Proses Vaksinasi Covid-19 Mulai Berjalan di Mataram, Masih Ditemukan Kesalahan pada Data Tenaga Kesehatan
Vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai berjalan. Hanya saja, masih ditemukan kesalahan data yang membuat tak semua tenaga kesehatan yang terdaftar bisa langsung divaksinasi.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Proses vaksinasi tenaga kesehatan sebagai penerima tahap awal vaksin Covid-19 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai berlangsung. Masih ada kesalahan data yang membuat tidak semua tenaga kesehatan terdaftar bisa langsung divaksinasi.
Pencanangan vaksinasi Covid-19 di NTB mulai dilakukan pada Kamis (14/1/2021) lalu. Sebanyak 19 tokoh, termasuk Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, mengikuti pemberian perdana vaksin Covid-19 di NTB. Setelah itu, vaksin diberikan kepada tenaga kesehatan di dua wilayah, yakni Mataram dan Lombok Barat.
Sehari sebelum pencanangan, Dinas Kesehatan Provinsi NTB mulai menyalurkan vaksinasi ke dua wilayah tersebut. Sebanyak 7.000 dosis vaksin (untuk sekali suntik) didistribukan ke Mataram dan 4.080 dosis vaksin untuk Lombok Barat.
Di Mataram, sejak Sabtu (16/1/2021) lalu, vaksinasi untuk tenaga kesehatan dilaksanakan di 22 fasilitas kesehatan yang ditunjuk. Itu terdiri dari 11 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan 11 rumah sakit serta klinik.
Pantauan Kompas, proses vaksinasi pada Selasa pagi di lantai dua Puskesmas Mataram berjalan lancar. Tenaga kesehatan (nakes) yang terdaftar datang ke sana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker.
Setelah itu, mereka menuju meja registrasi dan memperlihatkan SMS Undangan Vaksinasi Covid-19 sesuai dengan aplikasi yang digunakan kepada petugas. Di sana dilakukan pengecekan data, termasuk nomor induk kependudukan dan lainnya hingga sesuai dengan sistem.
Setelah itu, tenaga kesehatan yang akan menerima vaksin langsung masuk ruangan dan menuju meja screening (pemeriksaan). Di sana, petugas memeriksa suhu tubuh, tekanan darah, dan menanyakan beberapa hal terkait kondisi nakes, riwayat penyakit, riwayat kontak dengan pasien Covid-19, gejala-gejala Covid-19, hingga masalah pencernaan.
Setelah lolos screening, nakes tersebut diarahkan menuju ruang vaksinasi yang dijaga seorang vaksinator. Setelah semua siap, termasuk nakes, penyuntikan vaksin dilakukan dan berlangsung cepat. Dari sana, nakes menuju area pemantauan selama 30 menit untuk melihat kemungkinan munculnya keluhan.
”Sejauh ini tidak ada apa-apa yang saya rasakan. Saya tidak cemas. Insya Allah, saya yakin vaksinasi ini (akan berhasil),” kata Lalu Bramawangsa Banjar, dokter muda yang bertugas di Rumah Sakit Kota Mataram.
Setelah dipastikan tidak ada keluhan, nakes yang telah divaksinasi kemudian menerima Kartu Vaksinasi Covid-19 dan diperbolehkan pulang.
Kesalahan data
Menurut Kepala Puskemas Mataram dr Wiwik Nurlaela, setiap hari kuota untuk nakes yang divaksinasi sebanyak 20 orang. Itu dibagi dalam dua sesi untuk menghindari kerumunan.
Meski kuota per hari sebanyak 20 orang, dalam dua terakhir, kuota itu tidak penuh. Menurut Wiwik, pada Senin kemarin hanya 12 nakes yang divaksinasi dan pada Selasa ini yang terdaftar hanya dua orang.
”Kemauan untuk vaksin tinggi. Tetapi, ini harus sesuai sistem. Tidak seperti imunisasi di posyandu yang sekarang mau, sekarang selesai,” kata Wiwik.
Artinya, untuk bisa divaksinasi, nakes harus terlebih dulu menerima pesan singkat berisi undangan. Dengan demikian, jika dalam satu hari hanya dua orang yang menerima pesan untuk divaksinasi (di fasilitas kesehatan yang mereka pilih), hanya dua orang itu saja yang diproses.
Kemauan untuk vaksin tinggi. Tetapi, ini harus sesuai sistem. Tidak seperti imunisasi di posyandu yang sekarang mau, sekarang selesai.
Selain masalah itu, kata Wiwik, mereka juga menemukan kesalahan data. Itu membuat nakes yang sudah terdaftar dan menerima pesan (SMS) belum bisa divaksinasi. ”Mungkin ada kesalahan saat pengisian. Misalnya pada umur, yang tertulis lahir 2020 atau nomor induk kependudukan mereka tidak terdaftar,” kata Wiwik.
Hal itu juga yang membuat empat nakes pada Senin kemarin belum bisa menerima vaksin. ”Ada 16 yang terdaftar. Tetapi, karena ada masalah di data, empat orang tidak bisa ditindaklanjuti. Kami sudah laporkan hal itu ke pusat dan juga ke Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial,” kata Wiwik.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi menyatakan sudah mengetahui tentang masalah data nakes tersebut. Oleh karena itu, mereka akan melakukan perbaikan dan dimasukkan kembali ke Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK).