bromangge, komunitas pesepeda di Palu, juga menggalang bantuan bagi penyintas gempa Sulbar. Satu truk bantuan bahan pokok disalurkan dengan melibatkan Kepolisian Daerah Sulbar dan Kepolisian Resor Kota Mamuju.

”Kami rasakan bagaimana masyarakat Sulbar menjadi salah satu pihak yang paling awal membantu kami ketika terjadi gempa dan tsunami 2018. Ini bentuk kepedulian dan balas budi kami bagi saudara di Sulbar,” ujar Zulfikar, Ketua Bromangge Palu, di sela-sela penyaluran bantuan, kemarin.

Pemerintah kota/kabupaten serta provinsi di Sulteng menyiapkan pula bahan kebutuhan pokok untuk didistribusikan ke Sulbar. Pemerintah Provinsi Sulteng dan Kota Palu, sejak Jumat, mendirikan dapur umum di kompleks Kantor Gubernur Sulbar untuk melayani sukarelawan dan pengungsi.

Kami rasakan bagaimana masyarakat Sulbar menjadi salah satu pihak yang paling awal membantu kami ketika terjadi gempa dan tsunami 2018. Ini bentuk kepedulian dan balas budi kami bagi saudara di Sulbar. (Zulfikar)

Tak hanya logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Palu juga berbagi pengalaman mendata korban dan dampak kerusakan gempa kepada pemangku kepentingan di Mamuju. Pendataan penting dalam penanganan bencana.

Iklan

Simak juga: Sejarah Gempa dan Tsunami Sulawesi Barat

https://cdn-assetd.kompas.id/MTseeY1C_RXJ9MUgqA5Fts486JI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F847b6f91-aaf6-4d7e-b69d-4600c47eeb61_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Komunitas sepeda Palu membagikan bantuan kepada penyintas gempa bumi di tenda pengungsian Budit Dayang, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021). Bantuan dari warga mulai berdatangan di lokasi pengungsian warga yang terdampak gempa bumi berkekuatan M 6,2.

Kekerabatan

Solidaritas kemanusiaan yang mengalir dari daerah di sekitar Sulbar tak lepas dari kekerabatan yang kuat dan norma setempat. Rahmat Muhammad, sosiolog Universitas Hasanuddin, mengatakan, Sulbar, yang warganya mayoritas adalah suku Mandar, merupakan daerah yang menjadi simpul kekerabatan sekaligus menghubungkan Sulawesi Selatan dan Sulteng.

Nilai kekerabatan dan kemanusiaan pun telah lama tertanam di masyarakat. Jika masyarakat Bugis memiliki nilai sipakatau (saling memanusiakan), sipakainge (saling mengingatkan), dan sipakalebbi (saling menghargai), masyarakat Mandar hingga Kaili di Palu mempunyai nilai dan norma sama.

Di masyarakat Mandar dikenal pappasang atau ajaran hidup sipakatau (saling memanusiakan), sipakalqbi (saling menghargai), siasayangni (saling menyayangi), sianoang paqmaiq (saling mengasihi), juga sitando-tandoi (saling menerima dan memberi).

Antropolog Universitas Hasanuddin, Pawennari Hijjang, berpandangan, masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi, memiliki nilai yang dijunjung tinggi, utamanya terkait adanya ancaman bagi orang sekitarnya. Tak hanya terkait ancaman, bahkan saat dalam kegembiraan, warga ikut berpartisipasi.

Di masyarakat Mandar dikenal pappasang atau ajaran hidup sipakatau (saling memanusiakan), sipakalqbi (saling menghargai), siasayangni (saling menyayangi), sianoang paqmaiq (saling mengasihi), juga sitando-tandoi (saling menerima dan memberi).

”Dalam hal pesta, misalnya, orang akan menunjukkan solidaritas dengan membantu mereka yang memiliki hajatan. Apalagi kalau terkait bencana, di mana ada ancaman terhadap nyawa dan perut, mereka harus hadir,” katanya.

Tak mengherankan, dalam CAF World Giving Index 2018, Indonesia dinobatkan sebagai negara paling dermawan. Dalam The Legatum Prosperity Index 2020, Indonesia juga menempati peringkat ke-6 dalam kategori modal sosial.

https://cdn-assetd.kompas.id/IJ0J8-rdTY3hYTsgPzoFvuEoleI=/1024x566/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F2fae7fb4-c6dd-4012-85cb-2a2ddba43b27_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Penyintas gempa bumi mengambil bantuan di tenda pengungsian Budit Dayang, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021).

Ribuan mengungsi

Gempa bermagnitudo 6,2 di Sulbar, Jumat (15/1/2021) dini hari, menghadirkan duka mendalam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat, hingga Senin siang, 84 orang meninggal, 679 orang luka ringan, dan 253 warga luka berat akibat gempa. Selain itu, 19.435 orang mengungsi.

Uluran tangan sangat dibutuhkan penyintas gempa Sulbar, apalagi masih banyak yang belum tersentuh bantuan. Di posko induk rumah jabatan Wakil Bupati Mamuju, Senin siang, misalnya, antrean penyintas bubar di tengah jalan karena stok barang habis. Di tenda-tenda pengungsian, anak-anak masih membutuhkan diaper.

Di tengah kondisi itu, pemerintah dan warga diminta mewaspadai potensi gempa susulan dan ancaman longsor akibat guyuran hujan. Di sisi lain, kerumunan pengungsi dan antrean distribusi bantuan yang belum memenuhi protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 berpotensi menimbulkan ledakan kasus.

Baca juga: Pengungsi Gempa di Mamuju Rawan Tertular Penularan Covid-19

https://cdn-assetd.kompas.id/q1R2CVJpWhBmpUd9gtVfPXMMSlY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F9c118973-5422-45bf-9932-c355166a0009_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Penyintas gempa bumi antre mendapatkan bantuan logistik di Rumah Jabatan Wakil Bupati Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021). Posko tersebut menjadi salah satu tempat pemberian bantuan logistik untuk penyintas gempa bumi di Mamuju.

Editor:
wahyuharyo
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000