Sebagian pengungsi Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tetap bersiap pulang, Namun, mereka memastikan akan terus meningkatkan kesiapsiagaannya menyikapi aktivitas vulkanik Merapi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Karena desanya tidak lagi dipetakan sebagai daerah rawan terdampak bahaya erupsi, sebagian warga lereng Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang saat ini masih berada di pengungsian, kini mulai bersiap untuk kembali pulang ke rumah. Kendati demikian, mereka memastikan akan tetap meningkatkan kesiapsiagaan, mewaspadai perubahan aktivitas vulkanik yang mungkin terjadi.
Ismail, Kepala Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, mengatakan, menyadari lokasi desa tidak lagi dipetakan sebagai daerah terdampak bahaya erupsi, sebanyak 121 warga Desa Krinjing yang saat ini mengungsi di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, memutuskan untuk pulang pada Jumat (22/1/2021). Namun, mereka pun tetap siap untuk kembali ke pengungsian saat diperlukan.
”Kami siap untuk kembali mengungsi saat terjadi perubahan aktivitas dan status Gunung Merapi menjadi Awas,” ujarnya, Kamis (21/1/2021).
Seperti diberitakan sebelumnya, (Kompas, 16/1/2021), berdasarkan rekomendasi terbaru Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), potensi bahaya erupsi Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas ke sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Sungai Putih, sejauh maksimal 5 kilometer dari puncak.
Sebelumnya, daerah yang ditetapkan sebagai daerah bahaya adalah dusun-dusun yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Gunung Merapi. Di Kabupaten Magelang, daerah bahaya tersebut sebelumnya dipetakan terdiri atas sembilan dusun di tiga desa, termasuk di dalamnya Desa Krinjing.
Saat kembali berada di desa, Ismail mengatakan, masyarakat Desa Krinjing nantinya juga akan tetap melakukan ronda dan melakukan pemantauan terhadap aktivitas Gunung Merapi. Menurut dia, warga sudah menyadari bahwa mereka tidak akan mengurangi kewaspadaan karena Gunung Merapi saat ini masih berstatus Siaga. Dia pun juga memastikan bahwa warganya akan tetap menyiapkan satu tas berisi berbagai keperluan sehari-hari, yang siap dibawa saat kembali mengungsi.
Sebanyak tiga dusun di Desa Krinjing, yaitu Dusun Pugeran, Trono, dan Trayem, sebelumnya dipetakan sebagai daerah bahaya karena berjarak sekitar 5 kilometer dari Gunung Merapi. Oleh karena itu, sejak awal November hingga sekarang, sebanyak 12 warga dari kelompok rentan dari tiga dusun tersebut mengungsi di Balai Desa Deyangan. Dibandingkan dengan desa-desa lainnya, warga pengungsi dari Desa Krinjing terbilang cukup disiplin mematuhi arahan untuk bertahan di pengungsian dan tidak bolak-balik pulang ke rumah.
Wahyudi, salah seorang koordinator pengungsi asal Dusun Babadan I Desa Paten, Kecamatan Dukun, mengatakan, saat ini sebagian warga pengungsi yang sudah mengetahui informasi tentang perubahan pemetaan daerah bahaya dari BPPTKG sudah mulai mengajukan permintaan untuk kembali pulang. Namun, karena baru diajukan oleh sejumlah orang saja dan belum menjadi kesepakatan dari warga satu dusun, permintaan itu belum ditindaklanjuti.
Namun, karena baru diajukan oleh sejumlah orang saja dan belum menjadi kesepakatan dari warga satu dusun, permintaan itu belum ditindaklanjuti.
”Kami masih ragu untuk pulang karena hingga saat ini status tanggap darurat bencana erupsi Merapi di Kabupaten Magelang justru diperpanjang,” ujarnya.
Status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi yang sebelumnya berlaku 1-15 Januari 2021, kini, sesuai surat keputusan Bupati Magelang Nomor 180.182/9/KEP/46/2021, telah diperpanjang, berlaku mulai 16 Januari 2021 hingga 14 Februari 2021.
Namun, jika kemudian sebagian warga itu tetap ingin pulang, mereka pun juga dipersilakan meninggalkan pengungsian dengan upaya dan kendaraannya sendiri.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Supranowo, mengatakan, masih sama seperti sebelumnya, sejauh ini Pemerintah Kabupaten Magelang belum mengeluarkan rekomendasi bagi pengungsi untuk pulang ke rumah. Alasannya, masih ada potensi terjadinya letusan eksplosif yang membahayakan desa-desa di sekitarnya, warga, terutama dari kelompok rentan diharapkan tetap bertahan di pengungsian.
Kendatipun demikian, Supranowo mengatakan, pihaknya juga tidak bisa melarang warga untuk kembali pulang ke rumah. Namun, warga yang sudah berada di desa diharapkan juga tetap meningkatkan kewaspadaan karena hingga saat ini status Gunung Merapi masih ditetapkan Siaga.