RS Penuh, Puluhan Pasien Covid-19 Balikpapan Terpaksa Dirawat di UGD
Puluhan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan Kota Balikpapan dirawat seadanya di UGD karena ruang isolasi dan ICU rumah sakit rujukan penuh. Solusi cepat dibutuhkan untuk mencegah kematian pasien bergejala.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Puluhan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, dirawat seadanya di unit gawat darurat karena ruang isolasi dan ICU di rumah sakit rujukan penuh. Kondisi ini butuh solusi segera untuk menekan kematian akibat virus SARS-CoV-2 tersebut.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Edy Iskandar mengatakan, semua ruang khusus pasien Covid-19 di rumah sakit yang ia pimpin itu sudah penuh. Jumlah tempat tidur khusus pasien Covid-19 di sana berjumlah 150. Adapun tempat tidur di ruang ICU khusus Covid-19 berjumlah 17 buah.
”Karena seluruh tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19 di ruang ICU dan rawat inap penuh, ada sekitar 20 pasien yang masih dirawat di UGD,” kata Edy, dihubungi pada Selasa (19/1/2021).
Pasien dipindahkan ke ruangan khusus jika sudah ada pasien Covid-19 yang sembuh atau meninggal. Sebelumnya, rumah sakit dengan alat paling memadai tersebut menyediakan lima tempat tidur di ruangan UGD untuk pasien Covid-19. Tempat tidur tersebut terpisah dari UGD pasien umum untuk menghindari penularan kepada pasien lain.
Namun, karena pasien Covid-19 terus berdatangan, terpaksa pihak rumah sakit menempatkan mereka di UGD yang seharusnya untuk pasien umum. Edi mengatakan, puluhan pasien Covid-19 itu sudah dipisahkan dengan pasien umum di UGD, tetapi belum sesuai standar perawatan penyakit menular. Pasien itu hanya dipisahkan sekat kaca, tetapi tidak dilengkapi ventilator.
Namun, karena pasien Covid-19 terus berdatangan, terpaksa pihak rumah sakit menempatkan mereka di UGD yang seharusnya untuk pasien umum.
Pemkot Balikpapan tengah mengkaji untuk menjadikan Embarkasi Haji Balikpapan menjadi rumah sakit darurat. Namun, hal itu butuh waktu dan persetujuan Pemprov Kaltim. RS Kanudjoso Djatiwibowo sebagai rumah sakit rujukan utama akhirnya menambah tempat tidur di setiap ruang isolasi pasien Covid-19. Satu ruangan yang seharusnya berisi empat tempat tidur saat ini sudah ditambahkan menjadi enam tempat tidur.
”Konsekuensinya, pasien jadi rapat saat perawatan. Kami hanya bisa menambah 32 tempat tidur darurat dan semuanya sudah terisi,” kata Edy.
Ia mengatakan sedang mengajukan gedung radio terapi untuk dijadikan ruang tambahan pasien Covid-19 ke Gubernur Kaltim. Gedung itu diperkirakan selesai pembangunan pada Februari. Jika sudah disetujui, lantai 2 dan 3 berkapasitas 40 tempat tidur akan dipakai untuk merawat pasien Covid-19.
Kasus tinggi
Pada Selasa (19/1/2021), penambahan kasus harian Covid-19 di Balikpapan menunjukkan rekor baru, yakni 202 kasus terkonfirmasi positif. Sebanyak 58 orang bergejala dan dirawat di rumah sakit.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, saat ini rumah sakit rujukan sudah ditambah menjadi 11 rumah sakit yang semula berjumlah delapan rumah sakit. Dari 459 tempat tidur khusus pasien Covid-19, terisi 423 tempat tidur. Artinya, hanya tersisa 36 tempat tidur.
Jumlah tersebut masih jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan keterisian rumah sakit maksimal 60 persen. Ketika sudah mencapai angka itu, penambahan tempat tidur diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
”Kami akan mengkaji untuk menjadikan Embarkasi Haji Balikpapan sebagai rumah sakit darurat. Sebab, rumah sakit sudah ditambah dan masih kurang,” ujar Rizal yang juga menjabat Ketua Satgas Covid-19 Balikpapan.
Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan akan mengoptimalkan pengawasan kepada pasien tanpa gejala agar kondisinya tidak memburuk. Selain itu, pasien yang melakukan isolasi mandiri juga akan diawasi penuh agar tidak berkeliaran di rumah supaya tidak menularkan virus ke anggota keluarga lain.
”Pengawasan pasien yang menjalani isolasi mandiri itu dilakukan petugas puskesmas. Kami menekankan agar mereka benar-benar diawasi supaya kondisinya tidak memburuk sehingga bisa mencegah jumlah pasien yang harus dirawat di rumah sakit,” kata Andi.
Sebelumnya, pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Ike Anggraeni, telah mengingatkan pentingnya ketersediaan fasilitas kesehatan. Jumlah tempat tidur dan ruangan khusus pasien Covid-19 yang memadai menjadi salah satu kunci menghadapi Covid-19. Fasilitas kesehatan yang memadai dapat menekan kematian pasien.
”Ruang perawatan yang memadai akan membantu meringankan beban pasien dengan gejala berat karena langsung dirawat dan bisa menekan angka kematian yang dipicu Covid-19,” kata Ike.
Kejadian di sejumlah daerah lain di Indonesia bisa menjadi pelajaran. Banyak pasien Covid-19 yang terpaksa isolasi mandiri karena tak mendapatkan rumah sakit. Ayah Dewi (bukan nama sebenarnya), misalnya. Pasien dari Kota Depok, Jawa Barat, itu meninggal dalam usaha pencarian rumah sakit pada Sabtu (19/12/2020) malam (Kompas, 19/1/2021).